linimassa.id – Bagi yang tidak sempat tarawih berjamaah di rumah karena kondisi fisik lelah dan sebagainya, bisa loh melakukan salat tarawih sendirian di rumah. Selagi Ramadan, ibadah apapun harus disempatkan bukan? Mumpung pahalanya sedang dilipatgandakan.
Melansir dari detikJabar, hukum melaksanakan sholat tarawih yaitu sunnah muakkad atau sunnah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat.
Dilansir dari buku Puasa Syarat Rukun & yang Membatalkan oleh Saiyid Mahadhir mencantumkan mazhab Syafii, dijelaskan bahwa umumnya niat itu diartikan dengan suatu maksud untuk suatu hal disertai dengan perbuatannya.
Salat tarawih bisa dilakukan sendiri di rumah atau berjamaah di masjid. Muslim dapat melaksanakan amalan ini selepas salat Isya hingga akhir malam atau menjelang subuh.
Ada beberapa pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih seperti 8 rakaat dan 20 rakaat, seperti dikutip dari buku Fiqih Praktis.
Mereka yang 8 rakaat berpegang pada hadits Aisyah yang diriwayatkan Bukhari & Muslim bahwa Nabi SAW tak pernah salat sunnah malam hari lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadan maupun bulan lainnya.
Usai menjalankan salat tarawih 8 atau 20 rakaat maka akan dilanjutkan dengan salat witir 3 rakaat.
Niat Salat Tarawih Sendiri di Rumah
Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap pekerjaan itu bergantung dengan niat dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan. Berikut niat salat tarawih sendiri di rumah.
Bacaan Niat Salat Tarawih Sendiri
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak’atayni mustaqbilal qiblati lillāhi ta’ālā
Artinya: “Aku niat salat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini, karena Allah Ta’ala.”
Niat Salat Witir Sendiri
Usai melaksanakan salat tarawih 8 rakaat dengan salam setiap dua rakaatnya, setiap Muslim dianjurkan mengakhirinya dengan sholat witir. Berikut niat sholat witir sendiri.
Bacaan Niat Salat Witir 3 Rakaat Sendiri
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka’âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Aku menyengaja salat sunnah Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini karena Allah Ta’ala,”
Tata Cara
Tata cara tarawih sama dengan salat fardhu atau salat sunah lainnya. Diawali dengan niat, takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Imam Ahmad mengatakan, dalam tarawih imam sebaiknya membaca ayat-ayat pendek atau ringan. Tujuannya agar tidak memberatkan jamaah lainnya. Namun ukuran berat ringannya tergantung kebiasaan imam dan makmum di daerah tersebut.
Adapun urutannya adalah:
1. Pelafalan niat Tarawih.
2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.
3. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
4. Baca ta’awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Quran.
5. Rukuk.
6. Itidal.
7. Sujud pertama.
8. Duduk di antara dua sujud.
9. Sujud kedua.
10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
12. Salam pada rakaat kedua.
13. Istighfar dan dianjurkan membaca doa kamilin setelah selesai Tarawih.
Sholat tarawih dilakukan 8 rakaat dengan 4 salam atau 20 rakaat dengan salam (satu salam di setiap 2 rakaat)
Doa Setelah Tarawih
Berikut doa setelah sholat tarawih yang dilansir dari NU Online.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allâhummaj’alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ’ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu’ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na’mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa ‘alâ sariirl karâmati qâ’idîn. Wa bi hûrun ‘in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha’âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka’sin min ma’în. Ma’al ladzîna an’amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj’alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su’adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Semoga membantu ya untuk melaksanakan tarawih di rumah. (Hilal)