linimassa.id – Meski semakin hari keberadaannya semakin tersingkir karena banyak bertebaran ojek motor dan mobil online, keberadaan angkot masih sangat dibutuhkan.
Dalam transportasi di Indonesia, angkutan kota atau biasa disingkat angkot adalah sebuah transportasi umum jenis taksi bersama dengan rute yang sudah ditentukan.
Tidak seperti bus yang mempunyai halte bus sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, angkutan kota dapat berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di mana saja.
Secara internasional, angkot ini diklasifikasikan sebagai taksi bersama (bahasa Inggris: share taxi), yakni moda transportasi antara taksi dan bus.
Kendaraan yang disewa ini berukuran lebih kecil dari bus dan membawa penumpang pada rute tetap atau setengah tetap tanpa jadwal, serta berangkat saat semua kursi telah terisi.
Mereka biasa berhenti di mana saja untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Angkot atau taksi bersama ini sering ditemui di negara berkembang, kendaraan yang biasa digunakan sebagai angkot berkisar dari mobil empat kursi hingga bus kecil.
Angkot merupakan salah satu angkutan umum yang paling sering ditemukan di kota-kota di Indonesia. Angkutan umum yang satu ini memiliki banyak peminat karena sangat fleksibel dan ongkosnya yang terjangkau.
Asal Mula
Keberadaan angkot dimulai pada tahun 1943 ketika Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jenis transportasi ini dimaksudkan sebagai cara bepergian dengan kendaraan bermotor.
Pada tahun 1946, angkot menjadi bagian dari DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia) sebagai angkutan umum.
Angkot atau mikrolet menjadi sangat populer karena mampu melakukan perjalanan dengan kendaraan yang relatif kecil hingga 10 penumpang di dalamnya.
Mikrolet jauh lebih kecil daripada bus, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk bepergian di jalan-jalan Jakarta tanpa menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Angkutan kota mulai diperkenalkan di Jakarta pada akhir tahun 1970-an dengan nama mikrolet untuk menggantikan oplet yang sudah dianggap terlalu tua, terseok-seok jalannya dan sering mengalami gangguan mesin.
Tarif yang dibebankan kepada penumpang bervariasi tergantung jauhnya jarak yang ditempuh. Jalur operasi suatu angkutan kota dapat diketahui melalui warna atau kode berupa huruf atau angka yang ada di badannya.
Angkot sangat membantu jika seseorang sedang berada di luar daerah dan kesulitan mencari transportasi yang murah.
Lain halnya di Papua dan Papua Barat, angkot didaerah sana dikenal oleh masyarakat Papua dengan nama taksi, yang justru memiliki tarif yang setara dengan bus antarkota untuk satu kali perjalanan.
Pada 2021 Di Bogor, Bus Trans Pakuan telah diuji coba untuk menggantikan Angkot.
Panggilan
Di beberapa tempat juga ada kendaraan roda tiga yang disebut Bemo (seperti becak yang berdasarkan Daihatsu Midget), tetapi kini sudah dihapus. Angkot versi lama disebut Oplet.
Nama transportasi ini berbeda di setiap provinsi atau daerah yang berbeda. Di Jakarta disebut Angkot, di daerah lain seperti di Sulawesi, istilah Mikrolet yang disingkat “Mikro” lebih banyak digunakan terutama di Manado.
Angkutan Kota di Indonesia memiliki berbagai macam istilah tergantung daerah masing-masing. Mikrolet dan JAK Lingko adalah angkutan umum layaknya angkot di Jakarta.
Di Surabaya angkutan kota lebih dikenal dengan istilah “Lyn”. Di Makassar dikenal dengan istilah “pete-pete”.
Di daerah Papua dan Papua Barat dikenal dengan sebutan “Taksi”. Sementara, di Medan dikenal sebutan sudako, di Aceh dikenal sebutan labi-labi, dan di Malang dikenal sebagai angkota.
Tidak hanya di Indonesia, kendaraan berupa angkot ini juga dapat ditemui di negara-negara lain (terutama di negara berkembang), dalam klasifikasi taksi bersama (shared taxi). Dari sekian banyak negara, berikut adalah beberapa contohnya.
Mancanegara
Angkot di Australia dikenal sebagai Gordon Valentine, awalnya bernama koperasi angkutan kota Australia, berdiri sejak 1975 dengan armada bermesin Mitsubishi Colt Diesel T200, dengan model yang sama seperti metromini era 80an, saat ini Gordon Valentine dengan mudah dapat dijumpai di jalanan Australia, baik berukuran mikro bus maupun medium bus.
Angkot di Filipina dikenal sebagai Jeepney (bahasa Filipino: Dyipni). Jeepney ini awalnya terbuat dari jip militer AS yang tersisa dari Perang Dunia II dan dikenal karena warna dan dekorasinya yang flamboyan.
Saat ini jeepney dibuat oleh bengkel lokal dari kombinasi elemen prefabrikasi (dari segelintir pabrikan Filipina) dan improvisasi dan dalam banyak kasus dilengkapi dengan “surplus” atau mesin SUV atau truk ringan bekas Jepang, drive train, suspensi dan komponen kemudi (dari kendaraan daur ulang di Jepang).
Angkot jenis lainnya yang juga umum di Filipina adalah UV Express yang menggunakan Compact MPV dan van sebagai faktor bentuknya.
Di Ghana dan negara-negara tetangga, angkot (taksi bersama) disebut Tro tro, dan kendaraan minibus ini adalah milik pribadi[8] untuk disewa yang menempuh rute tetap, dan berangkat saat sudah terisi penuh.[9] Meskipun ada halte khusus tro tro, taksi bersama ini juga dapat dinaiki di mana saja di sepanjang rute yang dilalui.
Dioperasikan oleh pengemudi dan kondektur, yang mengumpulkan uang, meneriakkan tujuan, dan disebut “mate”, tro tro banyak yang dihiasi dengan slogan dan ucapan religius, dan sedikit beroperasi pada hari Minggu. Tro tro digunakan oleh 70% komuter Ghana.
Di Hong Kong, angkot dikenal sebagai public light bus atau bus ringan umum (bahasa Tionghoa: 公共小型巴士). Kendaraan umum ini menggunakan minibus untuk melayani area yang tidak dapat dijangkau oleh jalur bus standar Hong Kong secara efisien. Kendaraan ini sehari-hari dikenal dengan kode-switch Van仔 (Van Jái) secara harfiah “van-ette”.
Angkot ini biasanya menawarkan solusi transportasi yang lebih cepat dan efisien karena ukurannya yang kecil, daya dukung yang terbatas, frekuensi dan rute yang beragam, meskipun umumnya sedikit lebih mahal daripada bus standar, minibus ini dapat membawa maksimal 19 penumpang duduk. Penumpang tidak diperbolehkan utuk berdiri.
Marshrutka (bahasa Rusia dan Ukraina: маршру́тка) atau “taksi rute”, adalah moda transportasi umum di Eropa Timur seperti angkot yang berasal dari era Uni Soviet, dan kini masih ada di Rusia dan negara-negara CIS lainnya, di negara-negara Baltik, Bulgaria, Georgia, Turkmenistan, Ukraina, dan Armenia.
Fungsi marshrutka modern secara teoritis mirip dengan angkot, yang menggunakan minibus di beberapa negara lain. Marshrutka pertama diperkenalkan di Moskwa pada tahun 1938.
Marshrutka biasanya berbentuk van, mereka beroperasi di rute yang sudah ditentukan, biasanya berangkat ketika semua kursi telah terisi, dan mungkin memiliki tarif yang lebih tinggi daripada bus. Penumpang dapat menaiki marshrutka di mana saja di sepanjang rutenya jika ada kursi yang tersedia.
Ongkos dibayar sebelum meninggalkan marshrutka. Orang yang duduk dekat pengemudi bertanggung jawab untuk menagih ongkos para penumpang serta memberikan uang kembalian.
Angkot di Thailand dan Laos biasa disebut sebagai songthaew (bahasa Thai: สองแถว) yang berarti “dua baris”. Angkot jenis ini diadaptasi dari mobil pikap atau truk besar dan dapat digunakan sebagai taksi bersama. Mereka juga dikenal sebagai bus baht.
Songthaew digunakan baik di dalam kota maupun di luar kota dan untuk rute yang lebih panjang antara kota dan desa.
Mereka yang berada di dalam kota diubah dari truk pikap dan biasanya menempuh rute tetap dengan tarif yang suah ditetapkan, tetapi dalam beberapa kasus (seperti di Chiang Mai) taksi tersebut digunakan sebagai angkot untuk penumpang yang bepergian dengan arah yang kira-kira sama.
Di Turki dan Siprus Utara yang dikontrol Turki, angkot dikenal sebagai dolmuş (diucapkan “dolmush”), yakni taksi bersama yang beroperasi pada rute tertentu di dalam dan antar kota. Masing-masing mobil atau minibus ini menampilkan rute mereka di papan nama yang dipasang di belakang kaca depan.
Beberapa kota mungkin hanya mengizinkan dolmuş untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di halte yang telah ditentukan, dan juga di terminal yang ada.
Dolmuş berasal dari bahasa Turki yang berarti “penuh” atau “berisi”, karena taksi bersama ini berangkat dari terminal hanya ketika jumlah penumpang yang cukup telah naik. Pengunjung di Turki mungkin akan dikejutkan oleh kecepatan perjalanan dolmuş ini.
Istilah
Dalam dunia per-angkot-an, dikenal beberapa istilah khas. Berikut beberapa istilah yang sering digunakan di angkot.
Ngetem. Istilah “ngetem” digunakan untuk menunjukkan kondisi angkot yang tidak bergerak atau tengah menunggu. Biasanya, angkot akan ngetem di tepi jalan untuk menunggu penumpang. Jika sudah dipenuhi penumpang, barulah sopir menjalankan angkotnya.
Carter. Istilah “carter” dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti memesan, menyewa sesuatu (mobil dan sebagainya) untuk dipergunakan secara pribadi dalam jangka waktu menurut kebutuhan. Carter pada dasarnya tidak berbeda dengan istilah rental. Namun, masyarakat cenderung menggunakan istilah rental saat menyewa mobil pribadi, sementara istilah carter dipakai untuk menyewa angkot.
Sewa. Kalangan sopir angkot memiliki istilah tersendiri dalam menyebut penumpang. Mereka umumnya menggunakan kata “sewa” untuk merujuk kepada orang yang menaiki angkot. Ketika bertemu sejawat, sopir angkot kerap menanyakan perihal jumlah penumpang yang dibawa, misalnya, “Sewanya banyak enggak?” Padahal dalam KBBI, sewa berarti pemakaian sesuatu dengan membayar uang. Namun bagi sopir angkot, sewa bermakna penumpang.
Kiri Istilah “kiri” diucapkan penumpang jika hendak turun di tujuan. Kata tersebut memiliki makna “stop”. Hal ini mungkin disesuaikan dengan aturan berkendara di Indonesia yang menggunakan lajur kiri, sehingga pintu angkot pun berada di sebelah kiri. Maka saat ingin turun, penumpang memberikan kode ucapan “kiri” kepada sopir. Mendengar ini, sopir angkot otomatis akan menghentikan laju kendaraannya untuk menurunkan penumpang.
Oper. Ada kalanya sopir tidak menuntaskan perjalanannya hingga ke akhir rute. Biasanya hal ini disebabkan karena penumpang yang dibawa hanya satu atau dua orang. Karena merasa malas atau dianggap hanya menghabiskan bensin, sopir pun mengoper penumpangnya. Istilah “oper” berarti memindahkan penumpang ke angkutan lain yang bergerak ke arah dan trayek yang sama.
Langsung. Untuk menarik penumpang, biasanya sopir akan meneriakkan “langsung-langsung”. Hal ini berarti sopir akan langsung memberangkatkan angkotnya ketika penumpang sudah naik, tanpa menunggu datangnya penumpang lain. Istilah ini juga bermakna bahwa sopir angkot akan langsung ke tujuan akhirnya.
Kosong. Istilah “kosong” diucapkan sopir untuk memberitahukan ke calon penumpang bahwa jumlah penumpang di dalam angkot sedikit. Selain itu, sopir meneriakkan “kosong-kosong” juga untuk menarik perhatian orang agar mau menaiki angkotnya. Angkot yang kosong biasanya membuat penumpang lebih berminat karena leluasa untuk duduk di dalamnya.
Rit. Sudah jadi rahasia umum, sopir angkot kebanyakan merupakan sopir tembak atau sopir pengganti. Mereka biasanya bekerja menarik angkot berdasarkan rit, misalnya 1 rit atau lebih. Rit adalah perjalanan bolak-balik dalam satu trayek.
4-6 Jok. dalam angkot terletak di sebelah kiri dan kanan, sehingga penumpang akan duduk saling berhadapan. Biasanya jok sebelah kiri dapat memuat 4 penumpang, sementara jok sebelah kanan diisi oleh 6 penumpang. Istilah yang akrab untuk hal tersebut adalah “4-6”. Sopir kerap meneriakkan “4-6” berulang-ulang agar penumpang duduk rapat memenuhi kapasitas setiap sisi jok. (Hilal)