linimassa.id – Turki memiliki berbagai aneka roti yang hits dan dikenal bahkan hingga mancanegara. Mulai dari kolot, pide, sampai pogaca.
Kolot adalah sejenis roti yang berasal dari daerah Trabzon di Turki. Roti itu terbuat dari garam, tepung dan minyak yang dikumpulkan dari tujuh rumah yang berbeda, air yang dibawa dari tujuh sungai yang berbeda, dan terakhir dari ketujuh potong kayu yang dikumpulkan dari tujuh pagar yang berbeda.
Bahan-bahan tersebut tersebut kemudian dibuat menjadi roti yang sangat asin. Menurut cerita rakyat Trebizond gadis-gadis muda yang makan roti ini melihat calon suami mereka dalam mimpi mereka malam itu. Namanya berasal dari bahasa Yunani Pontic kolot “roti kecil” dari bahasa Armenia, kolot “pendek”.
Roti Pide
Pide merupakan hidangan yang sangat populer dan mudah ditemukan di restoran, kafe, dan toko roti di seluruh Turki. Hidangan ini menjadi pilihan yang lezat dan memuaskan bagi siapa pun yang ingin menikmati cita rasa autentik dari kuliner Turki.
Pide biasanya disajikan dengan potongan limau atau tomat segar di sampingnya, sehingga memberikan sentuhan segar dan menyegarkan pada hidangan. Disajikan panas-panas, dan sering dinikmati dengan saus yogurt atau saus tomat sebagai pelengkap.
Sejarah pide khas Turki dapat dilihat dari zaman kuno, ketika teknik memanggang roti datar telah ada dalam budaya makanan di wilayah Anatolia yang sekarang menjadi bagian dari Turki.
Pide adalah roti datar yang biasanya berbentuk oval atau bulat dengan tepi melengkung. Itu bisa dibentuk dengan berbagai topping keju, daging cincang, sayuran, dan berbagai kombinasi lainnya.
Pide dapat disajikan sebagai hidangan utama atau sebagai hidangan pembuka dalam bentuk yang lebih kecil. Dalam budaya Turki kuno, daging cincang, sayuran, dan berbagai rempah-rempah sudah menjadi bagian dari kuliner sehari-hari.
Pada masa lalu, roti datar seperti pide dimasak di oven kayu tradisional yang disebut firin di desa-desa dan rumah-rumah di seluruh Turki.
Seiring berjalannya waktu, pide berkembang menjadi hidangan yang lebih variatif dengan berbagai jenis isian dan topping.
Salah satu variasi pide yang terkenal adalah pide kiymali, yang berisi daging cincang, bawang bombay, dan tomat yang ditaburi dengan keju. Pide juga sering disajikan dengan telur di atasnya yang disebut pide yumurtali.
Pide tetap menjadi hidangan yang populer dan ikonik di Turki hingga saat ini. Ini sering dijual di restoran-restoran, kafe, dan toko-toko roti di seluruh negeri, serta menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya makanan Turki.
Pogaca
Berawal dari Istana Ottoman, Roti Pogaca Jadi Jajanan “Sejuta Umat” di Turki. Roti Pogaca tercipta ratusan tahun lalu. Turki punya puluhan bahkan mungkin ratusan roti tradisional. Salah satunya pogaca.
Roti ini dijual di gerobak-gerobak pinggir jalan, bakery shops, kafe maupun kedai kopi dan teh. Harganya cukup murah, sekitar Rp4 ribu sampai Rp5 ribu.
Orang Turki umumnya mengonsumsi pogaca saat sarapan, atau tea time. Banyak juga yang menyantapnya untuk mengganjal perut saat di perjalanan.
Pogaca merupakan roti legendaris. Ratusan tahun lalu, di era Kekaisaran Turki Utsmani (Ottoman), pogaca jadi makanan istimewa. Dalam buku “Notes from The Ottoman Palace Cuisine” karya Ilknur Haydaroglu (2009), tertulis bahwa pada masa Sultan Murat III, pogaca disiapkan khusus untuk tamu-tamu penting yang datang ke istana.
Berawal dari istana, pogaca kemudian populer di seantero Turki sampai sekarang. Orang Turki suka membuat pogaca homemade untuk konsumsi keluarga, suguhan tamu, bekal sekolah anak ataupun piknik. Saat perayaan tertentu, seperti festival dan ulang tahun, pogaca jadi salah satu sajian andalan.
Pogaca buatan kafe maupun firin alias toko roti, enggak kalah populer. Seperti jenis roti lainnya, pogaca diproduksi setiap hari. Kalau mau menikmati pogaca hangat, fresh from the oven, kita bisa datang pagi hari ke toko roti.
Di Kota Antalya, ada ratusan bakery shops yang memproduksi pogaca. Salah satunya Degirmenonu, yang mulai beroperasi tahun 2011. Setiap hari, Degirmenonu membuat ratusan pogaca untuk dijual di toko roti mereka, juga dipasok ke sejumlah restoran, kafe dan toko kue di Kota Antalya.
Bahan
Bahan dasar pogaca, sama dengan roti pada umumnya. Telur ayam, minyak sayur, yoghurt dan mentega. Semua bahan dicampur dengan tepung terigu, sampai menyatu sempurna.
Adonan pogaca yang sudah jadi, kemudian diuleni. Selanjutnya ditimbang dan dibentuk satu per satu. Isian yang paling populer adalah campuran keju feta dan daun peterseli. Ada juga pogaca isi kentang tumbuk, daging sapi giling, keju mozzarella, buah zaitun, bayam dan cokelat.
Untuk menghasilkan pogaca bertekstur lembut, dengan aroma dan rasa khas, Degirmenonu memilih bahan-bahan alami, tanpa pengawet dan bahan kimia tambahan.
Bentuk dan varian resep pogaca, berbeda di setiap daerah. Setiap bakery shops juga punya resep sendiri. Ada yang teksturnya lembut, ada juga yang renyah bahkan cenderung kering. Ada yang menggunakan ragi, ada juga yang tanpa ragi sama sekali.
Beberapa bakery shops juga membuat pogaca plain, tanpa isian. Untuk topping, yang paling umum digunakan adalah kacang wijen dan jintan hitam. Selain di Turki, pogaca juga populer di beberapa negara, seperti Yunani, Bulgaria, Hungaria dan negara-negara Balkan. Meski bahan dasarnya serupa, sebutannya berbeda-beda. (Hilal)