linimassa.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia memproyeksikan lebih dari 500 ribu kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) tercatat hingga September 2023.
Estimasi ini didasarkan pada jumlah kasus yang dilaporkan mencapai 515.455 orang dengan HIV (ODHIV) di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 88 persen sudah teridentifikasi.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr. Imran Pambudi, menyoroti tantangan dalam pengobatan ODHIV. Hingga saat ini, baru 40 persen dari yang teridentifikasi memulai pengobatan.
Diperlukan kerjasama komunitas untuk mendorong ODHIV memulai pengobatan dan memonitor kondisi kesehatannya.
Pengidap HIV paling banyak berada di rentang usia 25-49 tahun, mencakup sekitar 69,9 persen dari total kasus. Penularan HIV masih terjadi pada anak usia di bawah 4 tahun, menunjukkan transmisi dari ibu ke anak. Ibu rumah tangga menjadi kelompok dominan dengan 35 persen terinfeksi HIV.
“Cuma kami juga lihat di sini untuk usia kurang dari 4 tahun itu masih ada sekitar 2 persen, dan ini menandakan bahwa transmisi dari ibu ke anak masih terjadi,” ujar Imran.
Data Kemenkes menyebutkan bahwa penularan HIV didominasi oleh ibu rumah tangga, menyumbang sekitar 30 persen penularan dari suami ke istri.
Aktivitas ini berkontribusi pada penambahan 5.100 kasus HIV baru pada ibu rumah tangga setiap tahunnya.
“Aktivitas ini telah menyumbang sekitar 30 persen penularan dari suami ke istri. Dampaknya, kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya,” kata dr. Syahril pada awal 2023.
Pemerintah menggencarkan upaya skrining pada setiap individu, terutama pada ibu hamil, untuk mencapai eliminasi penularan HIV secara vertikal dari ibu ke bayi.
Fokus juga diberikan pada pemulihan kondisi anak yang terinfeksi HIV sejak lahir, dengan target menekan angka kesakitan dan kematian. (AR)