LINIMASSA.ID, KOTA TANGSEL – Ada dugaan pungli di SMAN 12 Kota Tangsel. Kini, pimpinan sekolah menjawab isu soal adanya pungutan liar (Pungli) kepada Walimurid dan penggalangan dana Hampers (Bingkisan) untuk para guru dilingkungan sekolahnya.
Kepala SMAN 12 Kota Tangsel Rokhmat Hidayat mengatakan, soal pungli bingkisan itu merupakan kabar tak benar lantaran tak terjadi di sekolahnya.
“Saya Kepala SMAN 12 Tangsel menyatakan bahwa ini adalah seuatu yang hoax, karena sesungguhnya apa yang diisukan terkait dengan masalah itu, tidak terjadi di SMAN 12 Tangsel. Saya berani bersumpah, saya dan teman-teman menajemen tidak pernah melakukan gagasan penggalangan dana untuk hampers untuk THR guru, ini bisa saya pastikan bahwa ini adalah isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Rokhmat, Rabu 19 Maret 2025.
Rokhmat menjelaskan, soal munculnya isu pungutan hampers THR untuk guru di SMAN 12 Kota Tangsel itu. Usut punya usut, ternyata bukan pungli, melainkan ada orang tua yang berinisiatif untuk memberi bingkisan ke wali kelas sebagai ungkapan terima kasih.
“Setelah kami komunikasikan dengan komite, bahwa komite pun tidak ada ide terkait dengan penggalangan dana untuk hampers THR guru, cuma setelah diselidiki ternyata ada spontanitas segelintir orang tua yang ingin memberikan hampers kepada wali kelas, yang merasa orang tua murid berterimakasih atas bimbingan yang baik, yang santun dan penuh tanggung jawab terhadap anaknya,” jelasnya.
Mengenai adanya soal sumbangan, Ketua Komite SMAN 12 Kota Tangsel, Tomy Patria menegaskan hal itu bukan pungutan liar. Menurutnya, hal itu merupakan sumbangan sukarela dan besarannya tak dipatok sesuai keikhlasan wali murid.
“Saya mengangap itu bukan pungli, itu adalah sumbangan sukarela yang disepakati oleh walimurid. Besarannya pun sebenarnya ditentukan walimurid sendiri, bukan kesepakatan komite, jadi besarannya kesepakatan bersama, untuk itu besarannya disetujui, ada yang bilang terlalu tinggi, terlalu rendah. Ada juga yang tidak menyetujui adanya sumbangan itu, tapi tetap kita harus laksanakan musyawarah itu,” terang Tomy
“Terkait untuk apa, pertama kita memang sudah mengkalkulasi setiap tahun kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, ada beberapa kegiatan yang dikaper oleh sekolah, tapi kami lihat persentasinya sangat kurang, sangat minim sehingga untuk mendapatkan lebih besar sulit, salah satunya didapat dari komite, kalau mau lihat manfaatnya ya daru situ, untuk kepentingan anak murid sendiri. Ngga ada paksaan sama sekalindan ngga ada unsur resiko atau ancamannya, ngga ada disitu,” pungkasnya.