linimassa.id – Di televisi maupun YouTube, program lawak sangat digemari sebagai tontonan menghibur.
Lawak biasanya merupakan cerita pendek atau susunan perkataan yang bersifat lucu. Terdapat pelbagai kategori lawak dari lawak yang boleh hinggalah lawak yang mempunyai multi-makna.
Sejak dulu, Indonesia memiliki grup lawak yang legendaris. Simak yuk seperti dilansir laman Detik.
- Srimulat
Sejak tahun 1950 hingga akhir 1980-an, grup lawak Aneka Ria Srimulat atau lebih dikenal dengan nama Srimulat menjadi bagian penting dari seni pertunjukan Indonesia. Raden Ayu Srimulat dan Khi Tjien Tiong atau dikenal Teguh Slamet Rahardjo mendirikan Aneka Ria Srimulat di Solo pada 1950.
Pada awalnya, Srimulat adalah pertunjukan musik dengan komedi dan cerita tradisional seperti ludruk, ketoprak, janger, kentrung, lenong, dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu, Srimulat berkempang pesat dan melahirkan banyak pelawak kondang.
Seperti Gepeng, Paimo, Asmuni, Basuki, Kadir, Tukul, Doyok, Nunung, Tessy, Gogon, Mamiek, Tarzan, dan Polo. Meskipun grup lawak ini telah bubar, anggota Srimulat masih sering manggung bersama.
- Kwartet Jaya
Pada tahun 1970-an, Kwartet Jaya sangat terkenal dan mendominasi banyak panggung. Pada 1967, Bing Slamet bergabung dengan Eddy Sudiharjo, Kho Tjeng Lie, dan Iskak Darmo Suwiryo. Sebelum Ateng bergabung, grup lawak ini sempat diberi nama EBI, yang merupakan singkatan dari Eddy Sud, Bing, dan Iskak.
Kwartet Jaya akhirnya bubar setelah Bing Slamet meninggal pada 1974. Bahkan setelah mereka berpisah, ketiga personelnya masih sering mentas bersama.
Hingga akhir hayatnya, Ateng dan Iskak terus bermain komedi. Pada 1990-an, dua komedian terkenal ini berperan sebagai Petruk dan Bagong dalam acara Ria Jenaka di televisi nasional.
- Bagio CS
Bagio sendiri bergabung dengan kelompok komedian CS bersama Darto Helm, Diran, dan Sol Saleh. Sekitar tahun 1970-an hingga 1980-an, segmen C ini menjadi sangat populer di kalangan masyarakat.
Bagio sendiri sempat mengambil bangku kuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, tetapi dia menolak untuk menyelesaikannya karena ingin fokus pada karier sebagai pelawak.
Selain muncul di televisi dan film, Bagio CS juga aktif di panggung dan rekaman lawak, kadang-kadang berkolaborasi dengan Eddy Sud. Dia biasanya memerankan karakter yang kagetan dan latah dengan kata-kata, “eh, copot copot”.
- Warkop DKI
Warkop DKI adalah grup lawak Indonesia yang paling terkenal pada tahun 1980-an dan 1990-an. Nama grup ini masih melekat di masyarakat.
DKI kependekan dari nama mereka, Dono, Kasino, dan Indro. Awalnya mereka di Radio Prambors dengan judul Warkop alias Warung Kopi.
Dalam kehidupan nyata, kelompok komedian ini terdiri dari lima orang, yaitu Nanu (Nanu Moeljono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo), dan Indro (Indro Kusumonegoro)
Anu, Rudy, Dono, dan Kasino kuliah di UI Jakarta, sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta. Grup lawak ini berawal dari Kepala Bagian Programming Radio Prambors Temmy Lesanpura yang membuat acara Obrolan Santai di Warung Kopi.
Radio Prambors, yang berlokasi di Menteng Pinggir di kawasan Mendut, Prambanan, dan Borobudur, menyiarkan acara lawakan itu setiap Jumat malam pukul 20.30 hingga 21.15 WIB. Acara tersebut pun meraih kesuksesan.
Hanya Indro yang masih berkarya. Kasino meninggal dunia tahun 1997 karena tumor otak, dan Dono meninggal dunia tahun 2001 karena kanker.
- Bagito
Bagito adalah grup lawak yang menerima honor besar pada tahun 1990-an. Bayaran mereka bahkan mencapai Rp 1 miliar. Harga ini wajar karena Bagito Show mendapatkan rating yang bagus dan tetap ada di TV selama waktu yang cukup lama.
Anggota Bagito adalah Miing, Didin, dan Unang, yang menjadi grup lawak termahal di Indonesia. Radio Suara Kejayaan adalah sumber pelawak dan tempat beberapa pelawak terkenal seperti Patrio, Ulfa Dwiyanti, Komeng, dan mendiang Taufik Savalas bergabung.
Dalam Bagito Group, Miing berperan sebagai orang kampung yang keras kepala, Didin berperan sebagai anak orang kaya yang bertugas menjadi pemberi umpan banyolan, dan Unang berperan sebagai orang kekanak-kanakan yang sangat pintar.
- Patrio
Nama grup lawak Indonesia Patrio berasal dari ketiga anggotanya, yaitu Parto, Akri, dan Eko. Grup ini pertama kali dibentuk pada 10 Oktober 1994. Acara televisi Ngelaba di TPI (kini menjadi MNC TV) adalah acara pertama yang menjadikan mereka terkenal di seluruh negeri.
Setiap anggota Patrio sering mendapat pekerjaan untuk manggung sendiri-sendiri setelah nama mereka terkenal. Meskipun demikian, mereka tetap setia pada Patrio. Trio pengocok perut ini juga berhasil mempertahankan Ngelaba sebagai program komedi terbaik selama 13 tahun, yang memastikan eksistensi mereka.
Bahkan, nama Patrio dimasukkan ke dalam buku rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) atas pencapaian ini. Setelah acara Ngelaba yang bertahan selama 13 tahun, grup ini membuat acara komedi terbaru mereka pada 2008, Sensasi.
Acara ini debut di televisi swasta pada tahun yang sama di TPI. Sayangnya, komedi ini hanya bertahan selama dua tahun, berbeda dengan acara Ngelaba yang bertahan selama belasan tahun. (Hilal)