linimassa.id – Anting merupakan perhiasan yang lazim dipasang pada telinga, atau bagian tubuh lainnya, terutama yang sudah ditindik.
Bahannya bisa dari logam, plastik, kaca, batu mulia, manik-manik, teflon, akrilik dan lain-lain. Pada umumnya anting dipakai pada telinga yang ditindik, tetapi ada anting jepit yang dipakai dengan cara menjepit cuping telinga, sehingga tidak memerlukan tindik.
Biasanya anting dibuat berpasangan untuk dipasang di telinga kanan dan kiri. Namun anting yang khusus dibuat untuk bagian tubuh lain, seperti hidung, lidah, dan pusar tidak mesti dibuat sepasang.
Varian
Beragam jenis anting dapat dibedakan berdasarkan cara pemakaian atau pun bentuknya. Dari cara pemakaiannya, anting dapat dipasang dengan cara ditusuk/ditindik pada permukaan kulit, atau dijepit saja. Berdasarkan bentuknya, ada anting barbel, gantung, subang, spiral, dan lain lain.
Menurut cara pemakaian dibedakan dalam anting tusuk misalnya nting tusuk dengan mata bulat dan pengganjal dari logam. Ada juga anting jepit, dengan penjepit yang dapat dikencangkan dengan sekrup dan anting barbel yang dipasang dengan cara memelintir bola seperti sekrup.
Anting tusuk dipasang pada tindik dengan cara menembuskannya pada cuping atau kulit, lalu mengganjalnya dengan semacam sumbat atau penahan, yang dapat terbuat dari logam atau bahan lainnya.
Beberapa anting tusuk tidak dipasang dengan ganjalan, melainkan dengan sekrup. Pemasangannya dengan cara memelintir atau memutar pengganjal anting seperti membuka suatu sekrup.
Bentuk anting tusuk yang umum ialah barbel, selain subang, giwang, dan spiral. Selain dipakai pada telinga, tindik tubuh yang dapat dipasangi anting tusuk ialah bawah bibir, lidah, cuping hidung, dan puting.
Batangan anting tusuk pun dapat berbentuk batangan lurus, batangan melengkung, bahkan melingkar (simpai).
Sementara anting jepit atau anting non-tindik dapat dipakai oleh orang-orang yang tidak memiliki tindik, atau tidak ingin membuat tindik pada tubuhnya.
Anting jepit memiliki suatu mekanisme dalam pemasangannya, entah berupa jepitan berpegas atau jepitan sekrup. Beberapa produk anting jepit bahkan memanfaatkan magnet berpasangan.
Anting jenis ini dapat berupa anting gantung atau simpai, sedangkan yang berbentuk subang atau giwang biasanya mengandung magnet.
Menurut bentuk ada anting gantung, anting barbel, anting simpai, subang, giwang atau kerabu, anting spiral.
Untuk anting anting gantung pada umumnya dipasang dengan cara mengaitkan cantelannya pada tindik. Ada pula yang memakai ganjalan pada sematnya. Anting jenis ini memiliki permata, manik-manik, atau hiasan yang menjuntai atau tampak bergelantungan di cuping telinga pemakainya. Anting jenis ini termasuk jenis yang umum diperjualbelikan. Bentuk juntaiannya bervariasi, mulai dari bentuk geometri sederhana, simbol, bentuk figuratif, bahkan bentuk abstrak. Biasanya terbuat dari logam yang ringan, atau bahan sintetis seperti teflon dan akrilik.
Asal Mula
Lukisan dinding dari masa 1700 SM yang menampilkan seorang wanita Yunani mengenakan anting. Kini disimpan di Museum Thisa, Santorini, Yunani.
Koin dengan cetakan wajah Raja Phraates V dari Parthia (abad ke-1 Masehi) yang tampak memakai anting-anting.
Anting merupakan salah satu perhiasan yang telah dibuat sejak zaman kuno, dibuktikan dengan penemuan anting berbahan emas beserta perhiasan lain berbahan emas, lapislazuli, dan batu ahmar di suatu situs bersejarah di Lothal, India,[14] dan Makam Keluarga Kerajaan di Ur, bekas Sumeria, dari Periode Dinasti Awal (c. 2900 – 2350 SM).
Anting simpai berbahan emas, perak, dan perunggu juga lazim pada zaman Peradaban Minoa (2000–1600 SM), dan contoh pemakaiannya dapat teramati pada peninggalan berupa lukisan dinding di pulau Santorini, Yunani.
Pada akhir zaman Minoa, dan awal zaman Mikenai (Yunani Zaman Perunggu), anting simpai dengan gantungan mengerucut adalah perhiasan yang cukup lazim.[10] Bukti tertua bahwa anting juga dipakai oleh kaum pria dapat terlihat pada peninggalan arkeologis dari Persepolis, bekas kota zaman Persia Kuno. Pada sebagian tembok bekas istana yang masih utuh, ada ukiran para prajurit Kerajaan Persia yang memakai anting.
Arkeolog Mesir Howard Carter menuliskan penemuannya tentang Makam Firaun Tutankhamun bahwa cuping telinga mumi sang firaun memiliki tindik, tetapi tidak ada perhiasan atau anting yang terpasang, meskipun ada beberapa anting menjadi bekal kubur di dalam makam tersebut.
Topeng penutup jenazah sang firaun juga menampilkan suatu tindik, tetapi tampak seperti tertutup subang emas. Hal itu mengindikasikan bahwa pada zaman Mesir Kuno, anting hanya dipakai oleh anak-anak, sama halnya seperti tradisi di Mesir saat Carter masih hidup.
Bukti pemakaian anting pada zaman dahulu juga tercatat dalam Alkitab (c. 1500 SM). Dalam Keluaran 32:1–4, tertulis bahwa saat Musa naik ke gunung Sinai, bangsa Israel meminta Harun untuk membuat tuhan baru bagi mereka. Tercatat bahwa Harun meminta agar bangsa Israel melepas anting-anting yang dipakai oleh istri, anak perempuan, dan anak laki-laki mereka, untuk dikumpulkan lalu dibentuk menjadi berhala Anak Lembu Emas.
Maharaja Sri Vikram Dev III dari Jeypore (1889–1920), memakai anting sebagai perhiasan yang lazim bagi bangsawan Hindu pria dan wanita di India.
Pada Periode Klasik di Eropa (termasuk Timur Tengah), anting dianggap sebagai perhiasan khusus perempuan. Juga pada periode tertentu di Yunani dan Romawi Kuno, anting lazimnya digunakan oleh perempuan, meskipun sebelumnya pernah populer dan setelahnya kembali populer untuk dipakai kaum lelaki, contohnya Plato, seorang filsuf kondang juga tercatat pernah memakainya.
Pria
Di era modern seperti sekarang ini, tak sedikit pria menindik telinganya demi mengenakan anting-anting. Mulai dari model stud, hingga berlainan bentuk; anting-anting tersebut memberi kesan stylish yang memukau mata tanpa terkesan feminin.
Ada dua fakta menarik tentang anting-anting yang perlu diketahui. Antara lain:
-Kaum pria lah yang pertama kali mengenakan anting-anting, bukan wanita;
-Berdasarkan bukti arkeologi, anting-anting telah dikenal sebagai perhiasan untuk laki-laki sejak 7000 tahun lalu, tepatnya bermula di Mesir, lalu merambah ke Benua Eropa
Dari sejarahnya, hanya pria dengan kekayaan dan jabatan tinggi, yang bisa mengenakan perhiasan. Dengan kata lain, perhiasan dianggap sebagai simbol status sosial bagi pria. Namun, tahun-tahun berselang, anting-anting juga populer di kalangan bawah dan menjadi simbol perbudakan.
Yang membedakan anting-anting bangsawan dengan kalangan bawah adalah logam pembuatnya. Anting-anting bangsawan terbuat dari logam mulia berkualitas seperti emas, sedangkan bagi kalangan bawah terbuat dari logam lebih murah.
Di abad ke-20, anting-anting dikenakan oleh pelaut sebagai penanda bahwa:
-Pelaut berhasil berkeliling dunia melalui lautan;
-Pelaut berhasil selamat dari kecelakan kapal;
-Simbol penghormatan terakhir bagi pelaut yang gugur dan akan diberikan saat prosesi penguburan
Tak hanya itu, anting-anting pun memiliki makna spiritual, khususnya bagi umat Hindu dan Buddha. Bahkan anak-anak Hindu Karnavedha, baik laki-laki maupun perempuan, mulai mengenakan anting-anting saat berusia 3 atau 5 tahun sebagai bagian dari tradisi suci. Di lain pihak, tak sedikit pria abad ke-20 mengenakan anting-anting sebagai simbol pemberontakan terhadap norma umum masyarakat.
Tren
Makna penggunaan anting-anting untuk pria semakin meluas. Dari penanda status sosial, kemudian alasan spiritual, hingga simbol pemberontakan, anting-anting kini juga dianggap sebagai simbol mode kekinian. Tak sedikit pria yang tampak percaya diri mengenakan anting emas berkualitas agar tampil fashionable .
Di antara banyaknya jenis anting-anting, mismatch earrings menjadi tren perhiasan model terbaru yang berhasil menyita perhatian. Anting emas kekinian ini memiliki model yang berlainan, sehingga siapapun penggunanya akan menjadi pusat perhatian. Pesona anting-anting berlainan bentuk ini terdapat dalam seri perhiasan model terbaru mismatch earrings dari NEW Frank & co.’s TinyTAN Special Collection
Anting-anting berlainan bentuk ini merupakan anting emas terbaru dari seri perhiasan emas eksklusif NEW Frank & co.’s TinyTAN Special Collection. Tak hanya anting-anting, seri ini juga menghadirkan gold pendant dan drawstring bracelet sebagai pelengkap seri sebelumnya yang rilis pada bulan Juni lalu, yaitu Frank & co.’s TinyTAN Special Collection. (Hilal)