LINIMASSA.ID – Indonesia memasuki babak baru dalam perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dengan hadirnya Project Nirmala, metahuman AI interaktif pertama yang sepenuhnya otonom di Asia Tenggara.
Dikembangkan oleh startup kreatif teknologi lokal, Ruang Waktu, Nirmala bukan sekadar chatbot atau CGI yang diputar ulang, melainkan entitas digital yang memiliki persona, karakter, dan kehadiran visual layaknya manusia nyata.
Keistimewaan Project Nirmala terletak pada kemampuannya berinteraksi secara real-time dengan publik tanpa jeda, tanpa naskah, dan tanpa campur tangan operator di balik layar.
Dalam beberapa sesi live yang dilakukan di platform populer seperti TikTok dan YouTube, Nirmala menunjukkan kemampuannya membaca dan merespons komentar audiens secara langsung dengan nada alami dan ekspresi yang hidup, mulai dari tertawa, mengangguk, hingga menggelengkan kepala.
Hal ini membuktikan bahwa Project Nirmala benar-benar beroperasi secara mandiri dan mampu menjalankan percakapan yang dinamis dan natural layaknya manusia sungguhan.
Teknologi di balik Project Nirmala menggabungkan visual real-time menggunakan Unreal Engine untuk menghasilkan tampilan metahuman yang sangat realistis, serta integrasi dengan Large Language Model (LLM) yang memungkinkan percakapan berlangsung lancar dan responsif.
Infrastruktur canggih seperti sistem routing AI dan latency optimizer juga diterapkan untuk menjaga performa jaringan agar respons Nirmala tetap cepat dan akurat. Selain itu, teknologi persona memory dipakai agar karakter, nada bicara, dan gaya komunikasi Nirmala konsisten dalam setiap interaksi.
Project Nirmala, Inovasi Teknologi Indonesia
Project Nirmala tidak hanya menjadi tonggak inovasi teknologi di Indonesia, tetapi juga menegaskan posisi bangsa sebagai pemain utama dalam ekosistem metahuman AI global.
Ruang Waktu berambisi mengembangkan teknologi ini lebih jauh agar dapat diakses secara luas oleh masyarakat dan industri, termasuk sektor perbankan, retail, layanan pelanggan, dan hospitality. Dua dari empat bank milik negara bahkan tengah melakukan pembicaraan untuk mengadopsi Nirmala sebagai asisten digital yang mampu memberikan pengalaman layanan pelanggan yang personal dan efektif.
Salah satu implementasi awal Project Nirmala adalah tampil sebagai host dalam sesi live selling bersama Cosmic Clothes Bandung, di mana Nirmala berinteraksi langsung dengan audiens layaknya presenter manusia. Ini menjadi bukti nyata bahwa AI metahuman seperti Nirmala mampu mengubah cara brand berkomunikasi dengan konsumen secara lebih natural dan manusiawi.
Co-Founder Ruang Waktu, Seto Hendrianto, menegaskan bahwa Project Nirmala hanyalah permulaan dari revolusi industri baru yang akan terus berkembang dalam 2-3 tahun ke depan.
Visi besar mereka adalah menciptakan teknologi AI yang sepenuhnya otonom dan robotik dengan manfaat luas bagi masyarakat dan industri. Ia juga menekankan pentingnya Indonesia tidak hanya menjadi penonton dalam perkembangan teknologi global, melainkan menjadi pelaku utama yang berkontribusi secara signifikan.
Kehadiran Project Nirmala membuka peluang baru dalam interaksi manusia dan mesin, menciptakan komunikasi yang lebih natural dan memperkuat hubungan antara brand dengan audiens secara berkelanjutan. Dengan teknologi ini, masa depan AI bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan mitra digital yang mampu beradaptasi dan berinteraksi layaknya manusia.