linimassa.id – Di usia berapa kamu tahu dan sadar kalau mentega dan margarin adalah dua hal berbeda? Perbedaan margarin dan mentega memang masih belum diketahui sebagian orang.
Ini karena keduanya memiliki penampilan yang hampir serupa, sehingga banyak yang menganggap kedua produk tersebut adalah produk yang sama.
Mentega dan margarin merupakan bahan makanan yang kerap digunakan untuk adonan kue hingga olesan roti tawar. Namun, keduanya memiliki fungsi berbeda, jadi jangan sampai salah menggunakannya.
Perbedaan margarin dan mentega bisa dikenali dari berbagai macam faktor. Bahan dasarnya yang berbeda membuatnya menimbulkan rasa dan aroma yang berbeda pula saat kamu gunakan membuat kue atau masakan.
Mentega terbuat dari produk susu yang diolah menjadi krim. Sedangkan margarin merupakan produk non-susu yang dibuat sebagai pengganti mentega. Mentega dan margarin juga memiliki lemak yang berbeda juga, begitu juga dampaknya untuk kesehatan.
Margarin adalah produk non-dairy yang dibuat sebagai pengganti mentega. Walaupun pada dasarnya dibuat dari lemak hewan pada tahun 1800-an, kini bahan-bahan utama margarin termasuk minyak sayur, air, garam, emulsifier, dan beberapa margarin yang mengandung susu.
Tidak semua margarin dibuat dengan bahan yang serupa. Ada berbagai perbedaan antara merek yang beredar di pasaran, maka dari itu penting untuk membaca label pada kemasan margarin. Tidak seperti mentega, margarin tidak bisa kamu buat sendiri di rumah.
Margarin biasa juga harus memiliki kandungan lemak minimal 80 persen. Margarin yang punya persentase lemak lebih sedikit dari itu dianggap “olesan” saja. Margarin dan “olesan” yang bisa kamu temukan di pasaran biasanya mengandung kisaran 10 sampai 90 persen lemak.
Sementara mentega adalah produk berbahan dasar susu yang diproses dengan mengocok susu atau krim. Proses pengocokan ini akan memisahkan lemak susu atau bagian padat dari susu atau krim tersebut dengan buttermilk atau bagian cairnya.
Mentega yang biasanya kamu beli terbuat dari susu sapi. Namun ada jenis mentega lainnya yang dibuat dari susu domba, kambing, atau kerbau.
Biasanya mentega berwarna kuning pucat, tapi ada juga yang berwarna kuning tua, semua itu tergantung pada makanan yang dikonsumsi binatang yang susunya diolah menjadi mentega. Maka dari itu, karena hanya terbuat dari satu jenis bahan, mentega bisa dibuat sendiri di rumah.
Perbedaan
Perbedaan margarin dan mentega bisa dikenali melalui warna, bahan pembuat, aroma, kandungan, hingga titik lelehnya.
Perbedaan margarin dan mentega paling utama yang bisa dilihat adalah dari segi warna. Mentega biasanya memiliki warna kuning yang lebih pucat, sedangkan margarin berwarna kuning agak pekat.
Perbedaan margarin dan mentega selanjutnya yang bisa diperhatikan adalah bahan pembuatnya. Mentega terbuat dari lemak susu hewan. Mentega yang paling sering kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terbuat dari susu sapi. Walaupun begitu, mentega juga dapat dibuat dari susu kambing, kerbau, hingga domba.
Sementara itu, bahan pembuat margarin bukanlah dari susu hewan, melainkan dari produk nabati. Biasanya margarin terbuat dari minyak kelapa sawit. Jadi, sudah jelas bahwa perbedaan mentega dan margarin dalam bahan pembuatnya begitu terlihat. Mentega dari produk hewani, sedangkan margarin dari produk nabati.
Dari aroma, mentega akan terasa lebih harum jika dihirup daripada margarin. Jadi, karena itulah mentega lebih baik digunakan untuk menjadi bahan pembuat kue, karena aromanya akan semakin menggugah selera.
Terbuat dari lemak hewani, kandungan kolesterol pada mentega lebih tinggi dibandingkan dengan margarin, begitu juga dengan kandungan lemak jenuhnya. Mentega bisa dibuat di rumah, sedangkan margarin harus diolah di pabrik.
Margarin memiliki kandungan kolesterol dan lemak jenuh yang lebih rendah daripada mentega. Dalam hal ini, tingkat kandungan lemak pada margarin lebih bervariasi tergantung minyak sayur yang menjadi bahan pembuatnya.
Namun, margarin memiliki kandungan lemak tak jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal yang lebih tinggi dibandingkan mentega. Kedua produk ini, baik mentega maupun margarin memiliki kandungan lemak yang lebih rendah dalam bentuk olesan.
Dibandingkan dengan margarin, mentega lebih mudah meleleh. Oleh karena itu, margarin lebih cocok dijadikan sebagai bahan pembuat kue kering, sedangkan penggunaan mentega dapat menjadi bahan kue-kue seperti black forest, atau yang lebih lunak. Dengan bahan utama produk hewani, harga mentega pun biasanya jauh lebih mahal daripada margarin.
Penggunaan mentega tawar akan memberikan rasa yang lebih kaya pada keik, kue kering, dan pastry. Kandungan lemak yang lebih tinggi pada mentega juga akan memberikan tekstur pada roti maupun kue yang dipanggang.
Sementara itu, margarin yang mengandung air lebih banyak dibandingkan lemaknya, bisa membuat adonan kue kering menyebar ketika dipanggang dan membuatnya jadi lebih mudah gosong. Margarin biasanya akan lebih lembut ketika berada di suhu relatif dingin. Margarin bisa membuat kue kurang lembut dan kue kering akan kurang renyah.
Kesehatan
Menurut American Heart Association, lemak jenuh dalam mentega dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat). Hal itu karena efeknya pada kadar kolesterol secara keseluruhan di arteri. Namun, lemak trans dari margarin tidak meningkatkan kolesterol LDL setinggi lemak jenuh.
Sebenarnya tidak ada pilihan yang 100 persen sehat dari mentega atau margarin. Namun, kamu dapat memilih pilihan yang paling bermanfaat untuk pola makan sehat dan kebutuhan sehari-hari.
Untuk menentukan pilihan yang sehat, sebaiknya cari margarin dengan jumlah lemak trans terendah (sebaiknya 0 gram). Selain itu periksa juga label bahan untuk minyak terhidrogenasi parsial.
Perlu diketahui juga, produk mentega atau margarin mungkin dapat mengklaim bahwa suatu produk mengandung nol lemak trans, jika mengandung kurang dari 1,5 per porsi.
Jika margarin mengandung minyak terhidrogenasi sebagian, maka itu akan mengandung lemak trans. Bahkan, jika labelnya mengklaim mengandung 0 gram minyak trans.
Begitu juga pada saat membeli mentega, pilihlah varietas hewan yang diberi makan rumput (jika memungkinkan). Menambahkan mentega atau margarin ke makanan atau resep akan menambah kalori yang mungkin belum dipertimbangkan. Namun, bahan-bahan ini juga menawarkan tujuan penting dalam makanan, yaitu sebagai sumber lemak.
Perlu dipahami, tubuh membutuhkan lemak untuk berfungsi dan menyerap nutrisi. Lemak juga memberikan rasa kenyang. Mengonsumsi makanan tanpa lemak akan menyebabkan kamu cenderung merasa lapar setelahnya.
Kekhawatiran lain yang jadi pertimbangan adalah kandungan kolesterol mentega. Namun ingat, hanya produk mentega yang berasal dari hewani yang mengandung kolesterol. Kebanyakan margarin mengandung sedikit atau tidak mengandung kolesterol. Sedangkan mentega mengandung sejumlah besar kolesterol. Jika kamu dalam program membatasi kadar kolesterol, sebaiknya beralihkan dari mentega ke margarin.
Perdebatan tentang mentega dan margarin seringkali karena lemak yang terkandung. Makanan bisa mengandung lemak baik dan lemak jahat.
Minyak nabati margarin mengandung lemak tak jenuh yang terbagi menjadi lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tungga. Ketika digunakan sebagai pengganti lemak jenuh, margarin dapat membantu menurunkan kolesterol low density lipoprotein (LDL), suatu bentuk kolesterol “jahat” yang menyumbat arteri.
Sedangkan lemak tak jenuh umumnya ditemukan pada tanaman dan sayuran. Lemak ini dianggap “baik” karena memiliki peran yang bermanfaat.
Mentega memiliki kadar lemak jenuh dan lemak trans yang lebih tinggi. Lemak ini dapat menyebabkan kolesterol yang lebih tinggi, sehingga kemungkinan penyakit jantung lebih besar. Sementara itu mentega memiliki high density lipoprotein (HDL) yang lebih rendah.
Itulah yang perlu diketahui dari mentega dan margarin. Keduanya mungkin tidak akan membahayakan kesehatan jika dikonsumsi secara bijak, sesuai kebutuhan, dan tujuan dari pola makan yang kamu jalani. (Hilal)