linimassa.id – Bagi penyuka amalan sunah, saatnya menunaikan puasa Tasua dan Asyura. Ini merupakan puasa sunah yang dikerjakan pada tanggal 10 di bulan Muharram.
Kemuliaan bulan Muharram salah satunya karena memiliki nama Syahrullah atau bulan Allah, pada zaman sebelum Hijriyah dilarang melakukan pembunuhan dan peperangan pada bulan tersebut.
Awalnya puasa ini dilakukan Nabi Musa ‘Alaihissalam sebagai bentuk rasa syukur yang sangat luar biasa kepada Allah SWT. Nabi Musa AS dan umatnya yaitu Bani Israil diselamatkan dari musuh.
Allah SWT membelah laut merah, lalu memberi kesempatan kepada Nabi Musa AS dan umatnya untuk menyeberangi lautan. Setelah itu, laut ditutup kembali dan musuh yang masih mengejar diterjang gelombang air laut dan hanyut.
Kata “Asyura” berasal dari kata ‘asyrah yang berarti sepuluh, dan bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang mulia yang disebut oleh Rasulullah SAW sebagai “Syahrullah al-Muharram” (bulan Allah Muharram).
Puasa Asyura merupakan puasa yang dilakukan oleh para nabi dan umat-umat sebelum turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW.
Terdapat hadis yang menjelaskan bahwa “Hari Asyura adalah hari di mana orang-orang Quraisy berpuasa pada masa jahiliyah, dan Nabi Muhammad juga berpuasa pada hari Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, beliau melaksanakan puasa dan memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hari itu. Namun, ketika wajib berpuasa di bulan Ramadhan ditetapkan, umat Islam beralih untuk berpuasa di bulan Ramadhan dan meninggalkan puasa Asyura. Tetapi, bagi siapa yang ingin berpuasa, ia boleh melakukannya, dan bagi yang ingin berbuka, ia boleh melakukannya.” (HR. Bukhari Muslim dari Aisyah RA).
Merujuk jumhur ulama, puasa Asyura hukumnya wajib sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Setelah turun perintah wajibnya puasa Ramadhan, puasa Asyura ini menjadi sunnah muakkad (sangat dianjurkan).
Anjuran tentang puasa Asyura tercantum dalam banyak hadis, salah satunya hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ .
Artinya: “Dari Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh untuk berpuasa pada hari itu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan puasa Tasua pada 9 Muharram. Hadis tentang anjuran puasa Tasua tercatat dalam hadis riwayat Ibnu Abbas.
Dari hadis tersebut, puasa Tasua pada 9 Muharram merupakan anjuran tambahan sebagai pembedaan dari tradisi kaum Yahudi. Saat orang-orang Yahudi mengagungkan puasa Asyura, Nabi Muhammad mengarahkan umat Muslim untuk berpuasa sehari sebelumnya, yaitu pada 9 Muharram.
Jadwal puasa Tasu’a tahun 2023 jatuh pada tanggal 10 Muharram 1444 H, yang jika mengacu pada penanggalan biasa akan jatuh pada 27 Juli 2023.
Pada tanggal tersebut, dapat melaksanakan puasa Tasu’a yang bersifat sunnah atau tidak wajib. Puasa Asyura dilaksanakan secara berurutan dengan puasa Tasua. Oleh karena itu, puasa Asyura tahun 2023 akan jatuh pada 28 Juli 2023, atau tanggal 10 Muharram 1445 H.
Kita dapat melaksanakan puasa Tasu’a dan Asyura secara berurutan pada tanggal 9-10 Muharram.
Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma Taasuu’aa-a lilaahi ta’aalaa.”
Artinya: “Saya niat puasa Tasua karena Allah ta’ala.”
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma aasyuuraa-a lilaahi ta’aalaa.” Artinya: “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’ala.”
Keutamaan
Kedua puasa ini memiliki keutamaan yang tidak main-main. Simak ini:
- Menghapus Dosa Selama Satu Tahun
Hadis riwayat Muslim menyebut, Rasulullah SAW pernah mendapat pertanyaan tentang apakah keutamaan dari puasa Arafah.
Beliau menjawab, siapapun yang berpuasa Arafah akan dihapuskan dosanya setahun yang sudah berlalu dan setahun setelah puasa dilakukan.
Ditanyakan pula tentang apa istimewanya puasa Asyura dan Nabi Muhammad SAW menjawab, dosa orang yang melakukan puasa tersebut setahun yang sudah berlalu akan dihapus.
- Lebih Dekat kepada Allah
Sebagai salah satu ibadah mulia dan keutamaan puasa Asyura, menahan lapar dan haus kemudian menjaga diri dari nafsu dan segala hal yang membatalkan puasa tentu mengingatkan diri tentang berbagai hal tentang keislaman.
Ditambah pula dengan menyelenggarakan berbagai ibadah lain mulai dari zikir lalu puasa sunnah, memuliakan anak yatim juga akan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Puasa Utama
Merujuk pada hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah. Rasulullah Saw bersabda: ‘Puasa (sunah) yang paling utama setelah (puasa) di bulan Ramadan adalah (puasa) pada bulan Allah yang al-Muharram (puasa Asyura), dan salat sunah yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.” (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).
Hadis ini menunjukkan, puasa sunah yang paling utama setelah puasa wajib di bulan Ramadan adalah puasa sunah pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan puasa Asyura.
- Dilaksanakan di Bulan Mulia
Muharram merupakan bulan mulia, sama halnya dengan bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Ibadah yang dilakukan di bulan mulia sangat disukai oleh Allah SWT, ditambah pula ibadah puasa Asyura memang sudah dilakukan sejak zaman kenabian.
Sehingga menjadi salah satu alasan keutamaan puasa Asyura, yang dapat dijadikan landasan pelaksanaannya. (Hilal)