LINIMASSA.ID – Gen Z sulit dapatkan pekerjaan di tahun 2025, menjadi tantangan tersendiri yang baru dalam dunia pekerjaan.
Banyak dari Gen Z yang merasa optimis untuk memulai karier mereka namun kenyataannya sulit dapatkan pekerjaan di tahun 2025 ini.
Alih-alih sulit dapatkan pekerjaan, berdasarkan survei dari iCIMS, 87% Gen Z yakin mereka dapat mendapatkan pekerjaan baru tahun ini, dan 45% merasa kondisi ekonomi akan membawa dampak positif bagi pekerjaan mereka.
Namun, meskipun ekspektasi tersebut cukup tinggi, dunia kerja menghadirkan tantangan yang sulit untuk dapat pekerjaan.
Menurut data LinkedIn yang dilansir oleh Forbes, jumlah pelamar per lowongan kerja usia Gen Z meningkat tajam, sehingga persaingan semakin ketat.
Bahkan, satu dari lima pencari kerja di 2024 masih belum mendapatkan pekerjaan hingga saat ini.
Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang membuat Gen Z sulit mendapatkan pekerjaan di 2025, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk bertahan dan bersaing di pasar kerja.
Mengapa Gen Z Sulit Dapatkan Pekerjaan di Tahun 2025?

Ada beberapa alasan mengapa Gen Z kesulitan mendapatkan pekerjaan di 2025, simak berikut ini.
1. Tingginya Penggunaan Otomatisasi dan AI
Banyak posisi entry-level kini digantikan oleh teknologi, yang mengurangi peluang bagi pekerja baru.
2. Kesenjangan Keterampilan
Lulusan baru seringkali tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, terutama dalam bidang teknologi dan data.
3. Tingginya Persaingan
Jumlah pelamar yang semakin banyak membuat perusahaan lebih selektif dalam memilih kandidat.
4. Kebutuhan Pengalaman Kerja
Banyak perusahaan lebih memilih kandidat dengan pengalaman kerja yang relevan, membuat lulusan baru kesulitan untuk bersaing.
5. Perubahan dalam Tren Kerja
Kerja hybrid atau remote mengharuskan keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang baik, sesuatu yang tidak selalu dikuasai oleh Gen Z.
Keterampilan yang Dibutuhkan di 2025
Dengan semakin berkembangnya otomatisasi dan kecerdasan buatan, perusahaan cenderung mencari kandidat yang memiliki keterampilan yang relevan dengan perubahan industri.
Keterampilan digital seperti data analytics, AI, digital marketing, dan cybersecurity menjadi semakin penting. Di sisi lain, soft skills seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi, dan kolaborasi juga sangat dicari.
Kreativitas dan kemampuan berinovasi semakin dihargai karena perusahaan membutuhkan individu yang dapat memberikan ide-ide segar dan solusi yang tidak terduga.
Langkah-Langkah untuk Bertahan di Pasar Kerja
Agar tetap kompetitif, Gen Z perlu terus mengembangkan keterampilan digital dengan mengikuti pelatihan atau mendapatkan sertifikasi terkait.
Selain itu, memperluas jaringan profesional melalui LinkedIn dan terlibat dalam komunitas industri bisa membuka lebih banyak kesempatan.
Menyesuaikan diri dengan tren kerja yang terus berubah, terutama dalam hal otomatisasi dan sistem kerja hybrid, juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan.
Pengalaman kerja, seperti magang, proyek freelance, atau pekerjaan paruh waktu, juga dapat memperkuat portofolio dan membantu meningkatkan daya saing.
Tak kalah pentingnya, memanfaatkan AI dan platform digital dalam pencarian kerja akan mempercepat proses dan meningkatkan peluang ditemukan oleh perekrut.
Meski Gen Z tetap optimis dalam mencari pekerjaan, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa persaingan yang ketat, otomatisasi yang berkembang pesat, kesenjangan keterampilan, dan perubahan tren kerja menjadi tantangan besar.
Oleh karena itu, untuk sukses di dunia kerja 2025, Gen Z perlu meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan beradaptasi dengan perubahan yang ada.