linimassa.id – Kalau pernah menonton film berjudul Kukira Kau Rumah yang diperankan Prilly Latuconsina dan Jourdy Pranata, sedikitnya paham ap aitu bipolar disorder.
Ini adalah gangguan jiwa yang umumnya mempengaruhi mood atau suasana hati. Dari kata bi (dua) dan polar (berlawanan), penderitanya dengan mudah berada pada episode manik dan depresif.
Episode manik, artinya penderita sedang memiliki mood yang tinggi. Misalnya perasaan lebih humoris, lebih bersemangat, lebih cerdas, paling semangat.
Episode depresif, yaitu perasaan rendah diri yang amat sangat, sehingga dirinya merasa tidak berharga.
Penyakit ini ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati. Penderita gangguan ini bisa merasa sangat gembira atau euforia, kemudian berubah menjadi sangat sedih.
Parahnya, gangguan ini dapat diderita seumur hidup sehingga memengaruhi aktivitas penderitanya.
Namun, pemberian obat-obatan dan psikoterapi dapat membantu penderita untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari.
WHO pada 2016 mencatat terdapat 60 juta penderita bipolar di dunia, dan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Data Institute for Health Metrics and Evaluation pada 2017 menyatakan jika penderita ini masuk dalam peringkat kelima terbesar di Indonesia.
Penyebab
Penyebab gangguan belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat faktor genetik. Selain itu, faktor lingkungan sekitar dan gaya hidup juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bipolar.
Umumnya, bipolar disorder secara sains disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia pada otak, seperti neurotransmitter yang membantu membawa pesan ke jaringan-jaringan otak. Kemudian, gangguan jiwa ini membuat otak sulit untuk mengontrol kadar hormon, seperti noradrenalin, dopamin, dan serotonin.
Akan tetapi, terdapat beberapa penyebab seperti berikut ini:
- Genetik, yang diturunkan oleh salah satu anggota keluarga yang mengalami bipolar.
- Trauma masa kecil yang sulit dilupakan, seperti kekerasan fisik, kekerasan seksual, kehilangan orang terkasih, dan tragedi lainnya.
- Kejadian yang menyebabkan stres sehari-hari, seperti kesepian, patah hati, pemutusan kerja, tekanan dari orang dan lingkungan sekitar, bahkan pernikahan.
- Lingkungan sosial keluarga memicu gangguan bipolar.
- Alkohol dan obat-obatan.
Gejala utama gangguan bipolar adalah perubahan suasana hati (mood) yang drastis. Perubahan mood ini bisa terjadi dalam hitungan jam, hari, atau bulan. Gejalanya meliputi fase mania yang berlanjut menjadi fase depresi berat.
Pada fase mania, penderita dapat mengalami:
- Perasaan gembira atau antusias.
- Semangat yang menggebu-gebu.
- Sulit tidur atau insomnia.
Sementara pada fase depresi berat, gejala yang muncul berupa:
- Berkurangnya minat pada suatu kegiatan atau pekerjaan.
- Perasaan bersalah secara berlebihan.
- Keinginan untuk bunuh diri.
Pengobatan dan Pencegahan
Gangguan bipolar tentunya dapat disembuhkan, namun waktu untuk sembuh dan bebas dari penyakit mental ini tergantung pada rutinitas konsultasi, pengobatan, dan dukungan keluarga dan lingkungan sekitar.
Maka dari itu, pastikan pasien tetap menemui psikiater untuk pemulihan dan pengobatan lebih lanjut.
Pengobatan gangguan bipolar bertujuan untuk mengurangi frekuensi kemunculan gejala, membantu penderita agar bisa kembali beraktivitas, dan menurunkan risiko terjadinya gangguan kesehatan lain.
Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah:
- Pemberian obat-obatan, seperti obat penyeimbang suasana hati, obat antidepresan, serta obat antipsikotik.
- Psikoterapi, seperti interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), cognitive behavioral therapy (CBT), dan psikoedukasi.
Belum ada metode yang dapat mencegah gangguan bipolar. Namun, kekambuhan gejalanya bisa dikurangi dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Rutin mengonsumsi obat sesuai resep dokter dan menjalani psikoterapi.
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau menyalahgunakan NAPZA.
- Berolahraga secara rutin.
- Mengelola stres dengan baik.
- Beristirahat dan tidur yang cukup.
- Menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman.
Untuk pemulihan, ada beberapa cara yang bisa diikuti:
- Mengonsumsi obat mood stabilizer untuk meredakan episode manik maupun depresif sesuai anjuran Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa.
- Mengonsumsi obat yang berfungsi untuk mencegah penyebab utama depresi dan manik.
- Mengenali berbagai hal yang dapat memicu manik dan depresif.
- Pemulihan secara psikologis, bisa dengan konsultasi dengan psikolog. Tidak jarang pasien yang sudah menemui psikiater masih dalam pendampingan oleh psikolog.
- Menerapkan gaya hidup sehat jiwa dan raga, seperti olahraga rutin, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, tidur cukup, dan membuat segala aktivitas dengan terencana.
Apabila bipolar disorder sudah parah, terlebih dalam episode depresif dengan perilaku self harm, psikiater merekomendasikan pasien untuk melakukan rawat inap.
Tipe-tipe
Bipolar disorder memiliki berbagai tipe berdasarkan tingkat keparahan yang dirasakan penderita, seperti bipolar 1 dan bipolar 2. Namun, terdapat tipe gabungan lain seperti siklotimia.
- Bipolar tipe 1
Tanda-tanda penderita tipe 1 adalah mengalami episode manik atau depresif hingga beberapa minggu.
- Bipolar tipe 2
Setidaknya penderita bipolar tipe 2 mengalami episode depresif sesekali, dan episode manik yang berlebihan setidaknya dalam 4 hari.
- Siklotimia
Gangguan mental ini serupa dengan bipolar, akan tetapi gejalanya tidak lebih parah. Penderita mengalami episode manik dan depresif selebihnya 2 tahun, siklotimia berdampak pada bipolar tipe 1 atau 2.
Jika mengalami gejala dan ciri-ciri yang sama dengan bipolar, penderita siklotimia dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis kedokteran kejiwaan. (Hilal)