linimassa.id – Makanan satu ini sangat popular di Indonesia. Ya, martabak. Dalam bahasa Arab, martabak berarti terlipat.
Ini merupakan sajian yang biasa ditemukan di Arab Saudi terutama di wilayah Hijaz. Selain itu ada di Yaman, India, Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei. Bergantung pada lokasinya, nama, dan komposisi martabak dapat bervariasi.
Di Indonesia, ada dua jenis martabak, yaitu martabak asin/telur yang terbuat dari campuran telur dan daging, serta martabak manis, yang biasanya diisi coklat dan keju.
Berbeda dengan martabak telur, martabak manis adalah sejenis kue atau roti isi selai yang biasa dimakan di saat santai sebagai makanan ringan.
Di Malaysia, martabak manis yang dikenal dengan nama Apam Balik sering dijadikan sebagai hidangan sarapan dengan ditemani segelas teh tarik. Martabak manis yang dikenal di Indonesia bukanlah sejenis martabak.
Hanya saja namanya diadopsi dan dipakai oleh warga Indonesia bagian barat terutama dari area Jawa Barat ke barat karena biasa dijual pedagang bersamaan dengan martabak.
Manis
Martabak manis atau yang aslinya bernama Hok Lo Pan awalnya adalah makanan yang meraih kepopulerannya di Kota Bandung dimana diperkenalkan pertama kali di tahun 1950 oleh seorang perantau bernama Hioe Kiew Sem dari daerah Jebus, Pulau Bangka.
Hampir semua orang di kota-kota besar seperti di kota Jakarta mengenal Martabak Bangka, nama aslinya di Bangka adalah Hok Lo Pan.
Arti harafiah Hok Lo Pan adalah kue keberuntungan atau kue hoki. Berhubung Tn. Hioe Kiew Sem berjualan di Pasar Malam Jalan Cigenduy Fams depan Kantor PLN, dekat Alun-alun Bandung dimana lapaknya bersebelahan dengan lapak martabak telur yang telah lebih dulu hadir dan laris, maka untuk memudahkan pemasarannya, kedua pedagang tersebut bersepakat menamai Martabak (versi) Asin dan lainnya Martabak (versi) Manis.
Telur
Berawal dari seorang pemuda dari Lebaksiu, Tegal, Jawa tengah yang bernama Ahmad bin Abdul Karim berkelana ke kota besar, yaitu Semarang untuk berdagang pada tahun 1930. Kemudian, beliau bertemu seorang warga bangka bernama mang katim yang pandai memasak dan menjadi sahabat.
Suatu ketika, Abdullah yang berasal dari India ini diajak ke kampung halaman Ahmad dan diperkenalkan dengan saudara perempuannya. Perkenalan tersebut menghasilkan pernikahan antara keduanya. Abdullah ini juga pandai membuat sebuah masakan yang terbuat dari terigu yang disebut martabak.
Karena beliau tinggal di Indonesia, maka martabak buatannya disesuaikan untuk lidah orang Jawa yang suka memakan sayuran, yaitu martabak yang berisi sayuran yang dicampur dengan bahan lainnya.
Ahmad dan istrinya mengajari kerabat dan tetangga mereka cara membuat martabak tersebut. Mereka juga memperkenalkan martabak di berbagai acara di luar kota, seperti pasar malam, sekatenan di Yogyakarta, dan dugderan di Semarang. Kini, martabak telur tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Sejak 1930
Martabak telur merupakan panganan dengan rasa gurih. Sayur, daging, dan berbagai bumbu lainnya digabung menjadi satu dalam sebuah kulit adonan padat yang ditipiskan secukupnya, kemudian dilipat, kemudian digoreng hingga matang.
Panganan ini cukup digemari di Indonesia dan banyak dijual mulai dari tempat makan hingga di gerobak pinggir jalan.
Kisah penciptaan martabak telur konon berasal dari persahabatan seorang pemuda dari Semarang, Jawa Tengah, yang berdagang dan bertemu dengan teman baru dari India pada 1930. Teman yang berasal dari India tersebut sangat pintar memasak, salah satunya adalah martabak telur.
Panganan tersebut dimasak dari terigu. Hingga kemudian mereka membuat sebuah martabak telur versi Indonesia. Tentu saja isinya sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia pula –terutama Jawa. Karena itulah, martabak telur banyak berisi sayur-sayuran selain diisi daging.
Setelah keduanya merasa panganan itu cukup baik untuk diperkenalkan kepada orang lain, martabak telur kemudian dihidangkan di acara-acara tertentu berbagai kota. Misalnya pasar malam atau acara rakyat lainnya.
Kota yang mereka datangi pun beragam, mulai dari Yogyakarta, hingga daerah-daerah lain yang tak jauh dari Semarang.
Sampai Luar Negeri
Di Indonesia, harga martabak telur beragam. Dari Rp 25.000,- hingga Rp 40.000,- atau bahkan lebih tergantung berapa jumlah telur yang digunakan.
Kini, martabak telur termasuk salah satu jenis makanan Indonesia yang cukup digemari di negara lain. Setara dengan rendang, martabak telur termasuk makanan yang cukup populer di luar Indonesia. (Hilal)