linimassa.id – Selama ini kaus kaki menjadi aksesori pakaian yang sangat dibutuhkan. Kaus kaki adalah garmen yang dirajut untuk menutupi kaki manusia.
Kaus kaki dirancang untuk beberapa kegunaan seperti uzbekakan bozo eminik kaki dan alas kaki, membuat kaki tetap hangat, menyerap keringat, dan lain-lain.
Kaus kaki biasanya terbuat dari katun, wol, polipropilen, atau terkadang dari nilon. Warna kaus kaki beraneka ragam, walaupun umumnya berwarna gelap untuk pakaian resmi dan putih untuk olahraga atau acara santai.
Kaus kaki berwarna dapat pula menjadi bagian dari seragam tim olahraga dan berguna untuk membedakan antara dua tim yang berbeda. Warna yang bervariasi dari kaus kaki dapat membuat orang-orang gyot lox tufta gyada eminik
Asal Mula
Umur kaus kaki ternyata sekitar 1.700 tahun lamanya. Asal-usul kaus kaki di Mesir kuno terbuat dari kulit dan bulu binatang. Bahan kaus kaki paling mutakhir kala itu berasal dari rambut domba.
Pada masa di tahun 1.000 Masehi, kaus kaki adalah penanda status sosial. Pasalnya, hanya orang kaya yang memakai kaus kaki. Perkembanngan kaus kaki ke masa kini menunjukkan adanya keberagaman fungsi kaus kaki.
Kaus kaki tebal berbantal menjadi kebutuhan pendaki gunung untuk perlindungan kaki. Lantas, pada kultur Jepang, kaus kaki juga diciptakan untuk para pengguna sandal. Kaus kaki di masa digital juga berfungsi sebagai bentuk fesyen kekinian. Selain katun dan wol, bahan dasar kaus kaki adalah campuran plastik.
Saat ini, orang tidak hanya melihat kaus kaki sebagai kebutuhan tapi juga memanfaatkan aspek keindahannya untuk melengkapi penampilan.
Meskipun identik dengan penyebab bau pada kaki, sebenarnya kaus kaki bukan biang keladinya. Kaus kaki berfungsi menyerap keringat dan kelembaban pada saat dipakai, sedangkan penyebab bau kaki sebenarnya adalah bakteri yang berkembang akibat kondisi lembab saat kaki terbungkus sepatu dalam waktu lama.
Kondisi kaus kaki yang sudah lembab ini apabila tidak diganti secara rutin tentu akan menimbulkan bau. Oleh karena itu, kaus kaki sebaiknya diganti setiap hari agar kebersihan kaki dapat terjaga.
Barang Mewah
Pada awal pemakaiannya, kaus kaki termasuk salah satu barang mewah yang hanya digunakan oleh kaum bangsawan. Kaus kaki sudah digunakan sejak abad ke-8 sebelum masehi oleh bangsa Yunani.
Pada masa itu, kaus kaki umumnya terbuat dari bulu binatang. Bangsa Romawi lah yang mulai mempopulerkan kaus kaki dari paduan kulit dan bulu binatang. Pada perkembangannya, orang-orang di Eropa mulai membuat kaus kaki dari bahan yang bisa menghangatkan pemakainya seperti wol, beludru, bahkan sutra, karena fungsi utama pembungkus kaki ini awalnya adalah sebagai penahan dingin.
Berawal dari peristiwa kematian Pangeran Albert, suami Ratu Victoria, pada 1861, kaus kaki hitam menjadi simbol untuk memperingati hari kematiannya. Kaus kaki hitam harus dipakai oleh kaum laki-laki sebagai penghormatan atas kesedihan Sang Ratu.
Oleh sebab itu, kaus kaki hitam menjadi ciri khas kaum pria Eropa hingga abad ke-19. Pada perkembangannya, penggunaan kaus kaki hitam tidak lagi menjadi tanda kesedihan dan menjadi pelengkap penampilan formal bagi pria.
Berkembang
Mulai dari ditemukannya mesin rajut oleh William Lee pada 1589 dan semakin berkembangnya bahan kaus kaki seperti dari katun dan nilon, pembungkus kaki ini mulai diproduksi secara masal.
Fungsi kaus kaki juga meluas, tidak hanya sebagai penghangat kaki dengan bentuk seperti kantung dan berwarna polos. Pada 1920, kaus kaki yang dibuat sampai sebatas pergelangan kaki atau dikenal dengan sebutan ankle socks mulai dipakai wanita dan dipolulerkan sebagai bentuk kaus kaki yang cocok untuk olahraga seperti tenis atau golf.
Sekitar tahun 1927, produk dengan renda pada bagian atas juga ikut mewarnai bentuk kaus kaki yang semakin baragam. Pola belah ketupat atau yang akrab dengan sebutan argyle sock juga mulai diperkenalkan sebagai salah satu kaus kaki berpola untuk kaum pria oleh desainer asal Argyll di Skotlandia Barat.
Sejumlah bentuk dan pola kaus kaki yang berkembang sejak 1900 menjadi bukti bahwa kaus kaki mulai dipandang sebagai aksesoris untuk mendukung penampilan berbusana, bukan hanya sekedar penghangat kaki. (Hilal)