linimassa.id – Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, memproyeksikan bahwa harga beras akan tetap bertahan dan tidak akan kembali turun seperti biasanya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Beras
Menurut Bayu, bertahannya harga beras dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk biaya produksi petani yang meliputi ongkos tenaga kerja, sewa lahan, serta harga pupuk dan benih.
Dia menjelaskan bahwa kenaikan biaya produksi petani akan berdampak pada harga gabah yang dijual, sehingga harga beras tidak akan kembali turun seperti sebelumnya. Selain itu, faktor lain seperti naiknya upah tenaga kerja informal dan biaya hidup yang meningkat juga berkontribusi pada kenaikan harga beras.
“Sekitar 50% dari biaya produksi sawah itu adalah tenaga kerja, harga sewa lahan juga demikian, konversi lahan kan terjadi, pasti lahan makin sedikit, lahan makin sedikit maka sewa lahan akan makin mahal jadi ongkos naik, pupuk juga naik,” ungkap Bayu.
Meskipun demikian, Bayu belum dapat memastikan berapa besar kenaikan harga beras dan harga eceran tertinggi (HET). Dia menyatakan bahwa Bulog akan menunggu kepastian harga dari kementerian atau lembaga terkait.
“Tapi berapa besar kenaikannya, nanti kita tunggu lah biar dari otoritasnya yang mengeluarkan, Badan Pangan Nasional atau Kementerian Pertanian atau BPS,” kata Bayu.
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional pada Senin (18/03/2024), harga beras bervariasi, dengan harga beras kualitas bawah I sebesar Rp14.800 per kilogram, beras kualitas bawah II sebesar Rp14.500 per kilogram, beras kualitas medium I sebesar Rp16.050 per kilogram, beras kualitas medium II sebesar Rp15.800 per kilogram, beras kualitas super I sebesar Rp17.350 per kilogram, dan beras kualitas super II sebesar Rp16.800 per kilogram. (AR)