linimassa.id – Indonesia telah menyusun peta jalan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, dengan empat tahap pembangunan yang perlu ditempuh.
Indonesia perlu mengerek laju pertumbuhan ekonomi dan memanfaatkan berbagai potensinya agar bisa memenuhi karakteristik negara maju.
Tahap pertama (2025-2029) berfokus pada hilirisasi sumber daya alam (SDA), peningkatan kapasitas riset inovasi, dan produktivitas tenaga kerja dengan target pertumbuhan ekonomi 5,6-6,1 persen.
Tahap kedua (2030-2034) berfokus meningkatkan produktivitas dan perluasan sumber pertumbuhan ekonomi dengan target 6,9-7,8 persen. Tahap ketiga (2035-2039) berfokus menjadi poros maritim Asia, penguasaan teknologi tinggi, dan penguatan ekonomi dalam negeri yang terintegrasi jaringan global dengan target 6,4-7,6 persen.
Tahap keempat (2040-2045) berfokus mengejawantahkan Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi dan poros maritim dunia.
Memanfaatkan Potensi Kebudayaan Indonesia
Indonesia memiliki potensi SDA, sumber daya manusia (SDM), dan sumber daya budaya untuk mencapai target RPJPN 2025-2045.
Potensi SDA Indonesia bisa dilihat dari kekayaan hutan, tambang, air, sampai mineral. Indonesia juga dianugerahi keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan maupun obat-obatan.
Potensi SDM Indonesia dapat ditinjau dari jumlah penduduk terbanyak keempat dunia. Namun, dalam RPJPN 2025-2045, tidak tergambar rencana pembangunan berbasis kebudayaan.
Pengakuan Potensi Kebudayaan Indonesia
Indonesia memiliki keberagaman suku, ras, agama, kepercayaan, bahasa, dan budaya dengan kekhasan yang berbeda satu sama lain.
Bahkan, UNESCO mengakui Indonesia sebagai super power di bidang budaya. Namun, saat ini, Singapura terkesan lebih bersiap menjadi poros seni dan budaya Asia Tenggara daripada Indonesia.
Singapura telah mengembangkan pariwisata berbasis kebudayaan dengan investasi besar-besaran di bidang kebudayaan.
Ekonomi Berbasis Kebudayaan sebagai Alternatif
Indonesia perlu menguatkan ekonomi berbasis kebudayaan sebagai alternatif ekonomi ekstraktif. Ekonomi berbasis kebudayaan memanfaatkan sumber daya budaya yang merupakan asset Indonesia paling potensial.
Salah satu contohnya adalah pengembangan pariwisata berbasis kebudayaan yang mempromosikan keunikan Indonesia dan mendatangkan wisatawan mancanegara.
Kontribusi Ekonomi Kebudayaan
Ekonomi berbasis kebudayaan berupaya menciptakan sistem yang berkelanjutan dan berpihak pada keadilan sosial.
Dalam konteks pembangunan ekonomi, industri kebudayaan memberikan dampak positif dengan menghasilkan barang dan jasa untuk pasar maupun kepentingan publik. Selain itu, industri kebudayaan juga menaikkan nilai peran individu dalam kegiatan kreatif dan mendukung peran seni melalui pendidikan.
Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi berbasis kebudayaan. Dengan memanfaatkan potensi kebudayaan secara optimal, Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan ekonominya dan mencapai status negara maju dalam jangka panjang. (AR)