linimassa.id – Beberapa hari lagi umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha. Setiap momen ini, disunnahkan melaksaknakan sholat Idul Adha di pagi hari.
Laman Liputan6.com menyebut, Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi menetapkan Idul Adha jatuh pada hari Minggu, 16 Juni 2024, berdasarkan hasil pemantauan hilal pada Kamis, 6 Juni 2024. Sementara itu, di Indonesia, Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah versi Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan pemerintah serentak jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Sholat Idul Adha merupakan ibadah sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan dan memiliki makna yang mendalam dalam rangkaian perayaan Idul Adha.
Niat merupakan syarat sah dalam melaksanakan sholat, sehingga mengetahui niat yang benar dan lengkap menjadi hal yang krusial. Pelaksanaan sholat Idul Adha di berbagai tempat pada tanggal yang telah ditentukan memerlukan persiapan yang baik.
Mandi sunnah, mengenakan pakaian yang bersih dan wangi, serta mengetahui tata cara sholat Idul Adha adalah langkah-langkah penting.
Bacaan Niat
Sholat Idul Adha adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Menurut penjelasan dalam kitab Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq, sholat dua hari raya, termasuk Idul Adha, disyariatkan pada tahun pertama Hijriah dan hukumnya adalah sunnah muakkad.
Niat sholat Idul Adha dibaca sebelum memulai sholat, baik diucapkan dalam hati maupun mengikuti imam jika sholat berjamaah.
Bacaan niatnya adalah “Usholli sunnatan ‘iidil adha rok’ataini mustaqbilal qiblati imaman/ma’muuman lillaahi ta’aalaa,” yang artinya, “Saya niat salat sunnah Iduladha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Arab: أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى
Latin: Usholli sunnatan ‘iidil adha rok’ataini mustaqbilal qiblati imaman/ma’muuman lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Saya niat salat sunnah Iduladha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Hukum
Hukum sholat Idul Adha adalah sunnah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Pelaksanaan sholat Idul Adha menunjukkan ketaatan dan keimanan umat Islam, serta menjadi momen penting untuk meneladani ketaqwaan Nabi Ibrahim a.s yang bersedia mengorbankan putranya, Nabi Ismail, demi ketaatan kepada Allah Swt.
Mengutip dari Universitas Islam Indonesia (UII), Hari Raya Idul Adha adalah momentum untuk memperkuat ketaqwaan dan kepatuhan kepada Allah Swt.
Keutamaan
Keutamaan melaksanakan sholat Idul Adha sangat besar, terutama bagi mereka yang menjalankan dengan penuh keikhlasan.
Orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala yang besar dan menjadi bukti keimanan di hadapan Allah Swt.
Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan sholat Idul Adha sejak syariat ini ditetapkan setelah hijrah dari Makkah ke Madinah hingga akhir hayatnya, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Dr. Musthafa al-Bugha dalam kitab al-Fiqhul Manhaji.
Penetapan waktu sholat Idul Adha, yaitu saat matahari mulai naik setinggi tombak hingga tergelincir, menunjukkan pentingnya waktu pelaksanaan yang tepat.
Persiapan sebelum sholat, seperti membaca niat, sangat penting untuk meneguhkan niat dan kesungguhan dalam beribadah.
Mengutip dari Buku Pintar Shalat karya M. Khalilurrahman Al Mahfani, berikut adalah tata cara sholat Idul Adha yang terdiri dari beberapa langkah penting:
Persiapan
Mandi Sunnah atau Mandi Wajib: Sebelum melaksanakan sholat Idul Adha, disarankan untuk mandi sunnah atau mandi wajib. Mandi ini bertujuan untuk membersihkan diri dan mempersiapkan tubuh dalam keadaan suci.
Mengenakan Pakaian yang Bersih dan Layak: Memakai pakaian terbaik dan bersih adalah bagian dari tata cara sholat Idul Adha. Pakaian yang layak menunjukkan rasa hormat dan kesungguhan dalam melaksanakan ibadah.
Mengenakan Wangi-Wangian: Walaupun tidak wajib, memakai wangi-wangian dianjurkan untuk menambah kesegaran dan kenyamanan selama beribadah.
Khutbah
Setelah menyelesaikan pelaksanaan sholat Iduladha, biasanya terdapat khutbah yang berisikan nasihat dan ajakan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
Khutbah ini adalah bagian penting dalam tata cara sholat Idul Adha, menambah wawasan dan penghayatan terhadap ibadah yang telah dilakukan. (Hilal)