linimassa.id – Safer Internet Lab (SAIL), inisiatif hasil kerjasama antara Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Google Indonesia, menggelar acara SAIL Dialogue on Internet Safety pada Senin (3/6/2024) di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta.
Acara ini bertujuan mempresentasikan hasil penelitian serta strategi untuk memberantas misinformasi di Indonesia.
Executive Director CSIS Indonesia, Yose Rizal Damuri, memaparkan berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh SAIL, mulai dari memperkuat lingkungan informasi saat Pemilu 2024 hingga berdialog dengan komunitas internasional.
SAIL juga aktif menulis opini di surat kabar nasional dan menerbitkan laporan serta policy brief mengenai misinformasi.
“Tahun selanjutnya, SAIL akan memperbesar posisi tim peneliti kami dalam keamanan internet di Asia Pasifik, mencakup isu seperti deepfake, penipuan internet, manipulasi informasi, serta ketahanan demokrasi,” ujar Yose Rizal Damuri.
Yose juga mengumumkan bahwa SAIL telah resmi bergabung dalam Global Network of Internet & Society Research Centers (Network of Centers – NoC), menjadikan SAIL sebagai lembaga riset pertama dari Indonesia yang tergabung dalam NoC.
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Mira Tayyiba, menyoroti peran kecerdasan buatan (AI) dalam menyebarkan misinformasi. Teknologi seperti deepfake dapat mendistorsi kenyataan dan memanipulasi opini publik.
“Di level hulu, Kominfo percaya literasi media dan digital sangat penting untuk memberdayakan masyarakat agar mampu mengendalikan arus informasi online,” kata Mira.
Mira juga menjelaskan bahwa Kominfo telah bekerja sama dengan berbagai platform untuk melakukan cek fakta dan moderasi konten media sosial. Sampai 1 Juni 2024, Kominfo telah menangani lebih dari 13 ribu isu hoaks dan tujuh juta konten negatif di dunia maya.
“Di level hilir, Kominfo berperan aktif dalam mendukung penegakan hukum oleh Polri terhadap penyebaran informasi,” tambahnya.
Global Vice President of Government Affairs and Public Policy Google, Karan Bhatia, mengungkapkan bahwa Google menggunakan dua pendekatan untuk memerangi misinformasi. (AR)