linimassa.id – Memelihara ikan banyak digemari manusia. Sebagai hiasan, ikan-ikan biasanya disimpan di akuarium alias tirtalaya.
Ini merupakan sebuah vivarium yang biasanya ditempatkan di sebuah tempat dengan sisi transparan terbuat dari gelas atau plastik berkekuatan tinggi, di dalamnya satwa dan tumbuhan air biasanya ikan, tetapi dapat juga ditemukan invertebrata, amfibi, mamalia laut dan reptil ditampung, dan digunakan untuk display publik.
Akuarium berasal dari bahasa latin Aqua yang berarti “Air”, dan sufiks -arium yang berarti “tempat yang terkait dengan”.
Memelihara ikan di dalam akuarium adalah hobi yang cukup populer. Akuarium raksasa pertama untuk umum, didirikan di Kebun Binatang London, Inggris pada 1853. Bersaman dengan jalannya waktu, teknologi yang digunakan di dalam akuarium makin berkembang seperti sistem penyaringan dan penerangan.
Asal Mula
Akuarium yang paling awal diketahui adalah kolam ikan buatan yang dibangun oleh bangsa Sumeria kuno lebih dari 4500 tahun yang lalu. Bangsa Asiria kuno, Mesir, dan Romawi juga memelihara ikan di kolam sebagai bahan makanan dan tujuan hiburan.
Orang Cina kuno adalah pembudidaya pertama yang membiakkan ikan dengan tingkat keberhasilan apa pun. Mereka memelihara ikan mas untuk makanan sekitar tahun 2000 SM, dan mengembangkan ikan mas hias dengan pembiakan yang selektif. Ikan mas diperkenalkan ke Eropa selama abad ke-18.
Pada akhir abad ke-18, minat publik yang luas dalam studi tentang alam bangkit, dan ikan disimpan dalam stoples kaca, wadah porselen, bak kayu, dan kolam buatan kecil. Selama masa ini ahli zoologi dan ahli botani, Johann Matthaeus Bechstein, memelihara banyak ikan dan amfibi dan meletakkan dasar bagi ilmu akuarium dan terarium .
Konsep akuarium dan terarium yang tepat dikembangkan kemudian oleh Nathaniel Bagshaw Ward pada tahun 1829.
Selama abad ke-19 gagasan “akuarium yang seimbang” dikembangkan. Pendekatan ini adalah upaya untuk meniru ekosistem yang seimbang di alam. Menurut metode ini, limbah ikan dapat dikonsumsi oleh tanaman, dan tanaman bersama dengan permukaan udara air dapat memasok oksigen untuk ikan. Pada tahun 1869, ikan tropis pertama (paradise fish) diimpor dari Asia.
Pada masa tersebut, tangki akuarium tropis tetap dijaga agar tetap hangat oleh nyala api terbuka. Karena produk filter pada awal produksi berbunyi bising dan mahal, memelihara ikan adalah hobi yang diperuntukkan bagi orang kaya, yang berbakat secara ilmiah.
Pada zaman Romawi Kuno, ikan pertama yang dipelihara ke dalam ruangan adalah ikan dari genus Barbus yang diletakkan di kolam kecil di bawah kamar tidur tamu.
Dengan berkembangnya teknologi kaca, salah satu dinding dari kolam ini diganti dengan kaca untuk meningkatkan cara pandang ke kolam ikan tersebut.
Pada 1369, Kaisar Tiongkok Hóngwǔ mendirikan perusahaan produsen porselen untuk membuat tabung porselen sebagai tempat pemeliharaan ikan mas hias. Bentuk tabung lalu berkembang menjadi mangkuk bola.
Pada tahun 1836 setelah penemuan kotak Wardian, Dr. Nathaniel Bagshaw Ward mengusulkan untuk menggunakan kotak buatannya sebagai tempat untuk membawa hewan tropis.
Pada 1841 ia berusaha menerapkannya namun hanya membawa tumbuhan air dan ikan mainan. Pada 1838, Félix Dujardin tercatat memiliki akuarium air asin.
Pada 1846, Anne Thynne mampu mempertahankan koral Scleractinia dan rumput laut selama hampir tiga tahun, dan dituliskan sebagai penemu pertama akuarium air laut yang seimbang secara ekosistem di London.
Pada tahun yang sama, Robert Warington bereksperimen dengan kontainer berukuran 13 galon yang diisi ikan mas, siput, dan tumbuhan Vallisneria untuk membuat akuarium yang stabil secara ekosistem.
Pada 1853, Kebun binatang London membuka akuarium publik pertama. Philip Henry Gosse adalah yang pertama menggunakan istilah aquarium di bukunya The Aquarium: An Unveiling of the Wonders of the Deep Sea.
Dalam bukunya tersebut, Gossee banyak membahas tentang akuarium air asin. Edward Edwards mematenkan pada tahun 1858 sebuah sistem sirkulasi untuk akuarium.
Pada 1854, dua penulis anonim asal Jerman menulis tentang akuarium air asin Inggris. Pada 1856, tulisan mengenai akuarium air tawar dipublikasikan.
Pada tahun 1862 William Alford Lloyd bekerja di Jerman dan mengawasi pembangunan tangki dan sistem sirkulasi untuk akuarium di Tierpark Hagenbeck.
Pada Era Victoria, desain akuarium yang umum adalah satu sisi kaca dan sisi lainnya terbuat dari kayu dan dibuat kedap air dengan resin. Bagian dasarnya terbuat dari batu dan dihangatkan dari bawah.
Desain lainnya lalu diperkenalkan dengan seluruh sisi tangki terbuat dari kaca dengan rangka dari logam.
Kaca
Kebanyakan akuarium terbuat dari panel kaca yang dilem dengan menggunakan lem silikon. Namun kaca murni bersifat rapuh dan hanya mampu bertahan sebentar setelah retak.
Meski pada umumnya, perekatnya yang akan lepas lebih dulu jika akuarium kelebihan beban. Akuarium dapat dibuat dengan berbagai jenis bentuk dari kubus, prisma heksagonal, hingga disesuaikan dengan bentuk sudut ruang dan meja.
Akuarium berbentuk bola atau mangkuk bulat dapat terbuat dari plastik maupun kaca.
Meski kaca lebih rentan terhadap retak dan lebih berat dibandingkan kaca akrilik, tetapi kaca lebih tahan gores.
Pemilihan ini umumnya didasarkan pada pertimbangan artistik. Kaca juga memiliki insulasi termal yang lebih buruk dibandingkan akrilik, sehingga panas lebih mudah masuk maupun keluar, dan kaca lebih sulit dibentuk dibandingkan akrilik.
Akrilik memiliki titik lebur 160 derajat Celcius, sedangkan kaca membutuhkan temperatur sekitar 500 derajat Celcius (temperatur transisi kaca) untuk dibentuk. Meski dibutuhkan temperatur lebih tinggi, ketersediaan yang melimpah menjadikan kaca lebih murah dibandingkan akrilik.
Namun ketika membangun akuarium ukuran besar atau dalam jumlah banyak, harga tersebut tidak lagi menjadi pertimbangan melainkan keamanan. Pengiriman kaca ukuran besar memiliki risiko jauh lebih tinggi dibandingkan akrilik.
Dan akrilik lebih lentur dibandingkan kaca, sehingga kemungkinan retak sangat minim.
Kaca laminasi digunakan untuk menggabungkan keunggulan kaca dan akrilik, yaitu tahan gores, lentur, dan ketika terjadi keretakan tidak mudah pecah. (Hilal)