linimassa.id – Awan pileus yang muncul di China menjadi viral di media sosial. Fenomena langka ini seperti dilansir Instagram @folkative pada Senin (10/7/2023), terekam kamera dengan warna yang indah.
Jika awan pada umumnya berwarna putih dan biru, awan ini justru memiliki beragam warna seperti pelangi.
“In China, a rare sky phenomenon was caught on camera, the pileus cloud. Pileus clouds are somewhat circular and have a rainbow-like color. It usually appears above the cumulus or cumulonimbus. Clouds composed of water of uniform size can reflect, refract, and diffraction light, resulting in rainbow colors. The pileus clouds also formed due to storms pushing air into the atmosphere’s upper layers through a layer of moisture. How lucky to be able to see this.” tulis keterangan Folkative di Instagram.
Asal tahu, awan ini adalah jenis awan yang memiliki penampilan seperti topi atau penutup di atas awan lainnya. Istilah “pileus” berasal dari bahasa Latin yang berarti “topi”.
Karena posisinya inilah, awan tersebut juga disebut sebagai cap cloud atau scarf cloud. Awan ini merupakan awan kecil yang umumnya berbentuk horizontal, seperti lentikular yang muncul di atas awan lain. Biasanya awan ini ada di bawah awan cumulus atau cumulonimbus.
Awan ini terbentuk saat udara yang naik dengan cepat mencapai lapisan udara yang lebih dingin dan kelembapan yang tinggi. Udara yang naik tersebut kemudian membentuk lapisan awan yang tipis dan datar di atas awan yang lebih besar di bawahnya.
Awan ini sering terlihat seperti topi atau penutup bulat yang terletak di puncak awan yang lebih besar. Mereka memiliki struktur yang relatif rata dan seringkali terlihat seperti tutup yang halus dan tipis.
Awan ini sering terbentuk di atas Awan Cumulonimbus, yang merupakan awan badai dengan pertumbuhan vertikal yang kuat.
Biasanya, kemunculan awan ini cukup singkat alias sebentar. Awan ini bisa menghilang seiring posisi awan utama di bawahnya yang naik melalui proses konveksi, melansir Sky Brary.
Keberadaan awan ini dapat menjadi petunjuk adanya aktivitas konvektif yang kuat di bawahnya, seperti badai atau pertumbuhan awan yang cepat. Mereka dapat menjadi indikator bahwa cuaca sedang berubah atau bahwa cuaca buruk dapat segera terjadi.
Pengamatan dan pemantauan Awan Pileus dapat membantu dalam memahami dinamika atmosfer dan prakiraan cuaca.
Laman hiroeshy.com menyebut, Awan Pileus termasuk satu di antara sepuluh Awan Cumulonimbus. Awan Cumulonimbus di antaranya Arcus, Calvus, Capillatus, Incus, Mammatus, Pannus, Pileus, Tuba, Velum, dan Virga.
Cumulonimbus inilah yang bertanggung jawab atas cuaca badai, di mana awan tersebut menyebabkan kondisi hujan dan juga berangin, menciptakan hujan es, guntur, dan kilat. Jika dilihat dari kejauhan, yang paling menonjol adalah ketinggian awan yang mengesankan.
Awan ini dapat terbentuk jika 3 kondisi sudah terpenuhi. Pertama, harus ada lapisan dalam dari udara yang tidak stabil. Kedua, udara harus hangat dan lembab. Ketiga, mekanisme pemicu harus menyebabkan udara lembab hangat meningkat.
Awan pileus terbentuk ketika udara yang mengelilingi awan di bawahnya, bisa cumulus atau cumulonimbus, naik begitu cepat. Selanjutnya, udara tersebut mengembun atau mengalami kondensasi. Udara yang mengembun lalu membentuk formasi seperti payung atau tudung halus sehingga menjadi awan pileus, melansir WHSV.
Selain proses tersebut, awan pileus juga dapat terbentuk di puncak pegunungan. Di luar itu, awan pileus bisa juga mengelilingi awan pyrocumulus yang terbentuk saat gunung berapi meletus dan awan jamur akibat ledakan nuklir tinggi.
Warna-warni
Awan pileus tidak selalu berwarna-warni kok. Adanya warna tambahan ini akibat dari pembiasan cahaya. Tepatnya, ketika tetesan air kecil atau kristal es menyebarkan cahaya matahari.
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), peristiwa ini relatif jarang terjadi. Awan pileus biasanya memiliki banyak tetesan air atau kristal es. Sementara, warnanya dapat muncul ketika sinar matahari hanya bertemu beberapa tetesan dalam satu waktu, melansir Dev Discourse.
Oleh karenanya, awan pileus berwarna-warni umumnya terjadi pada awan yang baru terbentuk. Plus, perlu sudut matahari rendah dan ukuran pileus yang pas sehingga bisa memunculkan warna unik.
Walau tampilannya ciamik, awan pileus dapat menandakan sesuatu, lho. Bukan yang mistis-mistis, awan ini kerap dijadikan indikator cuaca buruk. Awan Pileus yang muncul di atas awan cumulus sering menandakan adanya transformasi menjadi awan cumulonimbus.
Alasannya karena terdapat arus naik yang kuat dalam awan. Whats This Cloud menyebutkan, awan pileus juga dapat menjadi pertanda badai akan datang. Terlebih jika berada di atas awan cumulonimbus.
Awan pileus dengan warna-warni memang cukup jarang terjadi. Tidak heran kalau kemunculannya membuat siapa saja merasa takjub. (Hilal)