linimassa.id – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengungkap ada temuan transaksi mencurigakan di lingkungan Kemenkeu senilai Rp 300 triliun.
Mahfud MD menyebut, sebagian besar transaksi mencurigakan itu di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai.
Ia telah melaporkan temuan itu kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana.
“Saya sudah dapat laporan terbaru tadi pagi, malah ada pergerakan mencurigakan senilai Rp 300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan,” kata Mahfud MD, Rabu (8/3/2023).
Temuan tersebut, kata Mahfud, di luar transaksi Rp 500 miliar dari rekening eks Pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo dan keluarganya yang telah dibekukan PPATK.
Mahfud MD menjelaskan transaksi mencurigakan itu merupakan akumulasi sejak 2009 sampai 2023 yang melibatkan sebanyak 460 orang.
“Ada 160 laporan lebih sejak itu, tidak ada kemajuan informasi, sesudah diakumulasikan semua melibatkan 460 orang lebih di kementerian itu.”
“Sehingga akumulasi terhadap transaksi yang mencurigakan itu bergerak di sekitar Rp 300 triliun,” kata Mahfud.
Mahfud menuturkan laporan sejak 2009 terkait transaksi janggal itu tidak segera mendapat respons hingga akhirnya menumpuk.
Laiknya kasus Rafael Alun, menurut Mahfud, kadang kala respons baru diberikan dan dibuka ke publik sesudah mencuat kasus di permukaan.
“Kadang kala respons itu muncul sesudah menjadi kasus kayak yang Rafael. Rafael itu menjadi kasus lalu dibuka, lho ini sudah dilaporkan tapi kok didiemin gitu, baru sekarang bisa dibuka,” kata dia.
Kendati demikian, Mahfud MD mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Sri Mulyani yang bergerak cepat melakukan pembersihan dugaan pencucian uang di Kemenkeu.
“Saya sangat hormat dan salut dengan Bu Sri Mulyani yang hebat untuk membersihkan itu.”
“Sudah lama mengambil tindakan-tindakan cepat tapi menumpuk sebanyak itu karena itu bukan Sri Mulyani. Itu ganti menteri sudah empat kali itu kalau sejak 2009 tidak bergerak,” kata Mahfud MD.