linimassa.id – Hingga saat ini reggae menjadi jenis musik yang universal dan didengarkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Awalnya, aliran musik ini dikembangkan di Jamaika pada akhir era 60-an.
Sekalipun kerap digunakan secara luas untuk menyebut hampir segala jenis musik Jamaika, istilah reggae lebih tepatnya merujuk pada gaya musik khusus yang muncul mengikuti perkembangan ska dan rocksteady.
Reggae berbasis pada gaya ritmis yang bercirikan aksen pada off-beat atau sinkopasi, yang disebut sebagai skank.
Pada umumnya reggae memiliki tempo lebih lambat daripada ska maupun rocksteady. Biasanya dalam reggae terdapat aksentuasi pada ketukan kedua dan keempat pada setiap bar, dengan gitar rhythm juga memberi penekanan pada ketukan ketiga; atau menahan kord pada ketukan kedua sampai ketukan keempat dimainkan.
Utamanya “ketukan ketiga” tersebut, selain tempo dan permainan bassnya yang kompleks yang membedakan reggae dari rocksteady, meskipun rocksteady memadukan pembaruan-pembaruan tersebut secara terpisah.
Beberapa nama musisi yang terkenal dalam dunia musik Reggae dan sub-ragamnya Indonesia antara lain: Imanez, Tony Q Rastafara, Nonk’Q Nongkray, Mbah Surip, Steven & Coconut Treez, Shaggydog, Souljah, Dhyo Haw, Amtenar, Momonon, Wargi Reborn, Ras Muhamad,Vegetaria
Tokoh terkenal dari jenis musik ini adalah Bob Marley. Meskipun beat musik ini sangat santai, para Rastafarian mampu bergoyang santai
Perkembangan
Awalnya, musik ini populer di kalangan masyarakat Jamaika dan diakui sebagai medium ekspresi sosial dan politik.
Reggae menjadi alat untuk melawan ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan penindasan yang dialami oleh orang Jamaika. Salah satu tokoh sentral dalam sejarah musik reggae adalah Bob Marley yang menjadi duta utama genre ini dan membawa pesan reggae ke seluruh dunia.
Dekade 1970-an adalah masa kejayaan reggae. Selama periode ini, genre musik ini berkembang dengan cepat di Jamaika dan menjadi semakin populer di dunia internasional.
Artis-artis, seperti Peter Tosh, Jimmy Cliff, dan Burning Spear, memperluas pengaruh musik reggae melalui lagu-lagu mereka yang mengangkat pesan sosial dan politik.
Selain itu, Bob Marley juga terus berkontribusi dengan lagu-lagu ikonik, seperti “No Woman, No Cry” dan “Redemption Song”.
Pada 1980-an, reggae mengalami evolusi dengan munculnya subgenre baru, seperti dancehall dan ragga. Dancehall menekankan pada beat yang lebih cepat dan lirik yang lebih serbaguna, sementara ragga memadukan elemen-elemen elektronik ke dalam musik reggae.
Artis-artis, seperti Shabba Ranks, Beenie Man, dan Buju Banton, menjadi pionir dalam mempopulerkan subgenre ini.
Selama tahun 1990-an, reggae terus berkembang dan menyebar ke seluruh dunia. Artis-artis, seperti Ziggy Marley, Damian Marley, dan Beres Hammond, mengambil alih panggung musik reggae dan membawa pengaruh mereka ke tingkat global.
Tidak hanya itu, pengaruh reggae juga terlihat dalam genre musik pop dan hip-hop dengan banyak artis yang mengadopsi gaya dan suara reggae dalam musik mereka.
Saat ini, musik reggae terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Artis-artis, seperti Chronixx, Protoje, dan Kabaka Pyramid, membawa nuansa baru ke dalam musik reggae dengan mengeksplorasi pengaruh musik hip-hop, R&B, dan elektronik.
Mereka membawa pesan-pesan yang relevan dengan zaman ini, seperti isu-isu lingkungan, keberagaman, serta ketidakadilan hukum dan sosial.
Seiring berjalannya waktu, sejarah musik reggae terus memperkaya serta menginspirasi dunia musik dengan suara dan pesannya yang unik. (Hilal)