linimassa.id – Ramen merupakan masakan mi kuah yang selama ini dikenal dari Jepang. Namun ternyata mi ini juga berasal dari Tiongkok. Orang Jepang juga menyebut ramen sebagai chuka soba atau soba dari Tiongkok atau shina soba karena soba atau o-soba dalam bahasa Jepang sering juga berarti mi.
Menurut catatan sejarah Tokugawa Mitsukuni (Mito Komon) sering disebut sebagai orang Jepang yang pertama kali makan ramen. Masakan mi kuah ala Cina pertama kali dihidangkan untuk Tokugawa Mitsukuni. Pembuatnya adalah seorang ilmuwan Konghucu dalam pengasingan dari Dinasti Ming yang diundang untuk datang ke Domain Mito.
Ramen diperkirakan mulai dinikmati rakyat banyak pada zaman dahulu. Pada waktu itu, ramen sudah masuk ke dalam menu berbagai rumah makan di kawasan permukiman keturunan Tionghoa di Kobe dan Yokohama.
Setelah itu, pada zaman Taisho, penjual mi di Hokkaido sudah menjual ramen seperti ramen yang dikenal orang sekarang ini.
Aliran
Di Jepang, mi kuah umumnya terdiri dari dua aliran:
Mi kuah dalam menu rumah makan yang dikelola imigran dari Tiongkok, misalnya mi kuah dengan tauge, mi kuah tanpa lauk (tanmen), mi pangsit kuah, atau mi ala Kanton. Ramen dengan rasa miso atau rasa shio juga dicantumkan dalam menu.
Mi kuah oleh pedagang kaki lima di waktu malam yang kemudian membuka rumah makan ramen. Pedagang kaki lima yang berkeliling menjajakan ramen dengan gerobak dorong sudah ada di Jepang sejak zaman Edo.
Penjual ramen berkeliling memakai gerobak sambil meniup terompet charamela. Lagu yang dibunyikan adalah nada “sol la si – sol la – sol la si la sol la -“. Oleh karena itu, penjual ramen keliling dalam bahasa Jepang sering disebut charamela.
Pedagang keliling zaman sekarang sudah menggunakan pemutar rekaman sebagai pengganti charamela. Selain itu, pedagang ramen sering menggunakan mobil dan membawa kursi untuk berdagang di tempat ramai.
Setiap daerah atau kota di Jepang biasanya memiliki masakan ramen khas yang dipakai sebagai daya tarik pariwisata.
Tradisi ramen lokal berasal dari usaha membangkitkan perekonomian daerah pada tahun 1980-an. Salah satu di antaranya dengan mempromosikan keunikan ramen khas masing-masing daerah di Jepang.
Promosi juga dilakukan lewat artikel di berbagai majalah. Salah satu promosi yang dianggap paling berhasil adalah promosi sapporo ramen. Wisatawan dalam negeri beramai-ramai mengunjungi Hokkaido untuk makan sapporo ramen.
Keunikan ramen khas daerah memiliki nilai komersial yang tinggi. Di Jepang terdapat banyak sekali buku-buku laris mengenai ramen. Biro perjalanan juga menawarkan paket wisata untuk berkeliling menikmati ramen dari penjual ramen terkenal.
Khas
Ciri khas dari ramen adalah bentuk minya yang tipis dan juga berwana kuning. Mi tersebut kemudian dimasukan kedalam sebuah mangkuk yang berisi kuah yang terbuat dari berbagai jenis kaldu. Kaldu asli Jepang sendiri memang berasal dari kaldu tulang dan lemak babi.
Tapi seiring perkembangan kandungan nutrisi dan kebijakan pemerintahan Jepang yang menginginkan Ramen sebagai makanan pariwisata di negaranya, kuah Ramen bergeser menjadi olahan tulang ayam dan seafood terutama tulang dan kulit udang. Termasuk di Jakarta, kuah Ramen kebanyakan bukan dari babi.
Sejarah awal ramen ini bermula ketika pada tahun 1910, saat itu ada dua orang koki yang berasal dari Cina di restoran Rairaken, Tokyo yang memperkenalkan makanan baru yang berupa mi dengan kuah kaldu yang mereka beri nama Shina Shoba (Mi China).
Masakan mie kuah ala Cina pertama kali dihidangkan untuk Tokugawa Mitsukuni. Pembuatnya adalah seorang ilmuwan Konghucu dalam pengasingan dari Dinasti Ming yang diundang untuk datang ke Domain Mito.
Konon ramen baru bisa dinikmati rakyat banyak pada zaman Meiji setelah ramen masuk dalam menu restoran – restoran di kawasan permukiman penduduk Tionghoa kota Kobe dan Yokohama. Penjelasan lain mengatakan bahwa ramen yang dikenal di Jepang sekarang ini berasal dari Shio Ramen yang diperkenalkan di Hokkaido pada zaman Taisho.
Jenis
Bagi yang memang sudah sering mengonsumsi mi ramen, pastinya sudah tahu kan jenis-jenis mi ramen yang ada.
Shio
Shio atau garam laut merupakan bumbu tertua dari kuah ramen dan yang terinspirasi dari tempat asalnya di daratan Tiongkok. Topping yang digunakan dalam penyajiannya adalah potongan daging ayam, daun bawang, beberapa sayuran dan tak ketinggalan nori. Kuah shio berwarna kekuningan dengan rasa yang lebih asin dari jenis ramen yang lainnya.
Shoyu
Shoyu sendiri artinya adalah saus kecap dalam bahasa Jepang. Biasanya, Shoyu dipadukan dengan daging ayam, seafood, pork atau terkadang kaldu yang dihasilkan dari daging sapi. Ciri khas dari jenis ramen yang satu ini adalah kuahnya yang berwarna hitam kecoklatan yang cerah karena kuahnya sendiri terbuat dari saus kecap. Topping paling umum yang disajikan shoyu ramen adalah rebung, nori, ikan kue, telur rebus, daun bawang dan juga tauge.
Miso
Miso ramen merupakan sajian ramen yang bisa dikatakan berbeda dan umurnya tidak setua shio ramen serta shoyu ramen yang berasal dari Hokkaido. Ciri khas dari ramen ini memiliki adalah kuah yang lebih kental berwarna kuning kecoklatan karena terbuat dari pasta miso yang dicampur dengan kaldu ayam atau ikan dan terkadang juga terbuat dari kaldu daging babi.
Tonkotsu
Tonkotsu adalah sebutan ramen yang memiliki arti tulang babi. Ramen jenis ini memang memiliki kuah yang terbuat dari tulang babi. Ciri khas dari ramen jenis ini adalah berwarna putih dengan tekstur yang kental. Kuahnya terbuat dari tulang babi yang direbus selama berjam-jam sehingga menghasilkan kaldu berlemak warna putih yang rasanya sangat gurih.
Curry
Kuah ramen curry, atau kari, mempunyai ciri khas lebih kental dibanding kuah jenis lain dan rasanya lebih kaya. Warnanya yang agak keruh menandakan penggunaan bumbu rempah kari yang cukup intens. Dari segi rasa sepertinya kuah ramen curry ini lebih mudah masuk ke lidah orang Indonesia yang suka masakan berbumbu.
Mungkin bagi sebagian dari kita, menyeruput kuah mi bukanlah hal yang biasa dilakukan. Namun hal itu akan sangat berbeda jika kamu berada di Jepang.
Menyeruput adalah salah satu hal yang wajib dilakukan saat menyantap ramen. Dan cara menyeruput kuah yang baik dan benar adalah menyeruput hingga mengeluarkan bunyi, “Slurp!” Ini adalah tanda bahwa kamu menikmati ramen tersebut. Bukan cuma menikmati, menyeruput ini juga merupakan tanda kalau kamu menghormati dan menyukai racikan sang chef lho. (Hilal)