linimassa.id – Istiqlal tercatat sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara ini berdiri pada 22 Februari 1978 silam. Nah pada tanggal ini pula diperingati sebagai Hari Istiqlal untuk memperingati berdirinya Masjid Istiqlal di Jakarta.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, cita cita besar untuk membangun sebuah masjid yang dapat menjadi kebanggaan warga Jakarta sekaligus tempat untuk beribadah sudah mengendap di hati warga Indonesia.
Wahid Hasyim, Menteri Agama RI pertama dan beberapa ulama mengusulkan untuk mendirikan masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia.
Pada 1953, KH. Wahid Hasyim selaku Menteri Agama RI pertama bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, dan Ir. Sofwan dan dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan.
Pada 7 Desember 1954 didirikanlah yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut. H. Tjokroaminoto menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Soekarno dan ternyata mendapatkan sambutan hangat dan akan mendapat bantuan sepenuhnya dari Presiden Soekarno sejak tahun 1954.
Proyek pembangunannya sempat tersendat karena situasi politik yang kurang kondusif. Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini.
Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.
Masjid ini kemudian selesai dibangun dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978 dengan ditandai oleh prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.
Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh miliar rupiah) dan US$. 12.000.000.
Tanggal diresmikannya Masjid Istiqlal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari milad dan dirayakan dengan berbagai kegiatan setiap tahunnya, mulai dari bersih-bersih masjid, pameran kebudayaan dan dokumentasi sejarah masjid, serta banyak kegiatan lainnya.
Lokasi
Soekarno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran.
Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin.
Menurut Bung Hatta Jalan Thamrin cocok menjadi lokasi Istiqlal karena dikelilingi kampung-kampung, selain itu ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.
Namun begitu pada akhirnya bekas lahan Benteng Belanda lah yang dipilih oleh Presiden Soekarno. Alasan lain karena telah berdiri gereja Kathedral di seberangnya dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.
Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, disaksikan oleh ribuan umat Islam.
Pembangunannya tidak langsung jadi begitu saja. Proyek sempat tertunda dari tahun 1950 sampai dengan 1965 karena situasi politik yang kurang kondusif.
Pada masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik saling bertikai untuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Selain itu kejadian G30S/PKI juga membuat pembangunan masjid terhenti sama sekali.
Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Setelah mengalami penundaan, tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978. (Hilal)