linimassa.id – Sebanyak 29 mantan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengucapkan sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Acara ini berlangsung di Pos Aimasa Satgas Yonif 133/YS, Kampung Aimasa, Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, pada Selasa (14/05/2024).
Dansatgas Yonif 133/YS, Letkol Inf Andhika Ganesakti, menjelaskan bahwa kejadian ini bermula dari temuan dokumen yang mencatat nama-nama orang yang terlibat dalam struktur OPM di wilayah Sorong Raya.
“Dokumen tersebut ditemukan di sebuah rumah kosong di Kampung Aitrem, Distrik Aifat Timur-Maybrat,” kata Ganesakti.
Setelah menemukan dokumen tersebut, Danpos Aimasa Satgas Yonif 133/YS memanggil orang-orang yang tercatat untuk didalami dan dimintai keterangan.
Mereka tinggal di wilayah binaan Pos Aimasa Satgas Yonif 133/YS, sehingga mudah dijangkau untuk proses ini.
Hasil pemeriksaan mengungkap bahwa sebagian besar dari mereka bergabung dengan OPM karena intimidasi.
“Sebagian besar dari mereka terpaksa ikut bergabung dengan OPM wilayah Sorong Raya karena kerap mendapat intimidasi dari pentolan-pentolan OPM,” ujar Ganesakti.
Seiring berjalannya waktu, mereka menyadari kesalahan mereka.
“Mereka sering melihat dan merasakan berbagai aksi kekejaman yang dilakukan oleh OPM, membuat mereka sadar bahwa jalan yang mereka ikuti bertentangan dengan keutuhan NKRI,” lanjutnya.
Dengan bantuan tokoh-tokoh di Distrik Aifat Timur dan koordinasi dengan Pos Aimasa Satgas Yonif 133/YS, para eks OPM tersebut berhasil kembali ke kampung halaman dan keluar dari pengaruh OPM.
Untuk menunjukkan kesungguhan mereka kembali kepada NKRI, para eks OPM meminta agar diadakan acara khusus.
“Mereka meminta langsung kepada Satgas Yonif 133/YS agar dibuatkan acara khusus berikrar setia kepada NKRI dengan disaksikan oleh para tokoh di Distrik Aifat Timur dan pemerintah daerah,” jelas Ganesakti.
Salah satu bekas pentolan OPM, Feliks Fomaer (30), mengungkapkan alasan mereka kembali ke NKRI. “Kami ingin hidup normal, menyekolahkan anak-anak, dan hidup tenang. Dahulu kami bergabung dengan OPM karena dipaksa dan sering mendapat ancaman,” katanya. (AR)