linimassa.id – Apakah Anda sudah tahu kalua ada sejumlah waktu yang tepat untuk berdoa? Simak ini.
Doa merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam. Doa juga memiliki waktu-waktu yang ijabah atau waktu di mana Allah mengabulkan doa hambaNya tersebut.
Dalam Alquran, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk meminta yakni berdoa sebagaimana dalam firman-Nya:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Artinya: Dan Rabbmu berfirman: ” Ini Waktu-waktu Mustajab untuk Berdoa
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. AL Mu’min: 60)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa ayat tersebut berisi tentang karunia dan kemurahan Allah SWT. Allah menganjurkan kepada hamba-hamba-Nya untuk meminta kepada-Nya dan Dia menjamin akan memperkenankan permintaan mereka.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah akan marah bila manusia tidak berdoa atau tidak meminta kepada-Nya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا مَرْوَانُ الْفَزَارِيُّ، حَدَّثَنَا صُبيح أَبُو الْمَلِيحِ: سَمِعْتُ أَبَا صَالِحٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: “مَنْ لَا يَسْأَلْهُ يَغْضَبْ عَلَيْهِ”
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Marwan Al-Fazzari, telah menceritakan kepada kami Sabih Abul Malih, bahwa ia pernah mendengar Abu Saleh menceritakan hadis ini dari Abu Hurairah r.a. yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang tidak pernah meminta kepada-Nya, maka Dia akan murka terhadapnya.
Sebelum berdoa, muslim dianjurkan terlebih dulu berzikir dengan mengucapkan istighfar, tasbih dan tahmid, serta takbir.
Ibnu Qayyim Al Jauziah dalam kitabnya Terapi Penyakit Hati menjelaskan, ada waktu-waktu ijabah untuk berdoa. Yaitu:
Sepertiga terakhir dari malam hari
Nabi Muhammad bersabda: “Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun (ke langit dunia) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” (HR Bukhari dan Muslim).
Sepertiga malam Waktu mustajab untuk berdoa lainnya yakni di sepertiga atau pertengahan malam. Di kala banyak orang terlelap, lalu bangun dan mendirikan sholat malam atau tahajud dan berdoa maka insyaallah akan diijabah
Dari Abu Umamah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa`alaihi wa sallam ditanya; wahai Rasulullah, doa apakah yang paling di dengar? Beliau berkata: “Doa di tengah malam terakhir, serta setelah shalat-shalat wajib.” (HR. Tirmidzi) [No. 3499 Maktabatu Al Ma`arif Riyadh] Hasan.
Waktu azan (dikumandangkan)
Nabi Muhammad bersabda: “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR Abu Daud)
Di antara azan dan iqomah
Nabi Muhammad bersabda: “Sungguh berdo’a antara adzan dan iqomah tidak tertolak, maka pergunakanlah untuk berdo’a.” (HR Ahmad).
Doa yang dipanjatkan di antara azan dan iqamah tidak ditolak. Hadits ini diriiwayatkan Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai di dalam kitab Al-Yaumu wal Lailah.
Setelah shalat fardu
Dalam hadis disebutkan: “Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya, “Shalat apa yang paling afdhal?” “Shalat di tengah malam”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ditanya kembali, “Doa apa yang paling didengar?” “Doa di dubur shalat wajib (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya)
Dari Abu Umamah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa`alaihi wa sallam ditanya; wahai Rasulullah, doa apakah yang paling di dengar? Beliau berkata: “Doa di tengah malam terakhir, serta setelah shalat-shalat wajib.” (HR. Tirmidzi) [No. 3499 Maktabatu Al Ma`arif Riyadh] Hasan
Waktu imam naik mimbar hingga selesai shalat pada hari itu
Dalam hadis disebutkan: “Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “ ’Abdullah bin ‘Umar bertanya padaku, ‘Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyebut suatu hadis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai waktu mustajabnya do’a di hari Jum’at?” Abu Burdah menjawab, “Iya betul, aku pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga imam menunaikan shalat Jum’at.” (HR Muslim)
Pada jam-jam terakhir setelah selesai shalat Ashar
Dalam hadis disebutkan: “(Waktu siang) di hari Jum’at ada 12 (jam). Jika seorang muslim memohon pada Allah ‘azza wa jalla sesuatu (di suatu waktu di hari Jum’at) pasti Allah ‘azza wa jalla akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut yaitu di waktu-waktu akhir setelah ‘Ashar.” (HR Abu Daud)
Orang berpuasa
Saat berpuasa juga merupakan waktu mustajab untuk berdoa. Karena itu, doa orang yang berpuasa akan diijabah oleh Alalh SWT. Rasulullah saw bersabda:
Tiga orang yang doa mereka tidak terhalang, yaitu imam (pemimpin) yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang dizholimi. Doa mereka dibawa ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya, lalu Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Demi izzah-Ku, Aku akan menolongmu meski setelah beberapa waktu.” (HR Ahmad, dari Abu Hurairah, shahih lighairihi).
Waktu di antara 2 khutbah
Dari Abu Burdah bin Abi Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari Jum’at?”Lalu Abu Burdah mengatakan, ‘Aku menjawab, ‘Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’”(HR Muslim).
Demikianlah beberapa waktu yang dianggap mustajab untuk berdoa. Semoga semakin rajin meminta pertolongan kepada Allah ya. (Hilal)