linimassa.id – Topi menjadi akasesori yang populer di berbagai penjuru dunia. Sebagai salah satu jenis penutup kepala, penggunaan topi dimaksudkan untuk beberapa alasan.
Umumnya digunakan sebagai pelindung dari sinar matahari dan aksesoris pakaian. Topi juga dapat digunakan sebagai media promosi perusahan dan souvenir untuk dibagikan kepada pelanggan maupun khalayak lain.
Dalam beberapa upacara seremonial dan keagamaan penggunaan topi dapat menjadi keharusan. Di dunia militer topi dapat menyatakan tingkat dan kepangkatan seorang pasukan.
Bentuk umum sebuah topi biasanya bulat, memiliki penutup kepala bagian atas, dan berbahan rafel wash, katun, denim, dan sueding.
Topi memiliki beragam jenis seperti bucket hat, visor cap, boater, breton hat, panama, bowler, snapback, dad hat, dan newsboy cap.
Asal Mula
Sebuah catatan sejarah tertua mencatat bahwa topi sudah dikenal sejak 3000 SM. Sedangkan para arkeolog banyak yang berpendapat bahwa sebuah temuan sejarah masa paleolitik 26.000 tahun lalu bernama Venus of Brassempouy menggambarkan topi.
Selain itu, topi juga ditemukan dalam bentuk lukisan pada sebuah makam di Mesir. Lukisan itu menggambarkan seorang laki-laki yang menggunakan topi jerami berbentuk kerucut pada 3200 SM.
Para penduduk Mesopotamia kuno sering menggunakan topi kerucut terbalik yang mirip seperti vas. Sedangkan di wilayah Yunani dan Roma dikenal juga topi bernama Pileus atau Phrygian Cap yang bentuknya mirip batok kepala sederhana.
Pileus banyak digunakan oleh budak yang sudah merdeka dan banyak digunakan selama masa perang Revolusi sebagai simbol perjuangan kebebasan melawan kaum elit Monarki.
Perkembangan
Topi yang awalnya dipergunakan sebagai perlengkapan perang hingga alat pelindung kepala, pada masa abad pertengahan topi digunakan sebagai salah satu aksesori pelengkap pakaian.
Hennin adalah hiasa kepala yang berbentuk kerucut “menara” atau kerucut terpotong dipakai hingga akhir Abad Pertengahan oleh perempuan Eropa dari kelas bangsawan.
Pada pertengahan abad-19, perempuan mulai menggunakan bonnets yang bentuknya lebih besar dengan berbagai hiasan seperti bunga, pita, hingga bulu yang cantik.
Tradisi mengenakan topi juga harus dilakukan ketika menonton acara pacuan kuda berasal dari Royal Ascot di Inggris.
Semua tamu yang hadir diwajibkan mengenakan topi, dan tradisi ini diadopsi juga oleh Amerika Serikat pada acara balap kuda yang dilakukan di Kentucky Derby.
Pada 1980-an dan awal-awal abad-21, topi-topi modern mulai banyak diproduksi dan menarik perhatian kaum muda untuk mengikuti mode fashion terbaru, misalnya snapback hingga topi trucker.
Kini banyak topi yang jadi identitas profesi tertentu misalnya Toque oleh koki, Mitres yang dipakai oleh Uskub, Turban oleh orang Sikh, hingga Peci yang jadi identitas laki-laki muslim.
Semakin berkembangnya mode dan fashion di seluruh dunia topi basbol sebagai seragam bisbol lalu dikenakan juga untuk cabang olahraga hingga bagian dari seragam militer dan kepolisian.
Bahkan seiring perkembangan waktu, topi bisbol umum dikenakan dalam kehidupan sehari-hari.
Para hatters (pembuat topi) di London paling terkenal adalah James Lock & Co dari St. James Street, yang diklaim sebagai toko topi tertua di dunia.
Pileus banyak digunakan oleh budak yang sudah merdeka dan banyak digunakan selama masa perang Revolusi sebagai simbol perjuangan kebebasan melawan kaum elit Monarki.
Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang hal tersebut. Beberapa teori mengatakan bahwa topi pertama kali ditemukan pada zaman prasejarah ketika manusia menggunakan daun atau kulit binatang untuk menutup kepala mereka dari sinar matahari dan hujan.
Teori lain mengatakan bahwa topi pertama kali ditemukan di Mesir Kuno, di mana topi digunakan sebagai tanda status sosial dan untuk melindungi kepala dari panas matahari. Topi juga digunakan di Yunani Kuno, di mana topi digunakan oleh para prajurit untuk melindungi kepala mereka selama perang.
Populer
Topi menjadi populer pada abad ke-16 dan ke-17 di Inggris. Pada saat itu, topi menjadi bagian dari busana pria dan wanita Inggris. Pada abad ke-18, topi menjadi sangat populer di seluruh Eropa dan Amerika Utara. Pada saat itu, topi digunakan sebagai tanda status sosial dan menjadi bagian dari busana formal.
Pada abad ke-19, topi menjadi lebih terfokus pada fungsi praktis. Topi melindungi kepala dari sinar matahari dan hujan, dan digunakan oleh para pekerja seperti nelayan dan petani. Selama periode ini, topi juga menjadi populer di kalangan wanita dan dikenakan sebagai aksesoris mode.
Pada abad ke-20, topi terus mengalami perkembangan dan menjadi lebih beragam dalam bentuk dan fungsi. Topi baseball dan topi golf menjadi populer pada awal abad ke-20. Topi fedora dan topi bowler menjadi populer pada tahun 1920-an dan 1930-an. Pada tahun 1960-an, topi bucket dan topi beanie menjadi populer sebagai aksesoris mode.
Topi terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Ada banyak model topi yang tersedia, seperti topi baseball, topi golf, topi fedora, topi bowler, topi bucket, topi beanie, dan banyak lagi. Selain itu, topi juga tersedia dalam berbagai bahan seperti kain, wol, kulit, dan plastik.
Topi juga menjadi bagian dari budaya populer. Topi baseball menjadi bagian dari budaya olahraga Amerika dan topi snapback menjadi populer di kalangan pecinta musik hip-hop. Topi juga menjadi aksesoris mode yang populer di kalangan selebriti dan penggemar mode. (Hilal)