Linimassa.id – Pemerintah Metropolitan Tokyo (TMG), Jepang, tengah mengembangkan aplikasi kencan guna meningkatkan angka pernikahan di kalangan warganya.
Aplikasi ini dijadwalkan akan dirilis paling cepat pada musim panas tahun ini. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penurunan angka kelahiran di Jepang yang terus memburuk.
Seorang pejabat pemerintah, dalam wawancara dengan News Week, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendorong perkawinan dan pembentukan keluarga di kalangan penduduk kota.
“Langkah ini diambil sebagai respons terhadap menyusutnya populasi negara ini,” ujar pejabat tersebut.
Aplikasi ini memiliki proses verifikasi yang ketat, di mana pengguna diharuskan menyerahkan dokumentasi yang membuktikan status lajang mereka secara hukum.
Selain itu, pengguna juga harus menandatangani surat yang menyatakan kesediaan mereka untuk menikah. “Aplikasi ini adalah bentuk intervensi pemerintah untuk memberikan peluang bagi warga yang ingin menikah,” kata seorang juru bicara otoritas Tokyo.
Keterlibatan pemerintah dalam urusan kencan bukanlah hal baru di Jepang. Selama ini, pemerintah kota sering mengadakan acara perjodohan.
Aplikasi kencan konvensional di Jepang biasanya menanyakan rincian pendapatan, namun aplikasi Tokyo ini mewajibkan pengguna menyerahkan slip sertifikat pajak untuk memverifikasi gaji tahunan mereka.
Menurut data Kementerian Kesehatan Jepang yang dirilis pada 5 Juni, jumlah bayi yang lahir di Jepang pada tahun 2023 sebanyak 727.277, turun 5,6 persen dari tahun sebelumnya.
Angka ini merupakan yang terendah sejak negara tersebut mulai mencatat statistik pada tahun 1899. “Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penurunan angka kelahiran itu rumit dan tidak dapat dipecahkan dengan satu ukuran saja,” kata juru bicara TMG.
Pada tahun lalu, Jepang mencatat jumlah kematian dua kali lipat lebih banyak daripada jumlah kelahiran.
Tingkat kesuburan negara itu, yaitu jumlah rata-rata bayi yang dilahirkan seorang wanita seumur hidupnya, adalah 1,2. Artinya, seorang wanita Jepang rata-rata hanya melahirkan kurang dari 2 bayi sepanjang hidupnya. (AR)