linimassa.id – Banyak digambarkan dalam film, cerita, dan komik, kehidupan para koboi diketahui ke berbagai penjuru dunia.
Ini merupakan sebutan yang diberikan kepada gembala di peternakan di Amerika Utara. Secara tradisional mereka menggunakan kuda dan sering melakukan berbagai pekerjaan di peternakan.
Koboi Amerika pada akhir abad ke-19 menjadi figur melegenda. Jenis lainnya disebut wrangler yang secara khusus memelihara kuda yang digunakan di peternakan.
Selain melakukan pekerjaan di peternakan, beberapa dari mereka juga bekerja atau berpartisipasi di rodeo, suatu olahraga keterampilan bagi mereka .
Gembala ternak juga ada di berbagai bagian dunia lain, khususnya Amerika Selatan dan Australia, yang melakukan pekerjaan mirip koboi di tempatnya masing-masing.
Cowboy atau koboi juga sebutan bagi para penggembala sapi yang menunggang kuda. Mereka umumnya ditemukan di bagian Amerika Utara dan melakukan berbagai pekerjaan di peternakan. Mereka sering dikisahkan sebagai sosok heroik dan gagah di cerita rakyat Amerika.
Spanyol
Koboi memiliki akar sejarah yang dalam sampai ke Spanyol dan pemukim awal di Amerika. Selama berabad-abad, perbedaan tanah, iklim, dan pengaruh dari tradisi beternak dari berbagai budaya menghasilkan peralatan, pakaian, dan cara menggembala yang berbeda-beda.
Seiring pekerjaan mereka beradaptasi dengan dunia modern, beberapa peralatan dan teknik para koboi juga mengalami penyesuaian, walau tradisi klasik tetap dipertahankan sampai sekarang.
Asal-usul koboi dapat ditelusuri ketika bangsa Spanyol tiba di Amerika pada 1519 untuk melakukan kolonialisasi.
Di Amerika, orang-orang Spanyol membangun peternakan untuk memelihara ternak dan memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu hewan yang ada di peternakan adalah kuda, yang didatangkan langsung dari Spanyol.
Budaya beternak meluas dan menjadi gaya hidup di Amerika bagian barat, wilayah kolonial Spanyol. Pada awal 1700-an, praktik beternak ini telah meluas ke Texas, New Mexico, dan Arizona, bahkan sampai ke Meksiko dan Argentina.
Di Meksiko, para pemilik peternakan menyewa jasa orang lain untuk mengurus ternak-ternak mereka. Orang-orang ini disebut Vaqueros, berasal dari bahasa Spanyol, “Vaca”, yang artinya sapi. Para Vaqueros atau Cowboy memiliki keterampilan menggembala, tali-temali, dan menunggang kuda.
Pada awal abad ke-19, orang-orang kulit putih Amerika melakukan migrasi besar-besaran ke Texas dan Meksiko, yang ketika itu masih di bawah kekuasaan Spanyol. Tujuan mereka adalah untuk mencari tanah yang murah dan menghindari pajak di Amerika.
Para pendatang ini mengadopsi budaya beternak di Texas, yang tidak hanya sebatas pekerjaan, tetapi juga menjadi gaya hidup, yang salah satunya tercermin dalam gaya berpakaian mereka.
Meski saat itu perbudakan di Meksiko sudah dilarang, banyak orang Amerika yang bermigrasi membawa budak-budak mereka. Pada 1825, 25 persen populasi Texas diisi oleh budak-budak kulit hitam.
Kemudian, pada 1861, meletus Perang Saudara Amerika. Meski perang itu tidak sampai di Texas, orang-orang kulit putih di sana tetap berangkat berperang bersama saudara-saudara mereka di bagian timur Amerika.
Ketika berperang, mereka menugaskan para budak untuk menjaga ternak mereka. Para budak pun akhirnya meningkatkan keterampilan menggembala dan menunggang kuda.
Sejak persitiwa itu, para cowboy atau koboi bisa berasal dari semua kalangan, termasuk orang kulit hitam. Manifest Destiny dan peran koboi Pada 1890-an, pembangunan rel kereta di Amerika Serikat diperluas hingga mencakup hampir semua negara bagian.
Di samping itu, muncul sebuah keyakinan yang oleh orang Amerika disebut sebagai Manifest Destiny atau “takdir nyata”. Manifest Destiny adalah sebuah dogma atau keyakinan bahwa Amerika ditakdirkan untuk meluas melintasi benua.
Keyakinan ini menjadi dasar perluasan wilayah Amerika ke arah selatan, seperti memperluas wilayah Louisiana dan Texas, serta menjadi pembenaran dalam perang melawan Meksiko.
Para koboi ternyata memainkan peran penting dalam agenda Manifest Destiny. Mereka bertugas menggiring dan mengumpulkan ribuan ternak untuk dinaikkan ke kereta, yang selanjutnya akan disebar dan dijual ke seluruh negeri.
Meksiko
Versi lain menyebut, sebenarnya koboi sendiri berasal dari Meksiko. Karena koboi mampu menciptakan gaya dan reputasinya sehingga bisa lebih dikenal oleh banyak orang.
Latar belakangnya pun berbagai macam, termasuk Afrika-Amerika, penduduk asli Amerika Serikat, Meksiko dan pemukim dari Amerika Serikat bagian timur dan Eropa.
Pada 1519, Spanyol membangun peternakan di Meksiko. Yang mereka taruh di peternakan tersebut adalah kuda yang dikirim langsung dari Spanyol untuk dipekerjakan kembali nantinya.
Dilansir History, orang yang bekerja di peternakan itu disebut sebagai vaqueros. Vaqueros berasal dari bahasa Spanyol vaca yang berarti sapi.
Di peternakan tersebut vaqueros dipekerjakan untuk merawat ternak. Nama mereka terkenal karena memiliki keterampilan dalam mengikat tali, menunggang kuda, dan menggembala.
Hingga akhirnya pada 1700-an, peternakan yang dibuat Spanyol itu mulai melebar ke daerah Amerika Serikat lainnya, mulai dari Texas, New Mexico, Arizona, hingga Argentina.
Pada 1769, peternakan-peternakan itu mulai diperkenalkan ke wilayah barat. Dan pada 1800-an banyak penduduk yang mulai bisa berbahasa Inggris dan menggunakan budaya vaquero, termasuk gaya pakaian dan metode mengemudi ternak.
Pada pertengahan 1800-an, Amerika Serikat membangun rel kereta untuk bisa menempuh lebih jauh ke bagian barat. Sehingga koboi memainkan peran penting di negara itu, karena jika perkembangan ke arah barat berarti itu akan ke perbatasan yang sering berubah-ubah.
Koboi menggiring dan mengumpulkan ternak yang diangkut dengan kereta api ke seluruh negeri untuk dijual. Untuk membedakan sapi milik peternakan mana, koboi akan memberi tanda pada hewan dengan membakar tanda khusus pada kulit mereka.
Dibutuhkan antara delapan hingga 12 koboi untuk memindahkan 3 ribu ekor sapi di sepanjang penggembalaan ternak.
Selama musim dingin 1886-1887, ribuan ternak mati karena disebabkan oleh suhu yang mencapai jauh di bawah titik beku di beberapa bagian barat.
Penggembalaan ternak terus berlanjut, tetapi dalam skala yang lebih kecil, hingga pertengahan 1900-an. Kebanyakan koboi meninggalkan kehidupan di jalur terbuka dan dipekerjakan oleh pemilik peternakan swasta di Barat.
Meskipun peran koboi mulai menurun pada tahun 1920-an. Namun, film-film Hollywood mempopulerkan gaya hidup koboi dengan orang-orang barat dari tahun 1920-an hingga 1940-an.
Biasanya yang memutuskan untuk menjadi koboi adalah pria muda yang membutuhkan uang. Rata-rata koboi di Barat menghasilkan sekitar 25 dolar Amerika (Rp 374 ribu) sampai 40 dolar Amerika (Rp 599 ribu) per bulan.
Mereka biasanya mengenakan topi besar dengan pinggiran lebar untuk melindungi mereka dari sinar matahari, sepatu bot untuk membantu mereka menunggang kuda dan bandana untuk melindungi mereka dari debu. Beberapa memakai chaps di bagian luar celana mereka untuk melindungi kaki mereka dari jarum kaktus yang tajam dan medan berbatu.
Ketika mereka tinggal di sebuah peternakan, koboi berbagi rumah susun satu sama lain. Untuk hiburan, ada yang menyanyikan lagu, bermain gitar atau harmonika, dan menulis puisi.
Koboi disebut sebagai cowpokes, buckaroo, cowhands dan cowpunchers. Koboi paling berpengalaman disebut Segundo (Bahasa Spanyol untuk “kedua”) dan berkuda tepat dengan bos jejak.
Pekerjaan sehari-hari sulit dan melelahkan bagi para koboi. Hari kerja berlangsung sekitar 15 jam, dan sebagian besar waktu itu dihabiskan untuk menunggang kuda atau melakukan pekerjaan fisik lainnya.
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, pada 2003 ada sekitar 9.730 pekerja dalam kategori “kegiatan pendukung untuk produksi hewan” termasuk koboi.
Para pekerja ini menghasilkan rata-rata 19.340 dolar Amerika atau setara dengan (Rp 289 juta) per tahun.
Sekarang
Pada masyarakat sekarang, tidak banyak pemahaman tentang kenyataan sehari-hari dari kehidupan di daerah pertanian. Dalam fiksi, koboi sering digambarkan dalam pertentangannya dengan suku Indian, penduduk asli Amerika, dibanding pekerjaannya sebagai gembala di peternakan.
Aktor seperti John Wayne dianggap menunjukkan koboi yang dijadikan idola, walaupun film barat jarang menunjukkan kemiripan dengan kehidupan koboi sebenarnya. Koboi juga digambarkan sebagai citra ideal maskulin, seperti tergambar dalam Marlboro Man sampai Village People.
Kata “koboi” juga sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sembrono atau mengabaikan risiko potensial, tidak bertanggungjawab atau melakukan pekerjaan berbahaya dengan tidak berhati-hati. Sebagai contoh, Majalah TIME mempunyai artikel sampul yang merujuk kebijakan luar negeri Presiden George W. Bush sebagai “Diplomasi Koboi”. (Hilal)