LINIMASSA.ID – Kebaya janggan Yogyakarta, busana tradisional khas Yogyakarta, kini tengah mencuri perhatian dunia fashion. Dikenal dengan desainnya yang anggun dan penuh makna, kebaya janggan tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga tren mode yang digemari berbagai kalangan.
Kebaya janggan merupakan busana tradisional Jawa yang memiliki desain unik dan kaya akan nilai filosofis. Kata “janggan” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “leher”, merujuk pada desain kerah tinggi yang menjadi ciri khas kebaya ini. Desainnya terinspirasi dari surjan, busana pria Jawa, namun dengan sentuhan feminim yang khas.
Kebaya janggan Yogyakarta umumnya berwarna hitam polos atau bermotif kembang batu, sesuai dengan aturan Keraton Yogyakarta. Warna hitam melambangkan ketegasan, kesederhanaan, dan kedalaman karakteristik yang ingin ditonjolkan oleh para perempuan keraton. Kebaya ini juga menjadi simbol keindahan dan kesucian perempuan Jawa, dalam menjaga tradisi dan kehormatan.
Kebaya janggan pertama kali dikenakan oleh Ratna Ningsih, istri Pangeran Diponegoro, pada akhir 1830-an. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan pemberani, bahkan menyembunyikan senjata kecil di balik kebaya janggan saat berperang melawan Belanda. Desain kebaya ini terinspirasi dari seragam militer Eropa pada masa itu, namun dengan modifikasi khas budaya Jawa seperti kerah tinggi dan kancing menyamping.
Secara simbolis, jumlah kancing pada Kebaya janggan Yogyakarta juga memiliki makna filosofis. Kancing yang terletak di leher melambangkan Rukun Iman yang berjumlah enam, dua kancing di dada atas dan tiga di dalam ilat-ilatan (bagian dalam kebaya) melambangkan Rukun Islam. Sementara, jumlah total kancing sebanyak 21 melambangkan kesempurnaan ajaran agama.
Kebaya janggan kini tidak hanya dikenakan dalam acara adat, tetapi juga menjadi pilihan busana dalam berbagai event formal dan pesta. Para desainer muda Indonesia mulai mengkreasikan kebaya janggan dengan sentuhan modern, seperti penggunaan warna-warna cerah, pemilihan bahan yang nyaman, dan desain yang lebih fleksibel.
Salah satu contoh adalah koleksi kebaya janggan modern yang ditampilkan dalam Jogja Fashion Trend 2024. Desainer Yunie Chan menghadirkan kebaya janggan warna merah marun yang elegan, sementara Kukuh Hariyawan menampilkan kebaya dengan nuansa putih yang anggun.
Kebaya Janggan Yogyakarta yang Trendy

Koleksi-koleksi ini menunjukkan bahwa Kebaya janggan Yogyakarta dapat beradaptasi dengan tren fashion masa kini tanpa menghilangkan nilai tradisionalnya.
Kebaya janggan Yogyakarta juga mendapatkan sorotan dalam dunia hiburan. Dalam serial “Gadis Kretek”, karakter Dasiyah yang diperankan oleh Dian Sastro mengenakan kebaya janggan hitam khas Yogyakarta. Penampilannya yang tegas dan anggun berhasil memukau penonton dan memperkenalkan kebaya janggan kepada audiens yang lebih luas.
Ada beberapa alasan mengapa kebaya janggan menjadi tren di kalangan pecinta fashion. Desain yang Anggun dan penuh makna, membuat kebaya janggan cocok dikenakan dalam berbagai acara formal. Selain itu, dengan mengenakan kebaya janggan berarti turut melestarikan dan menghargai warisan budaya Indonesia.
Paling menarik, sentuhan modern pada desain Kebaya janggan Yogyakarta membuatnya relevan dengan tren fashion masa kini.
Untuk tampil maksimal dengan kebaya janggan, kamu bisa memadukannya dengan kain tradisional, aksesoris yang tepat, hingga riasan yang sesuai.
Kebaya janggan Yogyakarta menjadi perpaduan sempurna antara tradisi dan modernitas. Dengan desain yang anggun, filosofi yang mendalam, dan adaptasi dengan tren fashion masa kini, kebaya janggan berhasil mencuri perhatian dunia fashion. Mengenakan kebaya janggan bukan hanya soal penampilan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap budaya dan sejarah Indonesia.