linimassa.id – Di beberapa negara, salju lagi rajin-rajinnya turun. Bagi daerah yang tidak bahkan jarang turun salju, salju merupakan hal istimewa.
Salju dari bahasa Arab ثلج, salji, adalah bentuk padat air yang jatuh ke bumi dari atmosfer atau awan yang telah membeku menjadi kristal padat dan seperti hujan yang menutupi secara permanen atau sementara (23 persen) dari seluruh permukaan bumi.
Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara atas seperti atmosfer, biosfer, iklim, meteorologi, cuaca, jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut kepingan salju, pakis seperti kristal es, kelompok dari kesemuanya.
Pada suhu tertentu salju, titik beku, 0° Celsius, 32° Fahrenheit, salju biasa meleleh dan hilang. Proses saat salju/es berubah secara langsung ke dalam uap air tanpa mencair terlebih dulu disebut menyublim. Proses lawannya disebut pengendapan.
Saat salju membeku, sering kali menjadi pecahan kecil yang disebut “kepingan salju”. Salju merupakan prasyarat buat kegiatan olahraga musim dingin seperti ski dan kereta luncur).
Di dunia, salju biasa terjadi pada negeri beriklim subtropis dan sedang. Namun, ada juga daerah tropis yang bersalju, yakni di Pegunungan Jayawijaya dan Barisan Sudirman di Papua, Indonesia.
Selain itu, ada juga salju di Gunung Kilimanjaro, Tanzania, yang sekarang semakin menipis karena perubahan iklim dan pemanasan global.
Kristal
Salju pada dasarnya berwarna sebening kristal, tetapi karena pantulan cahaya matahari kita melihatnya seperti putih.
Meski salju hanya terjadi di bagian tertentu di belahan dunia, adanya salju memiliki dampak luas pada iklim di bumi. Dengan mempelajari salju, terbentuknya salju, di mana salju turun dan bagaimana salju berubah dari waktu ke waktu, para ilmuwan dapat membantu meningkatkan prediksi badai.
Dengan mempelajari salju, para ilmuwan dapat belajar lebih banyak tentang keterkaitan antara salju dan cuaca. Sehingga dapat dipahami bagaimana perubahan salju dapat memengaruhi iklim, gletser dan pasokan air di seluruh dunia.
Salju merupakan bentuk padat air yang mengkristal di atmosfer dan jatuh ke bumi, menutupi secara permanen atau sementara, sekitar 23 persen dari permukaan bumi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salju adalah butiran uap air bewarna putih bagaikan kapas yang membeku di udara dan jatuh ke bumi akibat temperatur udara di daerah itu berada di bawah titik beku.
Dilansir dari National Snow and Ice Data Center (NSIDC), lapisan salju adalah bagian dari Cryosphere dari bahasa Yunani yaitu kryos yang artinya frost dalam bahasa Inggris atau embun beku dalam bahasa Indonesia.
Salju adalah pengendapan (presipitasi) padat dalam bentuk kristal es. Salju berasal dari awan ketika suhu berada di bawah titik beku (0 derajat celcius atau 32 derajat fahrenheit), ketika uap air di atmosfer berkondensasi langsung menjadi es tanpa melalui tahap cair.
Setelah kristal es terbentuk, ia menyerap dan membekukan uap air tambahan dari udara di sekitarnya, tumbuh menjadi kristal salju atau pelet salju, yang kemudian jatuh ke bumi.
Keping
Seperti tetesan hujan, kepingan salju mulai sebagai uap air di awan. Ketika awan sangat dingin, uap air ini berubah menjadi kristal es.
Salju terbentuk ketika kristal es kecil di awan bersatu menjadi kepingan salju (snowflakes) saat suhu rendah dan ada kelembaban di atmosfer.
Kepingan salju terdiri dari kristal es kecil yang banyak yang saling menempel kemudian akan menjadi cukup berat sehingga jatuh ke bumi.
Kepingan salju yang turun melalui udara lembab yang sedikit lebih hangat dari 0 derajat celcius akan meleleh di sekitar tepinya dan tetap bersatu menghasilkan serpihan besar.
Kepingan salju yang jatuh melalui udara yang dingin dan kering menghasilkan salju bubuk yang tidak saling menempel.
Salju adalah akumulasi kristal es penuh sesak dan kondisi gumpalan salju menentukan berbagai kualitas seperti warna dan suhu.
Saat kondisi cuara berubah, gumpalan salju juga dapat berubah dan ini memengaruhi karakteristik salju.
Karakteristik
Karakteristik salju dapat dilihat dari berbagai faktor antara lain warna-warna salju, kedalaman dan suhu salju.
Secara umum, warna salju terlihat putih merata karena efek cahaya. Kristal es di salju memantulkan sinar matahari ke segala arah sehingga menciptakan warna putih.
Namun salju bisa berwarna biru, merah, hijau bahkan hitam di belahan dunia yang berbeda. Warna salju disebabkan oleh debu atau jamur yang dikumpulkan oleh salju saat melayang jatuh di udara.
Salju merah terjadi di beberapa daerah di Eropa terutama Italia, di mana udara dipenuhi dengan partikel debu dari pasir merah gurun Sahara. Kedalaman dan suhu salju Suhu permukaan salju tergantung suhu udara di atasnya.
Semakin dingin udara di atas, semakin dingin lapisan salju di dekat permukaannya, terutama dalam 30-45 sentimeter (12-18 inci).
Salju di dekat tanah pada lapisan salju yang lebih dalam lebih hangat karena dengan tanah yang hangat. Tanah relatif hangat karena panas yang disimpan tanah selama musim panas sifatnya lambat menghilang.
Selain itu, salju adalah insulator yang baik, sehingga memperlambat aliran panas dari tanah yang hangat ke udara dingin di atas.
Salju sebagai mineral Salju dapat diklasifikasikan sebagai mineral karena salju terbuat dari air beku atau es yang membeku.
Mineral adalah padatan homogen yang terbentuk secara alami, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia yang pasti dan susunan atom yang teratur.
Es terjadi secara alami, dengan suhu di bawah 0 derajat celcius atau 32 derajat fahrenheit. Es ini bersifat homogen (dari satu bahan), terbentuk secara anorganik dan memiliki struktur atom yang teratur.
Es memiliki komposisi kimia tertentu yaitu H2O dengan ikatan atom hidrogen dan oksigen secara spesifik. (Hilal)