linimassa.id – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan pada perdagangan di Jakarta, Rabu (28/02/2024). Pada awal perdagangan, rupiah tergelincir 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp15.656 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Analisis mata uang, Lukman Leong, mengungkapkan bahwa penurunan nilai rupiah dipicu oleh kekhawatiran akan potensi inflasi yang diinduksi oleh kenaikan harga beras. “Rupiah tertekan oleh kekhawatiran bahwa harga beras yang tinggi dapat memicu inflasi,” ujarnya.
Dampak Potensial
Kekhawatiran terhadap inflasi berdampak pada ekspektasi pasar, dengan investor berharap agar harga beras stabil dan turun untuk menghindari spiral kenaikan harga pada komoditas lainnya. Meskipun harga beras premium di sejumlah wilayah Indonesia mencapai level yang tinggi, pemerintah tidak berencana untuk menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET) komoditas pokok tersebut.
Tantangan pada Inflasi dan Nilai Rupiah
Para pelaku pasar juga menantikan laporan inflasi Indonesia untuk Februari 2024. Inflasi diprediksi akan naik 0,2 persen month on month (mom) dan 2,58 persen year on year (yoy). Kenaikan inflasi yang dipicu oleh harga beras diperkirakan akan lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Selain faktor internal, nilai rupiah juga dipengaruhi oleh antisipasi investor terhadap data ekonomi AS, termasuk produk domestik bruto (PDB) dan inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE). Ekspektasi terhadap data ekonomi AS tersebut memperkuat tekanan terhadap rupiah.
Proyeksi Nilai Rupiah
Lukman Leong memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.600 per dolar AS hingga Rp15.700 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Pergerakan nilai tukar rupiah akan terus menjadi sorotan dalam beberapa waktu ke depan, terutama dengan dinamika harga beras dan faktor-faktor eksternal yang memengaruhinya.
Lukman Leong, Analis Mata Uang: “Rupiah tertekan oleh kekhawatiran bahwa harga beras yang tinggi dapat memicu inflasi.”
Dengan adanya penurunan nilai tukar rupiah yang dipicu oleh kekhawatiran akan inflasi yang ditimbulkan oleh kenaikan harga beras, pasar keuangan Indonesia perlu memperhatikan dengan cermat dinamika ekonomi global dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik. (AR)