linimassa.id – Amor alias Cupid kerap diidentikkan dengan cinta dan ikon Hari Valentine. Siapakah sosok ini?
Kupido atau Cupid juga Cupidon atau Amor adalah dewa cinta erotis. Dalam mitologi Romawi, terdapat banyak dewa dan dewi yang mewakili berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah dewa cinta di mitologi Romawi yang dikenal dengan nama Cupid.
Dia disamakan dengan dewa Eros dalam mitologi Yunani. Meskipun Eros digambarkan dalam kesenian Yunani Kuno sebagai pemuda bersayap dengan tubuh ramping, berangsur-angsur selama periode Helenistik ia digambarkan sebagai pemuda sintal.
Pada masa itu, dalam penggambarannya ditambahkan busur dan panah yang hingga kini menjadi ciri khasnya; seseorang, atau bahkan dewa, yang terkena panahnya akan merasa bahwa hatinya dipenuhi gejolak asmara.
Karakteristik tersebut lestari pada Kupido bangsa Romawi, yang berkesinambungan pada penggambaran berbagai Kupido baik pada kesenian Romawi Kuno dan tradisi seni Barat klasik.
Populer
Kupido menjadi figur populer bahkan hingga Abad Pertengahan, ketika di bawah pengaruh penyebaran agama Kristen ia dikonsepkan memiliki dua sifat yaitu cinta duniawi dan surgawi, dan pada zaman Renaisans, saat ketertarikan kembali pada filsafat klasik telah memberikannya berbagai alegori.
Pada budaya populer saat ini, Kupido sering digambarkan mengarahkan panahnya sebagai simbol cinta romantis, dan sering kali sebagai ikon hari Valentine.
Mengutip buku 1200 Fakta Unik Mitologi Dunia, Armor adalah dewa kasih sayang Romawi. Ia merupakan sosok yang terkenal karena memanah orang-orang dengan panah cinta sehingga mereka jatuh cinta pada orang lain. Ia membuat banyak orang dan dewa saling menyayangi.
Mitos dewa ini telah menginspirasi banyak karya seni dan sastra, menggambarkan cinta sebagai kekuatan yang memesona dan menggairahkan.
Asal Usul
Cupid atau dalam bahasa Latin disebut “Amor” adalah anak dari dewi cinta Romawi, Venus. Ia juga sering diidentifikasi dengan Eros, dewa cinta dalam mitologi Yunani.
Menurut mitos, Venus menciptakan dia ketika ia tertusuk panahnya sendiri dan jatuh cinta pada seorang pangeran bernama Adonis. Ia kemudian menjadi lambang cinta dan asmara dalam mitologi Romawi.
Dalam seni Romawi, Cupid sering digambarkan sebagai seorang anak kecil berambut pirang dengan sepasang sayap di punggungnya. Ia membawa busur dan anak panah yang siap digunakan untuk memanah orang-orang dengan cinta.
Cupid juga sering disertai dengan burung merpati yang merupakan simbol cinta dan kesetiaan.
Cupid memiliki peran penting dalam mitologi Romawi. Ia tidak hanya memanah orang-orang agar jatuh cinta pada orang lain, tetapi juga memanah hati para dewa dan dewi.
Cupid juga sering muncul dalam mitos, seperti cerita Cupid dan Psyche, di mana ia memainkan peran sentral dalam percintaan antara seorang manusia cantik bernama Psyche dan dewa kecantikan, Cupid.
Dalam kehidupan manusia, Cupid sering dianggap sebagai lambang cinta dan romansa. Ia sering diidentifikasi dengan Hari Valentine ketika orang-orang merayakan cinta dan persahabatan.
Di masa kini, sosok Cupid sering muncul dalam kartu ucapan, perhiasan, dan karya seni lainnya yang terkait dengan cinta dan keintiman.
Mitos Cupid mengajarkan banyak pelajaran tentang cinta dan perasaan manusia. Ia mengingatkan bahwa cinta adalah kekuatan yang kuat dan kadang-kadang bisa muncul tanpa disangka-sangka. Cupid juga mengingatkan akan pentingnya kepercayaan dan kesetiaan dalam hubungan.
Dewa Cinta dalam mitologi Romawi, Cupid, adalah sosok yang menarik dan berpengaruh dalam dunia cinta dan romansa. Sebagai anak Venus, ia memiliki peran sentral dalam memanah hati manusia dan dewa-dewi serta memengaruhi hubungan dan emosi mereka. (Hilal)