linimassa.id – Menata pedagang di Pasar Ciputat sepertinya tak mudah. Bangunan megah dan tertata rapi, tak menarik minat pedagang untuk menempati.
Ratusan pedagang masih asyik berjualan memenuhi Jalan H Usman. Sementara pedagang yang sudah menempati lapak yang disediakan pemerintah bernasib suram.
Sunarti salah satu pedagang di Pasar Ciputat yang berhasil ditertibkan pemerintah.
Semula dagang di pelataran jalan, kini dia menempati lapak yang disediakan Pemkot Tangsel paska revitalisasi.
Tapi, setelah pindah aktivitas dagang dirasa suram. Lapak yang di tempati saat ini sepi pedang dan juga pembeli.
Penyebabnya, karena masih banyak ratusan pedagang lain yang dagang memadati Jalan H Usman. Dan pembeli lebih nyaman belanja di jalanan itu.
Sikap ketus Sunarti di awal bukan tanpa alasan. Dia tak ingin repot diajak orang untuk berdemo meminta sesama pedagang di Jalan Usman. Percuma, buang-buang waktu dan tenaga.
“Kalau saya ikut, saya harus tinggalin dagangan berarti nggak ada pemasukan. Percuma, nggak ada perubahan,” kata Sunarti sambil mengupasi bawang merah dagangannya yang mulai layu.
Sunarti mengaku, dia salah satu pedagang yang manut ke pemerintah dengan bersedia pindah ke lapak yang disediakan agar pasar lebih tertata.
Sayangnya, pemerintah dianggap tak tegas karena saat ini masih banyak pedagang yang berjualan di pinggir jalan.
“Katanya mau dirapihin, mau digusur, tqpi gimana ceritanya itu (pedagang-red) masih di jalanan. Nggak tegas. Katanya digusur, tapi cuma didorong ke belakang. Cuman katanya doang, emang mau makan katanya,” ungkap Sunarti kesal.
“Apa alasannya pemerintah katanya mau digusur tapi nggak jadi? Ini (lapak-red) dibangun mahal-mahal tapi masih kosong. Mending dibagiin aja duitnya ke pedagang,” ungkap Sunarti sambil membetulkan kunciran rambutnya.
Senasib dengan Sunarti, Mimin merasa kekesalan yang sama. Dia tak habis pikir, masih banyak pedagang yang leluasa berjualan di pinggir jalan. Padahal lapak yang disediakan pemerintah masih banyak yang kosong melompong.
“Kita ngikutin disuruh masuk hampir tiga tahun, tapi ya begini keadaanya. Kita mau aja, tapi gini doang nggak ada kejelasan,” beber Mimin sambil menimbang cabai.
Seharusnya, kata Mimin, semua pedagang di Jalan H Usman ditertibkan dipindahkan ke lapak yang disediakan pasti akan ramai.
“Seng dibuka, jalannya makin enak buat ke pedagang di jalanan. Harusnya pedagangya semua dipindahin ke sini,” tekan Mimin.
“Habis-habisan kita ikut pemerintah, tapi pemerintah nggak ada tanggapannya,” katanya menggerutu.
Sementara itu, salah satu pedagang daging di Jalan H Usman menjelaskan soal dirinya enggan pindah.
Dia bertahan di Jalan H Usman karena tak ada jaminan semua pedagang di jalan tersebut mau pindah ke lapak yang disediakan pemerintah.
“Kalau mau dipindahin, ya semuanya harus pindah. Jangan cuma satu dua, tapi semua yang di Jalan H Usman ini dipindahin baru saya juga mau pindah,” katanya sambil mengirisi daging sapi jualannya.
Diketahui, revitalisasi Pasar Ciputat dilakukan Pemerintah Kota Tangsel sejak Juni 2020 lalu dengan nilai pekerjaan Rp11 miliar lebih dikerjakan oleh PT Prima Graha Utama.
Setelah selesai diperbaiki, ternyata masih menyisakan PR besar bagi Pemkot Tangsel yakni ‘membujuk’ para pedagang agar mau menempati lapak di pasar yang disediakan.
Tapi, nyatanya ratusan pedagang masih ‘nyaman’ berjualan di pinggiran jalan. (red)