linimassa.id – Pada 2024 ini, Februari yang biasanya memiliki 28 hari namun memiliki 29 hari. Ini terjadi empat tahun sekali. Dan dinamakan tahun kabisat.
Tahun kabisat atau dalam bahasa Inggris Leap year merupakan tahun yang mengalami penambahan satu hari dengan tujuan untuk menyesuaikan penanggalan dengan tahun astronomi.
Dalam satu tahun tidak secara persis terdiri dari 365 hari, tetapi 365 hari 5 jam 48 menit 45,1814 detik. Jika hal ini tidak dihiraukan, maka setiap empat tahun akan kekurangan hampir 1 hari (tepatnya 23 jam 15 menit 0,7256 detik).
Untuk mengkompensasi hal ini, setiap 4 tahun sekali (tahun yang bisa dibagi 4), diberi 1 hari ekstra: 29 Februari. Tetapi karena 5 jam 48 menit 45,1814 detik kurang dari 6 jam, maka tahun-tahun yang bisa dibagi 100 (seperti tahun 1900), bukan tahun kabisat, kecuali bisa dibagi dengan 400 (seperti tahun 2000).
Asal Usul
Menurut situs Britannica, gagasan menambahkan satu hari kabisat dalam kalender Gregorian telah ada selama ribuan tahun silam.
Mulai dari masa Ptolemeus III Euergetes yang pernah mencoba, tetapi gagal, untuk menerapkan skema semacam itu pada abad ke-3 SM, dan telah disempurnakan dari waktu ke waktu.
Pada 46 SM, kalender Julian memperkenalkan hari kabisat setiap empat tahun, tetapi masalah dengan penghitungan yang digunakan menyebabkan perbedaan pendapat selama beberapa abad. Kemudian diperkenalkanlah sistem kalender Gregorian, yang mereformasi konsep tahun kabisat, pada tahun 1582.
Menurut situs History, kala itu pada abad ke-16, sejumlah sejumlah ilmuwan mengatakan kalender Julian dengan perhitungan Julius Caesar dianggap membingungkan dan masih kurang tepat. Hal ini juga menjadi masalah bagi pihak Gereja karena menyebabkan tanggal Paskah menyimpang.
Paus Gregorius XIII menugaskan pembuatan kalender yang dimodifikasi dan disebut kalender Gregorian. Dalam kalender Gregorian selisihnya disesuaikan dengan menambahkan satu hari tambahan yang hanya ada pada tahun-tahun abad yang habis dibagi 400 atau 4, yang disebut hari kabisat.
Perhitungan
Pada dasarnya bumi membutuhkan waktu sebanyak 365.25 hari untuk memutari matahari, gerakan ini disebut sebagai satu tahun matahari. Namun dalam kalender masehi angka tersebut dibulatkan menjadi 365 hari, tahun kabisat adalah ketika adanya penambahan sisa 0,25 dalam kalender masehi ditambah satu hari ke sistem penanggalan setiap empat tahun.
Menurut sistem penanggalan dalam kalender Gregorian (kalender yang digunakan di hampir seluruh dunia saat ini), tanggal 29 Februari adalah hari kabisat. Hari kabisat terjadi pada tahun kabisat, yaitu tahun dengan periode waktu yang disisipkan.
Perhitungan tahun kabisat didasarkan pada peristiwa Bumi mengorbit Matahari yang butuh waktu sekitar 365,25 hari. Namun, umumnya 1 tahun hanya terdiri dari 365 hari. Oleh karena itu, sisa waktu tersebut dibulatkan menjadi 1 hari lalu disisipkan pada bulan Februari setiap periode 4 tahun sekali.
Dikutip dari laman LAPAN, sebenarnya jumlah hari dalam 1 tahun sebenarnya tidak persis berjumlah 365 hari. Tepatnya yakni 365 hari lebih 5 jam 48 dan menit. Karena itulah di setiap 4 tahun sekali akan kekurangan sekitar 23 jam 15 menit. Untuk mengkompensasi hal ini, setiap 4 tahun sekali ditambahkan 1 hari, yaitu tanggal 29 Februari.
Ciri
Sangat mudah mengenali tahun kabisan dari jumlah hari di bulan Februari. Namun selain itu, ada sejumlah ciri dari tahun kabisat, di antaranya :
Termasuk ciri-ciri tahun kabisat adalah memiliki total atau jumlah hari dalam setahun sebanyak 366 hari. Melihat kalender 2024, diketahui bahwa dalam kalender tahun 2024 memiliki total atau jumlah hari dalam setahun sebanyak 366 hari, terhitung dari 1 Januari hingga 31 Desember 2024.
Ciri-ciri tahun kabisat yang kedua adalah memiliki total atau jumlah hari pada bulan Februari sebanyak 29 hari, atau memiliki tanggal 29 Februari. Biasanya, bulan Februari hanya memiliki 28 hari saja. Untuk tahun 2024, pada bulan Februari memiliki 29 hari alias ada tanggal 29 Februari 2024.
Secara perhitungan, tahun 2024 dapat habis dibagi 4. Seperti diketahui bahwa salah satu ciri-ciri tahun kabisat adalah dapat habis dibagi 400 atau dapat habis dibagi 4. Begitu pula dengan tahun 2024 yang habis dibagi 4, ciri-ciri satu ini juga membuktikan bahwa tahun 2024 termasuk tahun kabisat.
Dengan adanya sistem ini, perhitungan tahun kabisat menjadi lebih akurat dan sesuai dengan peredaran Bumi di sekitar matahari. (Hilal)