linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Kenapa Tukang Cukur Banyak Berasal dari Garut?
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Kenapa Tukang Cukur Banyak Berasal dari Garut?
Gaya Hidup

Kenapa Tukang Cukur Banyak Berasal dari Garut?

Hilal Ahmad 11 Oktober 2023
Share
waktu baca 7 menit
Tukang cukur Asgar bisa ditemukan di berbagai kota.
Tukang cukur Asgar bisa ditemukan di berbagai kota.
SHARE

linimassa.id – Di usia berapa kamu paham kalau tukang cukur asgar adalah kepanjangan dari asli Garut atau asal Garut? Ya, banyak juga loh tempat cukur rambut yang tukang cukurnya berasal dari Garut.

Contents
Asal MulaAplikasiKomunitasSekolahWarisan

Kalau dipikir-pikir, tukang cukur di perkotaan memiliki satu persamaan. Bukan soal model cukuran, tetapi asal muasal mereka.

Meski tak selalu sama, kebanyakan dari mereka berasal dipastikan dari Garut. Lebih spesifik, berasal dari Kecamatan Banyuresmi yang dikenal sumber pemangkas rambut.

Ini dapat dibuktikan dari dua hal. Pertama, kefasihan dalam bertutur logat atau berbahasa Sunda dan kedua, terpampang tulisan “Asgar” di depan tokonya yang merupakan singkatan dari “Asli Garut”.

 

Asal Mula

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, jika ditarik mundur ke tahun 1950-an. Ini buntut carut-marut keamanan kota Garut.

Saat itu, di Garut terjadi konflik bersenjata antara gerakan separatis DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) pimpinan S.M Kartosoewirjo dengan TNI.

Sepanjang pertempuran itu, catat Kees Van Dijk dalam Darul Islam: Sebuah Pemberontakan (1993), terjadi kebrutalan besar yang dilakukan oleh gerombolan DI/TII.

Tercatat, dalam kurun 1953-1956, para gerombolan melakukan serangan ke rumah-rumah warga di malam hari. Tujuannya untuk mencari perbekalan dan menambah anggota, di mana mereka tidak segan bertindak kejam jika penduduk tidak mau bergabung.

Dari kekacauan ini, ribuan penduduk Garut, termasuk penduduk Banyuresmi, pada akhirnya memilih mengungsi ke kota terdekat. Salah satu yang paling aman adalah Bandung.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Mereka yang biasa bertani, pada akhirnya dituntut mencari usaha lain di kota orang. Dari mulai pedagang, menjadi tukang bangunan, jasa sol sepatu, termasuk juga pemangkas rambut.

Meski begitu, Dedi Junaedi dalam Eksistensi Pangkas Rambut Asgar di Kota Bandung, 1950-2016 (2021) menyebut, dari sekian banyak profesi baru itu, pemangkas rambut adalah yang paling menjanjikan. Sebab, para pria yang jadi target pasar setiap saat pasti datang ke tukang cukur untuk merapihkan rambut.

Terlebih lagi, menjadi tukang cukur tidak membutuhkan modal besar. Mereka bisa mencukur di sembarang tempat, termasuk di bawah pohon rindang.

Dari sinilah awal mula para perantau Garut turut menambah persebaran jasa pemangkas rambut di perkotaan yang sebenarnya sudah ada sejak masa kolonial. Dan, dari sini pula asal-muasal kata “Asgar” muncul.

Setelah pemberontakan berhasil diredam dan mereka kembali pulang kampung, bukan berarti para perantau Garut itu berhenti jadi tukang cukur. Kacaunya keamanan berdampak pada sulitnya ekonomi.

Menurut Dedi Junaedi dalam Eksistensi Pangkas Rambut Asgar di Kota Bandung, 1950-2016 (2021), dua faktor inilah yang membuat mereka tetap menjalani profesi tersebut. Malah mereka rela mengajarkannya ke generasi muda sesuai pemikiran tradisional adat Sunda.

Dalam alam pikir orang Sunda, orang yang lebih tua harus membimbing yang muda. Sedangkan, anak muda harus menghormati orang tua.

Dalam konteks profesi, para pencukur pun berupaya mengajarkan anak-anak muda supaya bisa menjadi pencukur handal saat dewasa. Sejak kecil, mereka sering dibawa ke tempat cukur untuk memperhatikan tata cara pencukuran rambut.

Barulah saat beranjak dewasa, mereka mulai diterjunkan mencukur rambut dengan bimbingan para senior sebelum akhirnya membuka pangkas rambut sendiri.  Atas dasar inilah, para pencukur Asgar tidak pernah ‘mati’ karena terjadi pewarisan ilmu lintas generasi yang tidak terputus, sehingga selalu sukses merapikan rambut jutaan warga dari waktu ke waktu.

 

Aplikasi

Baru-baru ini Kabupaten Garut meluncurkan aplikasi online bernama Pang-Ling. Melalui aplikasi ini, konsumen bisa memanggil tukang cukur rambut ke rumah. Pang Ling, kepanjangan dari pangkas rambut keliling.

Pang-Ling diluncurkan karena komunitas persatuan pencukur rambut Garut ingin ada inovasi baru. Sebab, kota ini memang sudah dikenal sebagai gudangnya tukang cukur rambut di Indonesia selain Madura.

Kalau dating ke Garut, khususnya singgah di Kecamatan Leles dan Banyuresmi, usaha pangkas rambut di sini sudah seperti Alfamart dan Indomaret.

Maka dari itu, sebagian tukang cukur Asgar (asli Garut) merantau ke beberapa daerah di Jawa Barat, bahkan ke Jakarta. Sehingga, jangan heran kalau misalnya ada slogan Asgar di daerah tersebut.

 

Komunitas

Di Garut, saking banyaknya orang yang terjun menggeluti dunia pangkas rambut, didirikanlah komunitas Persaudaraan Pangkas Rambut Garut (PPRG).

Komunitas ini didirikan untuk menggaet para tukang cukur rambut di pelosok Garut agar saling mengenal dan tahu asal mula adanya tradisi cukur rambut Garut. Hingga kini, anggota PPRG yang tercatat mencapai lebih dari 2.000 orang.

Selain PPRG, ada komunitas lain seperti si Asgar itu tadi yang pernah saya bilang di awal pembahasan. Si Asgar ini komunitas yang sangat terkenal di media sosial semacam Facebook. Nama Facebook mereka kompak di belakangnya ada kata “Asgar”.

Misal, Asep Nurwahyudi Asgar, Jajang Surjajang Asgar, dan lain sebagainya. Bahkan, komunitas Asgar punya anggota yang dibanggakan yakni si Thor. Thor, kan, dari Asgar.

Dengan adanya komunitas-komunitas inilah yang membikin tukang cukur di Jawa Barat didominasi oleh orang Garut. Orang selain Garut pun, masuk juga ke komunitas ini untuk sekadar pengin belajar cukuran. Komunitas ini juga terlibat dalam pembuatan aplikasi Pang-Ling tadi.

 

Sekolah

Setiap kecamatan yang berada di daerah Kabupaten Garut memiliki ciri khas masing-masing. Misal, di Kecamatan Bungbulang terkenal dengan batu akiknya. Di Rancabango terkenal dengan tradisi adu dombanya. Sedangkan, kecamatan yang memiliki sekolah tukang cukur di Garut adalah Banyuresmi.

Pemilik sekolah tukang cukur di Banyuresmi yaitu Abah Atroxs. Abah mengajar siswa selama 30 kali pertemuan. Mereka akan diberi ilmu, mulai dari mengenal alat, pewarna, sopan santun, sampai akhlak di lapangan.

Untuk menambah pengalaman siswa didiknya, Abah kerap menjalin kerja sama dengan sekolah yang mengizinkan para siswanya dipangkas rambut secara gratis.

Bagi siswa yang telah lulus pelatihan, lapangan kerja kemudian siap menampung. Bahkan, beberapa barbershop dan rumah cukur rambut di wilayah Bandung dan Jabodetabek siap menampung lulusan sekolah Abah.

 

Warisan

Punya keahlian sebagai tukang cukur bagi warga Garut tidak pernah disia-siakan. Terlebih, tidak pelit ilmu. Mau siapa pun yang pengin belajar nyukuran, mereka welcome. Dalam satu keluarga, ditularkan keahliannya ke sanak keluarga lain.

Keahlian ini warisan yang terus dijaga. Semacam gen yang turun-menurun. Bagi mereka, ini sebuah keahlian khusus dalam industri fesyen. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Banten Internasional Stadium
Fasilitas Banten Internasional Stadium Dilengkapi, Pemprov Anggarkan Rp14,5 Miliar
Gaya Hidup
Bank Sampah Digital
Bank Sampah Digital Inisiasi Program Sekolah Sadar Sampah
News
Lulusan SMP di Banten
54 Ribu Lulusan SMP di Banten Terancam Putus Sekolah
Pendidikan
Satpol PP Tangerang
Satpol PP Tangerang Razia Tempat Prostitusi di Karawaci, Anak 16 Tahun Diangkut
News
Perjanjian Lama
PH Asal Pamulang Garap Film Perjanjian Lama, Angkat Persoalan Sosial Masyarakat di Jawa Tengah
Gaya Hidup
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?