PANDEGLANG, LINIMASSA.ID – Kabupaten Pandeglang menduduki posisi angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Banten.
Berdasarkan data terbaru, persentase penduduk miskin di Pandeglang mencapai 9,18 persen, lebih tinggi dibandingkan kota dan kabupaten lainnya di Banten.
Berdasarkan data BPS Provinsi Banten tentang tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Banten, pada Maret 2024 Kabupaten Serang dengan presentase penduduk miskin sebesar 4,51 persen berada di peringkat 3 terendah dari 8 kabupaten/kota se-provinsi banten setelah kota Tangerang Selatan 2,36 persen dan kota Cilegon 3,75 persen.
Sementara itu kabupaten yang memiliki presentase penduduk paling miskin tertinggi adalah Kabupaten Pandeglang dikisaran 9,18 persen.
Menanggapi permasalahan kemiskinan di Kabupaten Pandeglang, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sutoto menyampaikan upaya untuk menurunkan angka kemiskinan di daerah tersebut.
Ia menargetkan pada tahun 2025 angka kemiskinan dapat ditekan di bawah 9 persen, bahkan diharapkan mencapai angka 8 persen.
“Artinya, kami optimis dapat mencapainya dengan berbagai strategi, salah satunya adalah verifikasi dan validasi data yang intens kami lakukan,” ungkap Sutoto, Senin 6 Januari 2025.
Ia menjelaskan bahwa verifikasi data dilakukan secara menyeluruh mulai dari tingkat Kabupaten Pandeglang, yang melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani program penanggulangan kemiskinan, hingga tingkat kecamatan yang melibatkan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta di tingkat desa yang melibatkan operator desa.
Sutoto juga menambahkan bahwa penurunan angka kemiskinan secara makro ini turut berdampak pada penurunan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Pandeglang. Angka kemiskinan ekstrem yang sebelumnya tercatat 1,34 persen kini berhasil menurun menjadi 0,78 persen.
Lanjut Sutoto, bahwa pada tahun 2026, pihaknya menargetkan evaluasi terhadap angka kemiskinan pada 2025 sudah mendekati angka 0 persen. Hal ini, menurutnya, bertujuan agar target yang telah dimandatkan oleh Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 dapat tercapai dengan baik.
Sutoto mengungkapkan bahwa kemiskinan di Kabupaten Pandeglang masih menjadi yang tertinggi di antara kota/kabupaten lainnya di Provinsi Banten.
Penyebab utama kondisi ini adalah dampak langsung dari tingginya angka pengangguran terbuka, yang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan angka kemiskinan.
“Data yang terverifikasi dan tervalidasi akan menunjukkan beban pengeluaran masyarakat. Mereka yang menganggur tentu akan mengalami peningkatan beban pengeluaran,” jelas Sutoto.
Untuk mengatasi hal ini, strategi kedua yang diterapkan adalah dengan mengurangi beban pengeluaran masyarakat melalui implementasi bantuan sosial (Bansos) berbasis rumah tangga maupun individu.
“Program bantuan sosial dari pemerintah pusat yang bertujuan untuk meringankan beban pengeluaran warga masyarakat yang masuk dalam kategori rumah tangga miskin akan terus dilanjutkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkab Pandeglang akan mendorong strategi dan kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai upaya mengurangi angka kemiskinan.
“Karena faktornya yang menyebabkan dia miskin karena ekonomi yang berhubungan dengan masalah pekerjaan,” tambahnya.
Oleh karenanya, strategi pemberdayaan ini akan difokuskan pada usia produktif melalui pelatihan, penyediaan peralatan, modal, serta pendampingan agar masyarakat dapat terlepas dari jeratan kemiskinan.
“Maka di sini ada strategi yakni pemberdayaan ekonomi keluarga dan ini kita akan dipilih untuk prioritas usia produktif, jadi melalui pelatihan dan peralatan serta modal dan pendampingan sehingga bisa terentaskan dari kemiskinan tersebut,” pungkasnya.
Lebak Jadi Daerah Kedua Termiskin di Banten, Pemkab Klaim Sudah Tuntaskan Kemiskinan

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten merilis presentase daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi tahun 2024. Dari data tersebut, Lebak menempat posisi kedua dengan daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Banten.
Diketahui, persentase penduduk miskin di Banten berdasarkan data BPS tahun 2024, yang pertama ditempati Kabupaten Pandeglang 9,18 persen, Kabupaten Lebak 8,44 persen, Kabupaten Tangerang 6,55 persen, Kabupaten Serang 4,5 persen, Kabupaten Tangerang 5,43 persen, Kota Cilegon 3,75 persen, Kota Serang 5,65 persen dan Kota Tangerang Selatan 2,36 persen.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Lebak, Eka Darmana Putra mengklaim bahwa presentase kemiskinan di Lebak mulai turun berkat kerja keras dan usaha Pemkab Lebak.
“Lebak tingkat kemiskinannya 8,44 persen yang tertinggi Pandeglang 9,18 persen. Itu hasil upaya dan kerja keras Pemkab Lebak dalam optimalisasi penurunan angka kemiskinan melalui bansos, infrastruktur, pemberdayaan, dan lain-lain,” kata Eka, Selasa 7 Januari 2024.
Menurut Eka, melalaui strategi peningkatan pendapatan melalui program-program bansos, pengurangan beban pengeluaran melalui subsidi dan perlindungan sosial, serta pengurangan kantong kemiskinan melalui infrastruktur, Pemkab Lebak berhasil menurun presentasi kemiskinan.
“Pemkab Lebak telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan sejak pandemi covid 19 pada 4 tahun terakhir secara signifikan dari 10,6 persen, 9,7 persen, 8,9 persen dan saat ini sdh 8,4 persen,” terangnya.
“Selain itu kita sudah melaksanakan gebyar KLASIK (Kolaborasi Lebak Atasi Stunting Inflasi dan Kemiskinan ekstreem) sebanyak tiga tahap di puluhan titik dalam setahun mampu menurunkan angka miskin ekstrem dari 1,67 persen saat ini tinggal 0,82 persen,” sambungnya.
Eka berharap program gebyar KLASIK terus dilanjutkan, dalam mengentaskan dan menurunkan tingkat kemiskinan di Kabupaten Lebak.
“Program pemberdayaan, perlindungan, dan bantuan pengembangan usaha serta kolaborasi semua pihak terus ditingkatkan. Data BPS itu apa upaya yang selama ini dilakukan Pemda untuk menekan angka kemiskinan,” pungkasnya.