PANDEGLANG, LINIMASSA.ID – Sebanyak 49 warga Pandeglang digigit ular berbisa sepanjang Januari hingga Mei 2025.
Kasus gigitan ular di Pandeglang terbilang cukup tinggi, mengingat, Pandeglang merupakan wilayah dengan kawasan hutan dan lahan semak yang masih cukup banyak.
Diketahui, warga Pandeglang digigit ular terbanyak berada di wilayah selatan seperti Kecamatan Panimbang, wilayah ini menjadi wilayah paling rawan gigitan ular.
Populasi ular berbisa di Kecamatan Panimpang terbilang masih cukup tinggi, dengan jumlah kasus gigitan ular terbanyak dibanding wilayah lainnya.
“Data sementara warga Pandeglang digigit ular sebanyak 49, yang paling banyak di Panimbang ada 19 kasus,” kata Penanggung Jawab Pengelola Program Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Pandeglang Riki Wahyu, Jumat 20 Juni 2025.
Dijelaskan Riki, ular berbisa yang kerap menyerang warga Pandeglang digigit ular ialah ular tanah, kobra, hingga ular berbisa seperti Welang dan Weling.
Terkait penanganan yang selama ini sudah dilakukan, kata Riki, pihaknya mengaku tidak selalu cukup hanya dengan penyuntikan satu vial serum anti bisa.
“Soalnya kalau ditret 1 vial tapi darahnya masih kental, bisa atau racunnya bakal masuk lagi. Jadi butuh 2 sampai 3 vial untuk satu pasien,” jelasnya.
Warga Pandeglang Digigit Ular, Ini Kata Dinkes

Terkait kasus warga Pandeglang digigit ular, Dinas Kesehatan Pandeglang sudah mendistribusikan serum anti bisa ular ke fasilitas layanan kesehatan di 35 Puskesmas di Pandeglang.
Kepala Dinas Kesehatan Pandeglang Eni Yati memastikan serum anti bisa ular sudah tersedia di setiap Puskesmas, termasuk di gudang farmasi yang bisa didapatkan bagi warga Pandeglang digigit ular.
Berdasarkan data dari UPT Gudang Farmasi Pandeglang, saat ini tersedia sekitar 120 vial serum anti bisa ular yang didistribusikan ke 35 Puskesmas dan RSUD Aulia untuk mengantisipasi kasus gigitan ular berbisa.
Kendati demikian, Eni mengakui, jika masih kerap terjadi kekosongan serum di Kecamatan Panimbang lantaran banyaknya warga Pandeglang digigit ular di daerah selatan.
Hal itu disebabkan lantaran faktor geografis dan aktivitas masyarakat yang notabene merupakan petani, yang sehari-harinya berkegiatan di sawah dan kebun.
Seperti di wilayah Cibaliun, Cimanggu, Cikeusik, Sumur, dan Cigeulis, Ia mengimbau masyarakat, terutama para petani, agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di kebun atau area persawahan. Pasalnya, aktivitas pertanian di wilayah selatan kerap bersinggungan langsung dengan habitat ular liar.
“Harap lebih waspada, terutama yang bekerja di luar ruangan seperti petani,” tambahnya.