linimassa.id – Harum manis merupakan jajanan favorit anak dengan warna memikat dan rasa yang mengesankan. Bentuknya yang seperti kapas bergumpal-gumpal dan rasanya manis menjadi daya tarik.
Makanan ini banyak ditemukan saat pasar malam, festival atau keramaian lainnya. Harum manis juga dikenal dengan nama halus manis, permen kapas, dan rambut nenek.
Manis dan lembutnya harum manis menjadikannya salah satu makanan favorit anak-anak hingga orang dewasa. Nah, di balik manisnya harum manis, ada cerita menarik tentang sejarah penemuannya.
Laman The Daily Meal menyebut, banyak yang meyakini harum manis sudah dikenal sejak abad ke-15 di Italia. Kala itu para koki menggunakan tong berisi gula yang telah dilelehkan, lalu mengubahnya menjadi seperti serat gula dengan bantuan garpu. Konon hanya orang berduit saja yang bisa mencicipinya.
Pembuatan harum manis yang lebih modern dengan menggunakan mesin disebut pertama kali dilakukan pada 1897. Uniknya, yang menciptakan adalah seorang dokter gigi dari Nashville, Tennessee, bernama William James Morrison. Ia bekerja sama dengan John C. Wharton untuk membuat mesin tersebut.
Mesin itu bisa melelehkan gula, kemudian menyaringnya dalam semacam mangkuk logam. Proses selanjutnya adalah memintalnya, sehingga menghasilkan serat-serat gula. Sejak itu, mereka menjual mesin dan harum manis dalam kotak.
Namun dalam perjalanannya, mesin ini sering mogok. Karena itu beberapa orang kemudian melakukan pengembangan, meskipun dengan konsep yang tetap sama. Hingga pada tahun 1900, mesin buatan Thomas Patton dipatenkan. Mesin tersebut menggunakan pelat berputar berbahan bakar gas.
Pengembangan terus dilakukan. Pada 1949, Gold Metal Products of Cincinnati, Ohio, memperkenalkan mesin permen kapas dengan pegas. Namun kala itu mesin-mesin pembuat harum manis baru bisa memproduksi dalam skala kecil.
Pada 1972, sebuah mesin permen kapas untuk pembuatan dan pengemasan otomatis dipatenkan, sehingga produksi harum manis secara massal bisa dilakukan.
Kini harum manis hadir dengan berbagai rasa seperti pisang, raspberry, vanilla, dan cokelat. Kreasi harum manis juga dilakukan, antara lain pada Juli 2009 pernah dibuat harum manis super panjang. Ukuran harum manisnya sekitar 1.400 meter yang dibuat dalam waktu enam jam.
Khusus
Mengingat harum manis punya banyak penggemar dari berbagai kalangan, di Amerika bahkan ada hari permen kapas alias harum manis nasional, lho. Hari Permen Kapas Nasional itu diperingati setiap tanggal 7 Desember.
Harum manis atau arum manis atau arbanat yang lebih sering dikenal dengan “Rambut Nenek” adalah salah satu makanan ringan Indonesia yang keberadaannya kini sulit ditemukan.
Arum Manis adalah camilan populer di tahun 90-an. Camilan ini merupakan makanan tradisional yang berasal dari Desa Kesambi, Kabupaten Lamongan. Beberapa pendapat lain mengatakan Arum Manis berasal dari Malang, Jawa Timur.
Karena penampilannya nampak seperti rambut nenek, sehingga orang-orang menyebut camilan ini dengan sebutan “Rambut Nenek.” Bahan utama untuk camilan ini adalah gula, tepung dan minyak sayur, sedangkan keripiknya terbuat dari tepung sagu.
Dari waktu ke waktu, arum manis mulai dibuat dengan berbagai warna seperti hijau, merah muda dan kuning. Bahkan arum manis memiliki berbagai rasa. Misalnya: durian, melon, pandan, dan banyak lagi.
Makanan ini merupakan camilan berbasis gula yang tak lekang oleh waktu dan tak pernah kehilangan penggemar.
Dari anak-anak hingga orangtua sering kali tak mampu menghindari daya tarik arum manis atau kembang gula yang sangat menggoda. Di beberapa tempat arum manis terus berkembang, termasuk dalam hal rasa.
Dalam bahasa Inggris, makanan ini disebut dengan cotton candy, candy floss, atau fairy floss.
Dikutip dari The Guardian awal mula arum manis ini di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat, di mana ada seorang dokter gigi bernama William James Morrison.
William Morrison juga pernah menjabat sebagai Presiden Asosiasi Dokter Gigi Tennessee. Selain menjadi dokter gigi, Ia juga merupakan pecinta makanan manis dan permen.
Arum manis ini pertama kali dijual pada festival World’s Fair di St. Louis pada tahun 1904 silam.
Saat festival itu, gulali kapas dijual dalam sebuah kotak kayu, dan banyak orang menyukainya. Dalam waktu enam bulan, ada seitar 68.000 kotak gulali kapas terjual. (Hilal)