linimassa.id – Hari Bidan Sedunia atau Hari Bidan Internasional (International Day of Midwife/IDM) diperingati setiap 5 Mei.
Peringatan ini sebagai bentuk penghargaan terhadap profesi bidan dan asosiasi mereka yang berkaitan dengan persalinan.
Hari Bidan Sedunia dimanfaatkan sebagai tolak ukur peningkatan kualitas bidan yang ada di seluruh dunia serta perannya untuk wanita yang hamil dan keluarga.
Selain itu juga untuk mengampanyekan peran penting bidan dalam kehidupan manusia terutama yang berhubungan dengan persalinan dan juga kesehatan reproduksi.
Peringatan tahunan untuk Hari Bidan Sedunia diselenggarakan oleh Konfederasi Bidan Internasional (International Confederation of Midwives/ICM).
Tahun ini ICM mengusung tema Hari Bidan Sedunia 2024 dengan slogan ‘Midwives: A Vital Climate Solution’ atau ‘Bidan: Solusi Iklim yang Penting’.
Solusi
Laman Detik menyebut, Konfederasi Bidan Internasional (ICM) mengakui bahwa bidan adalah solusi penting dalam mengadaptasi sistem kesehatan terhadap perubahan iklim, dan menurunkan emisi karbon secara keseluruhan.
Bidan memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan ramah lingkungan serta merupakan responden pertama ketika terjadi bencana iklim.
Model pelayanan kebidanan termasuk ramah lingkungan. Bukti menunjukkan bahwa kesinambungan pelayanan bidan memberikan hasil yang optimal dan aman dengan menggunakan lebih sedikit sumber daya, sehingga mengurangi limbah medis dan mengurangi jejak ekologis.
Asal Mula
Laman National Today menyebut, Hari Bidan secara internasional diperingati pada tanggal 5 Mei sejak tahun 1992. Hari Bidan diperingati untuk menghormati pekerjaan bidan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mereka dalam memberikan perawatan penting kepada ibu dan bayi baru lahirnya.
Kebidanan didefinisikan sebagai pelayanan yang terampil, kompeten, dan penuh kasih sayang terhadap ibu hamil, bayi baru lahir, dan keluarga selama kehamilan, kelahiran, nifas, dan minggu-minggu awal kehidupan anak.
Bidan, pelajar bidan, dan staf pendukung persalinan telah berjuang untuk memberikan perawatan terbaik kepada keluarga dan masyarakat selama bertahun-tahun. Peringatan ini dibuat untuk menghormati mereka atas kontribusi mereka terhadap masyarakat.
Konsep Hari Bidan Internasional muncul dari konferensi yang diadakan oleh Konfederasi Bidan Internasional di Belanda pada tahun 1987. Hari Bidan kemudian diperingati di Iran dan Selandia Baru, serta negara-negara lain, pada tahun 2014. Sejak saat itu hingga kini tanggal 5 Mei diperingati sebagai Hari Bidan Sedunia.
Terintegrasi
Bidan harus sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan. Bidan terlatih memberikan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi yang penting, melindungi kesehatan dan martabat manusia bagi perempuan dan keluarga mereka.
Pemenuhan dan pemerataan distribusi tenaga kesehatan dilakukan melalui berbagai skema penempatan dan penugasan khusus berbasis tim dan individu. Upaya pencegahan kematian ibu, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dan di fasilitas kesehatan terus ditingkatkan.
Hasil survey pada tahun 2020 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia menurun dari yaitu 305 jiwa (2015) menjadi 189 jiwa (2020) setiap 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu kendala yang menyebabkan AKI di Indonesia cukup tinggi adalah distribusi jumlah bidan kompeten yang belum merata.
Penurunan AKI pada tahun 2020 menandakan peningkatan sistem pelayanan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan atau bidan sudah mulai meningkat dan terus diupayakan untuk menurunkan AKI nasional.
Pelayanan kesehatan rutin akan terus menjadi kebutuhan masyarakat. Melalui penguatan sistem kesehatan dapat mempercepat pemenuhan pelayanan kesehatan yang berkualitas di seluruh wilayah.
Hal ini tentu berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yakni pada SDG 3 atau menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk pada semua usia.
Berdasarkan Profil Statistik Kesehatan 2021, terkait dengan kesehatan yang bersumber dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), terdapat 88,91% persalinan di fasilitas pada 2021.
Daerah perkotaan mencapai 93,51% dan 82,94 di pedesaan. Proporsi perempuan yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan terus meningkat, namun kesenjangan antarwilayah masih terjadi.
Hasil survey pada tahun 2020 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia menurun dari yaitu 305 jiwa (2015) menjadi 189 jiwa (2020) setiap 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu kendala yang menyebabkan AKI di Indonesia cukup tinggi adalah distribusi jumlah bidan kompeten yang belum merata. Penurunan AKI pada tahun 2020 menandakan peningkatan sistem pelayanan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan atau bidan sudah mulai meningkat dan terus diupayakan untuk menurunkan AKI nasional.
Dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan, sangat diperlukan upaya lebih untuk pelayanan kesehatan yang berkualitas di seluruh wilayah. Umumnya, peningkatan kesehatan tersebut dimulai dari peningkatan kesehatan ibu, peningkatan pengendalian HIV/AIDS yang didukung dengan penguatan sistem kesehatan nasional. Dengan demikian, dapat meningkatkan kehidupan yang sehat dan kesejahteraan.
Peningkatan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dilakukan melalui keberlanjutan reformasi sistem kesehatan nasional yang difokuskan pada: (1) penguatan pendidikan dan penempatan tenaga kerja kesehatan; (2) penguatan fasilitas kesehatan tingkat pertama; (3) peningkatan kapasitas rumah sakit dan pelayanan kesehatan didaerah terpencil, perbatasan dan kepulauan; (4) peningkatan kemandirian farmasi dan alat kesehatan; (5) penguatan keamanan dan ketahanan kesehatan; (6) pengendalian penyakit dan imunisasi; (7) peningkatan efektivitas pembiayaan kesehatan; (8) pengembangan teknologi informasi, digitalisasi dan pemberdayaan masyarakat termasuk pembudayaan Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). (Hilal)