linimassa.id – Gorontalo ternyata memiliki perpustakaan keren bergaya Eropa. Perpustakaan pribadi yang dinamai Rumah Literasi ini milik Ustaz Aan Candra Talib.
Rumah Literasi yang terletak di Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, ini terinspirasi dari hasil kunjungan sang Ustadz saat berkunjung ke Amerika dan Eropa.
Rumah Literasi Gorontalo mulai dibuka untuk umum pada November 2022. Perpustakaan ini memberikan dua opsi kepada masyarakat, yakni dengan menjadi member atau anggota, dan visitor atau pengunjung biasa.
Masyarakat umum yang akan menjadi member dikenakan biaya Rp150 ribu/bulan dan mahasiswa Rp100 ribu/bulan. Sedangkan bagi pengunjung yang hanya ingin sekali mengakses, cukup membayar Rp10 ribu.
Sementara untuk siswa SD, SMP, SMA, guru, dan pensiunan guru dikenakan free akses atau gratis.
Untuk jam operasional mulai pukul 10.00 sampai 24.00 Waktu Indonesia Tengah. Namun jika ada pengunjung atau mahasiswa yang mengerjakan tugas, dipersilahkan sampai tengah malam bahkan hingga pagi hari.
Ini menjadi satu-satunya perpustakaan di Indonesia yang buka sampai pukul 01.00 bahkan hingga pagi hari.
Saat ini rata-rata pengunjung Rumah Literasi Gorontalo mencapai 100 hingga 150 orang/hari.
Popularitas dan keunikan perpustakaan ini ternyata sampai ke telinga Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer. Ia bahkan meninjau perpustakaan ini.
“Saya bangga dan mengapresiasi hadirnya rumah literasi yang mengusung konsep perpustakaan ala Eropa ini. Suasananya sangat nyaman. Penataan bangunan, koleksi buku, dan lingkungan eksternal bergaya perpustakaan Eropa, khususnya Jerman dan negara-negara Skandinavia,” kata Hamka, di Gorontalo, usai meninjau Rumah Literasi Gorontalo.
Ia berharap, hadirnya tempat ini dapat membantu masyarakat dan kalangan milenial dalam mengembangkan literasi utamanya karya-karya penulis Islam. Dari 4.000 koleksi yang dimiliki saat ini, didominasi tema keagamaan.
Sebenarnya, Rumah Literasi Gorontalo ini dirintis oleh Ustadz Aan Candra Talib pada 2016. Namun baru November 2022 dibuka untuk umum.
Fasilitas yang tersedia berupa ruang membaca yang nyaman dengan desain modern, ada juga masjid, serta kafe dengan suasana taman yang asri dan menyejukkan.
Hadir dengan konsep yang berbeda dari perpustakaan pada umumnya, Rumah Literasi Gorontalo tentu saja menarik perhatian kalangan milenial dan Gen Z di daerah itu.
Sang pemilik memberlakukan aturan bagi para pengunjung, tidak diperbolehkan untuk meminjam dan membawa buku ke rumah. Cukup dibaca di tempat.
“Kami berharap Rumah Literasi Gorontalo bisa mengisi kekosongan dan memberi kontribusi yang terbaik untuk Provinsi Gorontalo dalam rangka meningkatkan budaya membaca di kalangan masyarakat, terutama anak muda,” tutur sang Ustadz. (Hilal)