linimassa.id – Ukraina telah menjadi fokus perhatian dunia karena parahnya situasi yang terjadi di sana, seperti yang dibongkar oleh Stephanie Vaessen, seorang jurnalis Al Jazeera yang menjadi narasumber utama dalam diskusi publik yang diadakan oleh FPCI.
Vaessen mulai bercerita tentang kehidupan yang dijalani masyarakat Ukraina saat ini. Agar para peserta diskusi bisa turut merasakan suasana yang terjadi di Ukraina, ia memutar sebuah rekaman audio sirine melalui telepon genggamnya.
“Kami mendengar ini setiap hari, menjalani hidup yang dengan serangan setiap harinya,” ujarnya.
Vaessen melanjutkan bagaimana serangan dari Rusia mempengaruhi hampir seluruh sektor penting yang berjalan di Ukraina, salah satunya adalah sektor perekonomian. Masyarakat Ukraina tak dapat bekerja dengan normal dengan keadaan seperti ini.
“Banyak yang begitu kelelahan sehingga mereka enggan pergi ke tempat penampungan karena akan sulit untuk beraktivitas. Bagaimana mungkin seseorang bisa menjalani kehidupan normal saat mereka berada di tempat penampungan sepanjang hari ketika mereka harus bekerja? Perekonomian sedang berjalan, orang-orang harus bekerja,” jelasnya.
Sektor pendidikan turut terkena imbasnya, Vaessen bercerita tentang bagaimana gedung universitas, asrama mahasiswa, sekolah-sekolah hancur karena terkena seranngan misil.
“Saat saya berada di Kharkiv, asrama mahasiswa diserang dan seluruh bangunan hancur. Namun, beruntungnya pada saat itu banyak siswa yang belajar secara daring dan tidak berada di lokasi. Sudah jelas serangan ini menargetkan pada masyarakat sipil, tak ada militer di dalamnya,” jelas Vaessen.
Serangkaian serangan berkelanjutan yang terus menghantam Ukraina telah membuat masyarakat setempat berharap untuk bertahan hidup dalam kondisi yang semakin sulit dan penuh ketidakpastian.
“Mereka hanya berharap bahwa keesokan paginya masih hidup,” ujar Vaessen.
Setelah itu, Stephanie Vaessen melanjutkan ceritanya tentang kunjungannya pertama kali ke Kyiv setelah terjadinya invasi besar-besaran.
Ia memutar sebuah video yang menggambarkan keadaan saat itu dan menguraikan seberapa mengkhawatirkannya situasi di Kota Kyiv saat itu. Video yang diputar berfokus pada keadaan masyarakat, bukan pemerintah ataupun militer.
“Banyak warga yang memilih untuk tetap tinggal di kota, bersembunyi di bawah tanah stasiun metro. Keadaannya sangat mencekam. Tank-tank Rusia memenuhi seluruh Kota Kyiv, dan barisan panjang tank Rusia terlihat melintasi perbatasan menuju Kyiv,” tutur Vaessen.
Vaessen juga membagikan kisah-kisah tentang kekejaman yang terjadi setelah pasukan Rusia akhirnya diusir dari Kyiv, “Ada banyak insiden kekerasan dan dugaan tindakan kejahatan perang yang mulai terungkap. Banyak nyawa melayang di sana, beberapa di antaranya tewas secara sewenang-wenang, dan kasus pemerkosaan terhadap perempuan juga terjadi.”
Stephanie memilih untuk mendekati isu ini dari perspektif masyarakat yang merasakan dampak langsung dari konflik ini. Baginya, berinteraksi secara langsung dengan warga adalah prioritas utama, karena merekalah yang paling merasakan getirnya perang ini.
Advertisement