linimassa.id – Mengeja adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi meliputi kata, kalimat, dan sebagainya dalam bentuk tulisan atau huruf-huruf serta penggunaan tanda baca.
Kemampuan mengeja memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari mencari kata di kamus, mencari nama orang di kontak, sampai mengurutkan data secara alfabetis.
ebelum bisa membaca, tentu anak-anak belajar mengenal huruf terlebih dahulu. Namun, bisakah anak belajar membaca tanpa mengeja?
Jawabannya, anak bisa belajar membaca tanpa terpaku dengan cara mengeja, salah satunya dengan menghafal suku kata.
Walau begitu, mengeja merupakan bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam komunikasi, literasi, dan pekerjaan.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh L.C. Ehri untuk Scientific Study of Reading, ditemukan bahwa instruksi mengeja meningkatkan kemampuan membaca karena membangun pengetahuan pelajar tentang sistem alfabetis seperti yang digunakan dalam membaca.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga mengeja merupakan suatu bentuk kata kerja atau verba, mengeja artinya Melafalkan (menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu. Mengeja berasal dari kata dasar Eja yang mendapatkan imbuhan awalan me-.
Alasan
Walaupun saat ini sudah ada teknologi yang dapat memperbaiki ejaan, seperti autocorrect, itu bukan berarti mengurangi pentingnya dari memiliki kemampuan mengeja yang baik.
Kemampuan mengeja dapat berpengaruh pada:
Membantu Anak dalam Belajar Membaca
Belajar mengeja membantu anak dalam memahami hubungan antara huruf dan bunyinya, sehingga membantu anak untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis.
Kemampuan Dasar Berkomunikasi
Di era digital ini, sebagian besar orang terhubung pada internet. Kita berkomunikasi lewat tulisan, baik melalui e-mail maupun media sosial. Selain itu, salah eja juga dapat berakibat fatal pada penulisan alamat sampai resep obat.
Kepercayaan yang Didapatkan
Membuat typo atau salah eja membuat sesuatu terlihat tidak profesional, baik di media cetak atau online. Kesalahan ejaan pada media online seringkali menjadi penanda untuk phishing atau percobaan penipuan.
Strategi
Belajar mengeja dan mengenal huruf dapat menjadi tantangan yang cukup sulit bagi si Kecil. Namun, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh Ayah dan Ibu untuk membantu si Kecil.
Berikut ini adalah strategi untuk mengajari anak belajar mengeja yang didukung oleh penelitian.
- Mengajarkan Kesadaran Fonemik
Berikan anak kesempatan untuk mendengar kata-kata yang dipecah menjadi masing-masing bunyi. Tunjukkan pada mereka apa yang terjadi saat Ayah dan Ibu mengubah bunyi.
Misalnya dalam eja kata ‘mama’ sesuai bunyi masing-masing huruf (m-a-m-a), kemudian sebutkan kata tersebut secara utuh. Lalu eja kata ‘papa’ dengan cara yang sama (p-a-p-a), dan sebutkan kata tersebut secara utuh. Tunjukkan perbedaan bunyi di antara keduanya.
Strategi fonemik ini terbukti efektif dalam mengajarkan anak cara mengeja kata-kata umum yang sering digunakan sehari-hari dengan akurat.
- Mengajarkan Kesadaran Morfologis
Morfem adalah unit terkecil dari makna yang dapat diidentifikasi dalam bahasa Inggris tertulis. Morfem meliputi prefix, sufix, dan bases atau root. Dengan mengikuti seperangkat aturan untuk menggabungkan morfem tersebut, banyak kata yang dapat tercipta. Begitupun juga dengan bahasa Indonesia.
Mintalah anak berlatih untuk menulis beberapa kata yang menggunakan potongan yang sama untuk membangun pengertian kelompok kata yang memiliki ciri atau pola yang sama.
Misalnya, dengan menggunakan pendekatan morfemik, anak akan diajarkan bahwa ketika sebuah kata yang diawali dengan huruf K, P, S, dan T yang diikuti dengan huruf vokal akan luluh jika mendapat awalan me- atau pe-.
Kelebihan dari pendekatan morfemik ini adalah strategi ini membantu anak untuk mengenal lebih banyak kata dan menghindari kesalahan-kesalahan umum dalam mengeja. Walaupun begitu, sebelum menggunakan pendekatan ini, anak tetap harus memiliki pengetahuan dasar fonemik terlebih dahulu.
- Memanfaatkan Pendekatan Kata Secara Utuh
Pendekatan kata secara utuh atau whole-word approach untuk instruksi ejaan biasanya menggunakan strategi pembelajaran implisit atau eksplisit bagi siswa untuk menghafal ejaan kata.
Pendekatan implisit sangat bergantung pada filosofi bahwa paparan terhadap konsep-konsep baru akan mengarah pada pembelajaran konsep-konsep tersebut.
Pendekatan implisit dalam instruksi ejaan memberikan siswa sebuah informasi yang harus dipelajari, tetapi siswa tidak diberikan banyak panduan tentang cara mempelajari informasi tersebut. Dalam pendekatan ini, siswa diberikan daftar kata untuk dipelajari dan tanggal untuk mempelajarinya, tetapi tidak diberikan instruksi khusus tentang cara mempelajarinya.
Sebaliknya, pendekatan eksplisit mengikuti filosofi bahwa siswa perlu dibimbing oleh guru melalui langkah-langkah instruksi spesifik yang mengarah langsung pada pembelajaran keterampilan atau konsep.
Strategi ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam bahasa Inggris, strategi ini sangat efektif digunakan untuk mengenal kata-kata yang bersifat irregular. Namun, di sisi lain, strategi ini sangat mengandalkan menghafal, yang membuatnya menjadi kurang efektif.
Game Edukasi
Lama I Can Do menuliskan, belajar mengeja dan mengenal huruf juga bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Salah satunya adalah belajar dengan game belajar anak. Dengan grafik yang menarik dan fitur-fitur yang interaktif, anak dapat belajar sambil bermain.
Salah satu game yang cocok dimainkan untuk anak adalah aplikasi ICANDO. Aplikasi ini menyediakan game-game yang dapat membantu anak untuk belajar tentang bahasa, mulai dari mengenal huruf, mengeja, sampai mengenal kosakata.
Aplikasi ICANDO juga memiliki ribuan aktivitas lainnya yang dirancang untuk anak-anak usia dini. Ada berhitung, mengenal alam, kebiasaan baik, menggambar, sampai bermusik. (Hilal)