linimassa.id – Hampir semua manusia di muka bumi ini mengetahui sampo. Ini merupakan sejenis cairan seperti sabun yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan kulit, umumnya kulit kepala sehingga dapat meluruhkan kotoran atau membersihkan.
Kegiatan membersihkan kulit kepala dan rambut ini disebut keramas. Pada saat keramas, seseorang dianggap melakukan perawatan dengan mencuci rambut dan kulit kepala agar bersih dari minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain yang menempel dirambut seiring aktivitas yang dilakukannya.
Sampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan air dengan tujuan untuk melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang melekat.
Namun tidak semua sampo berupa cairan atau digunakan dengan campuran air, ada juga sampo kering berupa serbuk yang tidak menggunakan air.
Sampo kering ini selain digunakan oleh manusia, lebih umum digunakan untuk binatang peliharaan seperti kucing yang tidak menyukai bersentuhan dengan air ataupun anjing.
Beberapa industri yang memproduksi sampo atau perawatan rambut umumnya juga mengeluarkan produk kondisioner dengan tujuan untuk mempermudah pengguna sampo menata kembali rambutnya.
Asal Mula
Dalam bahasa Inggris, istilah Shampoo digunakan pada tahun 1762 yang berarti “memijat,” dari bahasa Anglo-Indian shampoo, dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari champna yang berarti “menekan, meremas otot”.
Sampo yang kemudian diartikan sebagai “mencuci rambut” pertama dicatat pada tahun 1860, dan pada tahun 1866 pertama kali tercatat sebagai kegiatan “membersihkan dengan menggunakan sampo”; kemudian pada tahun 1954 artinya diperluas pada penggunaan karpet, perabotan, dan lain sebagainya.
Sampo biasanya yang terbuat dari campuran bahan–bahan alami tumbuhan seperti minyak dari buah atau zat kimia. Namun ada juga sampo-sampo yang diproduksi dengan tujuan khusus.
Sampo juga ada yang mengandung obat, biasanya anti ketombe. Beberapa jenis sampo dapat menimbulkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu dan seperti sabun, bayi dan anak-anak tidak dianjurkan menggunakan sampo orang dewasa.
Di Indonesia pada zaman dahulu, sampo dibuat dari merang yang dibakar menjadi abu dan dicampur dengan air.
Jenis
Sampo ada yang dibuat khusus untuk rambut yang dicat atau diberi warna atau dikeriting karena rambut cukup menderita dengan masuknya cairan kimia hingga ke akar rambut dan hal ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan rambut. Sampo jenis ini lebih lembut sehingga cocok untuk rambut yang telah melalui proses kimiawi.
Sampo untuk membersihkan secara menyeluruh biasanya mengandung acid atau asam yang didapat dari apel, lemon atau cuka yang berfungsi untuk menghilangkan residu atau sisa produk perawatan semacam creambath, busa untuk rambut (foam), hairspray, lilin rambut (wax), jelly rambut (gel), dan produk lainnya yang tertinggal di kulit kepala.
Jenis sampo ini sangat cocok digunakan saat rambut akan melalui proses kimiawi agar rambut dan kulit kepala benar-benar bersih dengan tujuan proses kimiawi yang digunakan pada pengeritingan atau pewarnaan dapat diserap dengan baik.
Karena unsur asam mengurangi minyak maka jenis shampo ini dapat membuat rambut menjadi kering jika digunakan terlalu sering dan disarankan untuk menggunakannya paling banyak dalam jangka waktu satu kali seminggu.
Ada lagi sampo penambah volume. Jenis sampo ini mengandung protein yang membuat rambut terlihat lebih berisi atau tebal.
Bila dipakai terlalu sering maka akan terjadi penumpukan residu atau sisa sampo sehingga mengakibatkan rambut terlihat tidak bersih.[butuh rujukan] Jika rambut termasuk jenis rambut yang halus, lepek atau tidak mengembang, tipis maka bisa digunakan jenis sampo ini.[butuh rujukan] Tetapi sebaiknya dihindari penggunaan yang terlalu sering. (Hilal)