linimassa.id – Baru-baru ini beredar tren video di TikTok memasak telur dalam oven dan saat ditusuk malah meledak. Kok bisa? Ini penjelasannya.
Seorang kreator konten di TikTok bernama Shafia Bashir mengalami luka bakar di wajahnya akibat ledakan telur yang dimasak dalam microwave. Kejadian ini diunggah di video TikToknya.
Ini berawal ketika Shafia Bashir memasak telur menggunakan microwave. Telur tersebut lebih dulu dimasukkan ke dalam gelas baru dimasukkan ke dalam microwave.
Saat ia ingin mengeluarkan telur menggunakan sendok, tiba-tiba telur tersebut meledak dan membuat sisi kanan wajah Shafia mengalami luka bakar.
Meskipun ia telah mencuci wajahnya menggunakan air dari keran, tetapi rasa panas itu tetap terasa hingga akhirnya ia memilih untuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Kasus lain seputar telur meledak ini ada pelanggan restoran yang mengaku terluka bakar karena telur rebus yang dimakan meledak setelah dihangatkan menggunakan microwave.
Sudah menjadi kebiasaan, restoran memasak telur rebus setengah matang dan kemudian memanaskannya kembali menggunakan microwave demi efisiensi selama memberikan pelayanan. Namun rupanya, telur rebus yang dipanaskan dengan microwave itu meledak saat digigit.
Menurut laman IFL Science, kasus tersebut sudah diselesaikan di luar pengadilan, namun fenomena telur rebus meledak saat digigit itu tetap menjadi sorotan.
Uap
Menurut Ken Braswell, presiden Eggland’s Best franchisee Braswell Farms, alasan telur meledak di dalam microwave adalah karena penumpukan uap di dalam telur.
“Air di dalam telur memanas dengan cepat, kemudian berubah menjadi uap, tetapi uap ini tidak mudah keluar. Jika tekanan telur tinggi, telur akan meledak,” ujarnya seperti yang dikutip dari Yahoo Life (06/06/23).
Tekanan ini diperparah oleh struktur telur karena telur memiliki selaput tipis yang menyegel cairan di dalamnya. Braswell mengatakan bahwa ledakan telur dalam microwave sangat umum terjadi.
Biasanya terjadi ketika telur mulai terlalu matang. Hal ini juga dibenarkan oleh Stephen Chen, pendiri dan CEO peralatan masak microwave Anyday. Menurutnya, saat protein telur mengeras maka air di dalamnya tidak bisa kemana-mana.
Ini bisa disiasati dengan cara menusuk telur hingga ke bagian kuning telur menggunakan tusuk gigi atau pisau. Cara ini berlaku jika kamu ingin memanaskan telur rebus menggunakan microwave.
Dengan cara tersebut akan memberikan jalan keluar uap sehingga mengurangi tekanan. Kemudian, setel daya microwave agar tidak terlalu tinggi, melainkan di antara 60-70%.
Lebih sedikit intensitas, artinya akan lebih sedikit tekanan. Kamu juga bisa memberi waktu jeda saat memasak telur menggunakan microwave. Jadi, di tengah waktu memasak, kamu hentikan sebentar untuk membalikkan posisi telur.
Sebab, bagian atas telur akan matang lebih cepat daripada bagian bawahnya ketika direbus menggunakan microwave. Dengan membalikkan posisi telur memungkinkan uap keluar melalui sisi yang kurang matang.
Penting juga untuk memiliki wadah yang tepat untuk menaruh telur di dalam microwave. Pilihlah wadah dengan material keramik yang tidak cepat panas.
Microwave memancarkan gelombang mikro yang tepat menumbuk partikel ditengah-tengah benda yang kita masukkan kedalam microwave (dalam kasus ini telur). Partikel yang terkena gelombang akan bergerak tidak beraturan menimbulkan gesekan, gesekan berubah menjadi panas, panas menjadikan tekanan di inti telur dan diluar telur berbeda sangat signifikan.
Karena tidak mampu menahan tekanan yang terlalu tinggi maka telur akan pecah.
Percobaan
Peneliti dari Charles M. Salter Associates di San Francisco, Anthony Nash dan Lauren von Blohn, mengaku telah melihat fenomena ini. Mereka meneliti meletusnya telur rebus yang dipanaskan pakai microwave itu setelah ada pelanggan menggugat restoran.
Para peneliti memulai riset dengan melihat video di Youtube yang menunjukkan telur meledak di dalam microwave. Mereka kemudian melakukan eksperimen dan menemukan bahwa beberapa telur rebus meledak saat dipanaskan di microwave.
Namun, 30 persen di antaranya tetap utuh saat dipanaskan di dalam micwowave. Telur yang utuh itu baru meledak setelah diambil dari dalam microwave dan ditusuk dengan benda tajam.
Telur-telur dalam eksperimen ini direbus, diletakkan di dalam air, dan kemudian dipanaskan selama tiga menit. Telur yang masih utuh dikeluarkan dan ditaruh di atas lantai, kemudian para peneliti menusuk telur-telur itu hingga meledak.
Para peneliti itu mendapati bahwa telur-telur yang ditusuk itu meledak hingga menghambur dengan jarak satu kaki serta mengeluarkan suara 86 hingga 133 desibel. Suara ini sekuat gergaji mesin atau petir yang keras, tapi ledakan telur ini sangat singkat sehingga tidak mungkin menyebabkan kerusakan pendengaran. Tapi ledakan seperti itu memang agak berbahaya.
“Menurut statistik, kemungkinan telur meledak dan merusak pendengaran seseorang cukup jarang terjadi. Ini seperti bermain rolet,” kata Nash dalam sebuah pernyataan.
Namun yang menarik dalam percobaan itu, para peneliti menemukan bahwa kuning telur, baik yang meledak maupun tidak, suhunya lebih tinggi dari air di sekitarnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa kuning telur lebih bisa menerima radiasi gelombang mikro daripada air.
Kondisi itu mungkin karena protein di dalam telur menjadi kantong yang memerangkap air di dalam kuning telur, yang kemudian menjadi sangat panas di atas titik didih air. Bila kantong ini dirusak, baik dengan cara ditusuk maupun digigit, bahan dalam telur yang sama-sama panas itu akan meledak.
Kesimpulannya, kemungkinan bukan ide bagus memanaskan telur rebus di dalam microwave, dan benar-benar berbahaya memakan telur rebus yang dipanaskan lagi dengan microwave. (Hilal)