Linimassa.id – Setiap 29 Juni diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Pada tahun ini diperingati sebagai tahun ke 31 tahun Harganas.
Pada tahun ini, puncak peringatan Harganas diselenggarakan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Acara tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Laman keluargaindonesia.id menyebut, Harganas 2024 kali ini mengusung tema “Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas”. Tema tersebut menjadi visi dan misi BKKBN mewujudkan keluarga Indonesia yang memiliki kualitas mumpuni.
Pada 1945 Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, namun situasi bangsa ini belum begitu kondusif. Bahkan untuk mempertahankan kemerdekaan, diberlakukannya wajib militer bagi rakyat.
Hal ini menjadikannya mereka berpisah dengan keluarga. Melalui perjuangan yang gigih, pada 22 Juni 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh.
Seminggu kemudian, tepatnya 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya. Inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas)
Pada saat itu pengetahuan keluarga tentang usia nikah amat rendah disamping keinginan kuat untuk mengganti keluarganya. Yakni, pada saat gugur dalam peperangan, mengakibatkan perkawinan dini tinggi.
Tentunya kesiapan yang kurang saat menikah dini sangat berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu dan bayi ketika itu. Tercatat dalam sejarah bahwa tanggal 29 Juni 1970 merupakan puncak kristalisasi pejuang Keluarga Berencana untuk memperkuat program Keluarga Berencana (KB).
Sehingga tanggal tersebut dikenal dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional. Hari itu sebagai hari kebangkitan keluarga Indonesia.
Kesadaran
Hari bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga ke arah keluarga kecil bahagia sejahtera melalui KB. Selama kurun waktu dua puluh tahun, telah banyak keberhasilan program KB termasuk menjadi tempat pembelajaran bagi negara-negara lain.
Program Kependudukan dan KB berhasil meraih penghargaan UN Population Award. Pada gilirannya, pada 1992 Presiden Republik Indonesia (RI) saat itu menetapkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional.
Penetapan ini dilatarbelakangi pemberian penghargaan kepada rakyat Indonesia yang telah berjuang merebut dan mempertahankan RI dengan meninggalkan keluarganya. Harganas dimaksudkan untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara.
Keluarga diharapkan menjadi sumber yang selalu menghidupkan, memelihara dan memantapkan. Serta mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dalam menghadapi persoalan yang terjadi.
Akhirnya, Harganas mendapat legalitas. Pada 15 September 2014 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 39 tahun 2014, tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional dan bukan hari libur.
Prof. Dr. Haryono Suyono juga merupakan penggagas Hari Keluarga Nasional. Ia merupakan Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto.
Kepada Presiden Seoharto, sebelumnya Haryono menyampaikan tiga pokok pikiran. Pertama, mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa.
Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa. Ketiga, membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera.
Presiden Soeharto menyetujui gagasan tersebut. Maka, lahirlah Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap 29 Juni.
Asal Mula
Llaman BKKBN menyebut, awal mula lahirnya Hari Keluarga Nasional terjadi pada tahun 1949. Saat itu, kondisi masyarakat Indonesia belum kondusif karena masih berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Berlaku aturan wajib militer bagi rakyat sehingga membuat mereka yang sudah menikah berpisah dengan keluarga. Akhirnya Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh pada 22 Juni 1949.
Rakyat yang wajib militer pulang ke kampung halaman dan kembali bertemu dengan keluarga pada 29 Juni 1949. Hal inilah yang melandasi kelahiran Hari Keluarga Nasional. Namun belum dijadikan sebagai peringatan setiap tahunnya.
Seiring berjalannya waktu, terbentuklah gerakan Keluarga Berencana (KB) Nasional pada tahun 29 Juni 1970. Hari itu dianggap sebagai kebangkitan pengetahuan masyarakat Indonesia untuk membangun keluarga bahagia melalui KB.
Melihat perkembangan KB berjalan dengan baik, Presiden RI Soeharto menetapkan setiap tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional. Penetapan tersebut dilakukan pada tahun 1993.
Adapun inisiator atau pengagas penetapan Harganas adalah Haryono Suyono yang merupakan Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) era Soeharto. Ia mengungkapkan 3 pokok pikiran yang akhirnya disetujui oleh Presiden Soeharto. Begini isinya:
- Mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa.
- Tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa.
- Membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera. (Hilal)