linimassa.id – Hingga saat ini Sholawat Badar cukup populer dan banyak dilantunkan oleh masyarakat muslim Indonesia.
Sholawat tergolong ke dalam amalan yang dapat dikerjakan kapan saja, baik itu setelah sholat fardhu maupun sholat sunnah.
Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sama seperti memohon doa kepada Allah untuk Rasulullah. Tujuan membaca sholawat sendiri agar mendapat syafaat Nabi Muhammad di akhirat nanti.
Bukan hanya manusia, malaikat juga ikut bersholawat sebagaimana dijelaskan dalam surah Al Ahzab ayat 56.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya,”
Dinyanyikan
Sholawat Badar juga dinyanyikan oleh beberapa grup band dan penyanyi religi Indonesia. Sholawat Badar berisi doa dan pujian kepada nabi Muhammad SAW serta para ahli (perang) badar.
Ternyata Sholawat Badar diciptakan oleh salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU), yaitu KH Ali Manshur Shiddiq.
Disebutkan dalam laman NU Online, hingga kini Sholawat Badar jadi syair wajib bagi nahdliyin dan dilantunkan pada setiap kegiatan NU.
Sejarah kemunculan Sholawat badar di Indonesia digalakan ketika masa-masa pemberontakan G30S PKI. Kala itu, para santri NU melantunkan Sholawat Badar agar membedakan dengan Genjer-Genjer PKI.
Disebutkan dalam buku Sholawat Populer oleh Suhaidi Ghazali dan Shabri Shaleh Anwar, Sholawat Badar diciptakan oleh KH Ali Mansur untuk keselamatan Indonesia ketika dirinya menjabat sebagai ketua PCNU Banyuwangi.
Sementara itu, ada juga pendapat lain yang mengatakan Sholawat Badar muncul ketika warga muslim Madinah menyambut kedatangan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah.
Tetapi, menurut buku Misteri Bulan Suro tulisan Muhammad Sholikhin, pendapat tersebut sangat lemah dan tidak dapat dijadikan sumber hukum.
Keutamaan
Mengutip dari buku Menjadi Tentram dan Bahagia dengan Shalat oleh Muhammad Fadlun S Pd I, terdapat beberapa keutamaan dan fadhilah mengenai bacaan sholawat. Antara lain sebagai berikut seperti disebut laman Detik Hikmah.
- Dapat Melebur Dosa
Bacaan sholawat dapat melebur dosa. Jika diperhatikan, bacaan sholawat yang dilantunkan berisi permohonan ampun agar Allah bisa memberikan keselamatan dan rahmat kepada Nabi Muhammad. Hal tersebut sekaligus menyebabkan leburnya dosa-dosa yang pernah dilakukan, sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku 100 kali pada hari Jumat, maka Allah pasti akan mengampuni dosanya meskipun dosanya sebanyak buih di lautan.”
- Kunci Terkabulnya Doa
Keutamaan selanjutnya dari melantunkan sholawat adalah sebagai kunci terkabulnya doa, ini diriwayatkan dalam sebuah hadits yang berbunyi:
“Tiada satupun doa kecuali ada sebuah penghalang (yang tertutup) antara yang berdoa dengan langit sehingga ia embaca sholawat kepada nabi ‘alaihi shalatu wasalam : apabila seseorang yang berdoa membaca sholawat maka terbukalah penghalang itu lalu masuklah doa tersebut. Dan apabila tidak dilakukan seperti itu, maka doa akan kembali,”
- Jaminan Memperoleh Keselamatan
Dari bacaan shoalwat maka kita akan diberikan keselamatan, terutama pada hari kiamat, yakni di akhirat sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
“Barang siapa yang membaca sholawat kepadaku 10 kali di pagi hari dan di waktu petang 10 kali, maka Allah akan menyelamatkannya dari guncangan besar yang sangat mengejutkan kelak di hari kiamat, dan ia akan dihimpun bersama orang-orang yang diberi nikmat dan bersama para nabi dan para shidiqqin,”
- Memperoleh Surga
Saking agungnya bacaan sholawat, siapa saja yang melantunkan akan diberikan pahala khusus yaitu jaminan surga. Tidak ada balasan yang nilainya melebihi surga.
“Jibril datang kepadaku dan berkata, “Wahai Muhammad, tiada seseorang yang bersholawat kepadamu, kecuali 70.000 malaikat akan bersholawat kepadamu, dan barang siapa yang dibacakan sholawat kepadanya oleh para malaikat, maka ia termasuk ahli surga.” (Hilal)