linimassa.id – Nyepi merupakan hari raya bagi umat Hindu setiap memasuki tahun baru Saka. Terdapat berbagai rangkaian acara dalam rangka Hari Raya Nyepi.
Saka, merupakan kalender yang digunakan umat Hindu sebagai acuan penanggalan. Saat memasuki Tahun Baru Saka ini, umat Hindu menggelar perayaan yang disebut Hari Raya Nyepi.
Tahun ini, Tahun Baru Saka 1946 bakal diperingati pada Senin 11 Maret 2024. Bagi umat Hindu, perayaan ini adalah hal yang sakral.
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada hari raya ini. Pada peringatan hari Nyepi, umat Hindu diharuskan untuk menyepi dan hening untuk menciptakan suasana yang tenang dan damai.
Saat perayaan ini umat Hindu diharuskan untuk mengevaluasi diri sendiri agar menjadi pribadi yang baik pada masa yang akan datang.
Berikut empat hal yang perlu dihindari saat Hari Raya Nyepi 2024 :
- Tidak boleh keluar rumah atau bepergian
Saat hari perayaan Nyepi dimulai, umat Hindu dilarang untuk keluar rumah atau bepergian kecuali ada keperluan yang darurat dan mendesak. Hal ini dilakukan agar umat Hindu bersungguh-sungguh saat melakukan ibadah.
Kegiatan ini dinamakan dengan sebutan Amati Lelungan. Momen ini menjadi waktu untuk introspeksi dan refleksi, dan pergi keluar akan mengganggu ketenangan yang sedang dipelihara.
- Tidak boleh menyalakan api dan lampu teras rumah
Menyalakan api juga dilarang selama Hari Raya Nyepi. Ini termasuk tidak boleh menyalakan lampu, memasak di luar, atau menggunakan alat elektronik yang menghasilkan cahaya atau panas yang terlihat dari luar selama 24 jam.
Cukup menyalakan satu atau dua lampu di dalam kamar, tetapi tidak boleh terlalu terang sehingga kelihatan sampai luar rumah. Hal ini juga disebut dengan Amati Geni yang dilakukan menjadi bentuk simbolis melawan hawa nafsu di dunia.
- Tidak boleh bekerja atau beraktivitas
Selama Hari Raya Nyepi, semua bentuk kegiatan duniawi harus dihentikan. Ini berarti tidak boleh bekerja, bermain, atau melakukan aktivitas yang mengganggu ketenangan dan keheningan yang diperlukan untuk merayakan Hari Raya Nyepi dengan tepat.
Hal ini dilakukan untuk merenung dalam proses Nyepi. Agar dapat tercapai kelancaran antara manusia, alam, dan sang maha Pencipta. Kegiatan ini juga disebut dengan Amati Karya.
- Tidak boleh menghibur diri sendiri atau orang lain
Dalam semangat penghormatan terhadap Hari Raya Nyepi, penting untuk menghindari segala bentuk hiburan atau kesenangan dunia selama periode ini. Kegiatan ini juga disebut dengan Amati Lelanguan.
Kegiatan yang perlu dihindari misalnya seperti menonton TV, mendengarkan musik keras, belanja ke mal atau tempat hiburan lainnya, serta melakukan aktivitas lain yang dapat mengganggu kedamaian dan ketenangan.
Saka
Kalender Saka adalah Kalender Saka yang digunakan oleh umat Hindu sebagai acuan untuk melaksanakan ibadah. Mengutip jurnal UIN Walisongo Semarang berjudul “Analisis Sistem Penanggalan Kalender Caka Bali dalam Perspektif Astronomi” dijelaskan bahwa penanggalan Saka menggunakan perhitungan candra surya atau lunisolar.
Sistem kalender ini menggunakan periode Bulan mengelilingi Bumi untuk satuan Bulan. Namun untuk penyesuaian dengan musim dilakukan penambahan satu Bulan atau beberapa hari (interkalasi), setiap beberapa Tahun.
Perbedaan perhitungan yang digunakan ini membuat tahun baru Saka dan Masehi berbeda. Maka itu, umat Hindu di Indonesia perlu melakukan konversi penanggalan untuk merayakan Hari Raya Nyepi. Pasalnya, masyarakat Indonesia secara umum menggunakan kalender Masehi sebagai acuan waktu.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946 jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Hari Raya Nyepi ini ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional. Selain itu, juga terdapat cuti bersama yang mengiringinya.
Penyucian
Hari Raya Nyepi dapat diartikan sebagai hari penyucian diri manusia dan alam. Pada hari ini, umat Hindu di Bali akan berupaya menahan hasrat untuk tidak keluar rumah, bekerja, menghidupkan perapian, ataupun mengujarkan kalimat-kalimat tertentu.
Hari Raya Nyepi menjadi syarat bagi umat Hindu dalam menyambut Tahun Baru Saka. Untuk itu, umat Hindu khususnya warga Bali menggelar serangkaian upacara adat.
Pengendalian diri tersebut dilakukan dengan Catur Brata Penyepian. Dengan begitu, umat Hindu dapat khusuk ketika mengevaluasi diri, meditasi, dan shamadi dalam keheningan.
Rangkaian
Terdapat beberapa rangkaian acara Hari Raya Nyepi khususnya di Bali. pada tahapan pelaksanaannya tentunya menyimpan arti masing-masing.
Upacara Melasti
Perayaan Nyepi diawali dengan ritual Melasti. Upacara ini dilakukan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi.
Biasanya ritual Melasti dilakukan di pura yang berada di dekat laut. Salah satu rangkaian Nyepi di Bali ini berlangsung tiga atau empat hari sebelum ritual Nyepi diadakan.
Tawur Kesanga
Setelah Melasti, kemudian dilanjutkan dengan Tawur Kesanga atau Mecaru. Tradisi ini biasanya dilaksanakan H-1 sebelum perayaan Nyepi.
Tawur Kesanga identik dengan pawai festival ogoh-ogoh. Bagi masyarakat Hindu Bali, ogoh-ogoh merupakan representasi dari sifat buruk dan jahat manusia.
Upacara Ngembak Geni
Pasca pelaksanaan ritual Nyepi, umat Hindu akan melanjutkan dengan Ngembak Geni. Pada ritual ini, masyarakat Bali akan saling berkunjung ke sanak saudara atau melakukan dharma shanti.
Penutup rangkaian menjadi pertanda untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.
Makna
Laman Pemerintah Kabupaten Buleleng menyebut, pada Hari Raya ini, umat Hindu akan menyucikan diri. Umat Hindu akan membuang kotoran dan keburukan yang lalu-lalu. Nyepi ini dilakukan dengan tujuan agar ia siap menghadapi rintangan di tahun yang baru.
Setiap rangkaian perayaan mempunyai makna tersendiri. Pada perayaan inti, yakni dimaknai sebagai waktu untuk mengakui dan mengikhlaskan. Umat Hindu hendaknya mengakui kesalahan dan meminta atau memaafkan orang lain.
Perayaan ini memberikan pemahaman bahwa pentingnya toleransi dalam kehidupan umat manusia. Melakukan perenungan diri merupakan salah satu proses untuk memperoleh kesiapan hidup di tahun yang baru. (Hilal)