linimassa.id – Ramai isu terkait Pro-Kontra atas kehadiran konser Coldplay pada November 2023 nanti, Menparekraf Sandiaga Uno berkomunikasi dengan MUI, Senin (22/05/2023).
Secara terbuka ada beberapa anggota MUI yang menentang atas hadirnya Band Coldplay ke Indonesia, hal tersebut terjadi karena Coldplay dianggap merupakan salah satu band pendukung LDBT dan Ateisme, namun tidak semua ulama Indonesia menyepakati perkataan tersebut.
Tujuan Sandiaga Uno membuka komunikasi ini untuk saling memberikan saran dan masukan serta menyampaikan bahwa dengan hadirnya Coldplay di Indonesia ini, mampu memberikan dampak ekonomi yang baik.
“Kami buka komunikasi, kami ingin mendengar masukan dan saran, karena para ulama ini bagian kita, memastikan konser ini ada di koridor hukum.” Ujar Sandiaga Uno ke awak media pada hari Senin (22/05/2023).
Diharapkan menjadi destinasi wisata dunia maupun produk ekonomi kreatif dunia, Sandiaga Uno menjalin komunikasi itu sebagai wadah untuk menyemangati para warga Indonesia.
Dalam konser Coldplay yang berlangsung pada 15 November 2023 ini, jajaran Kemenparekraf bertugas mencatat dan menghitung seberapa besar potensi yang mampu dihasilkan untuk putaran ekonomi Indonesia.
Sandiaga memiliki target untuk mengembangkan lapangan kerja dan meraup dampak ekonomi dari acara ini sebesar Rp162 Triliun. “Saya yakin (target) akan tercapai,” ujar Sandiaga.
Namun masih menjadi perhatian dari Sandiaga Uno ini bahwa terdapat beberapa pernyataan bahwa akan ada sekelompok yang akan mengepung dan mengancam kehadiran band asal Inggris ini di Bandara Soetta jika mereka tetap memaksa akan hadir.
Hal tersebut sudah dipersiapkan dan diserahkan kepada kementrian dan lembaga terkait.
Disampaikan pula oleh Ketua MUI KH Cholil Nafis kepada Promotor dan Penyelenggara untuk memastikan bahwa saat acara nanti tidak ada sebuah kampanye atau simbol-simbol maupun tindakan yang menggambarkan LGBT. (AR)