LINIMASSA.ID – Berbicara tentang lebih bahaya rokok tembakau atau rokok elektrik masih menjadi pertanyaan bagi para penikmat rokok.
Belakangan ini, perdebatan mengenai perbandingan risiko bahaya rokok tembakau dan rokok elektrik atau vape semakin ramai diperbincangkan.
Sebagian kalangan menilai bahwa rokok elektrik memiliki tingkat bahaya yang sama dengan rokok tembakau.
Namun, tak sedikit juga yang berpendapat bahwa vape justru memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. Dari sudut pandang kesehatan, penggunaan vape tetap menimbulkan kekhawatiran.
Menurut Dokter Abi Noya, seorang ahli kesehatan menjelaskan tentang bahaya rokok tembakau atau rokok elektrik.
Ia mengatakan, vape tidak boleh dianggap sebagai pilihan aman, terutama bagi orang-orang yang telah berhenti merokok atau yang belum pernah terpapar nikotin.
Dr. Abi Noya menjelaskan bahwa rokok tembakau mengandung berbagai senyawa kimia berbahaya bagi tubuh, salah satunya adalah nikotin. Nikotin merupakan zat yang membuat seseorang kecanduan, sehingga banyak perokok yang mengalami kesulitan untuk berhenti.
“Nikotin inilah yang menyebabkan banyak perokok sulit berhenti, karena sifatnya yang sangat adiktif,” jelas Dr. Abi Noya.
Menurutnya, ada beberapa metode yang bisa membantu seseorang berhenti merokok, seperti penggunaan obat-obatan terapi pengganti nikotin dan terapi lainnya. Namun, tingkat keberhasilannya masih relatif rendah, terutama bagi perokok berat yang biasa mengonsumsi lebih dari 20 batang rokok per hari.
“Bagi mereka, rokok sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Banyak perokok yang pernah berhenti, namun akhirnya kembali merokok,” tambah Dr. Abi, dikutip dari kanal YouTube Alodokter, Minggu 6 Oktober 2024.
Ia juga menyebutkan bahwa banyak perokok tembakau yang beralih ke vape karena cara penggunaannya mirip dengan rokok konvensional.
“Vape bisa memberikan kepuasan yang hampir sama dengan merokok, terutama jika dibandingkan dengan produk pengganti nikotin lainnya,” ujarnya.
Namun, Dr. Abi menekankan bahwa kandungan rokok tembakau dan vape sangat berbeda. Rokok tembakau mengandung zat-zat berbahaya seperti tar, karbon dioksida, hidrogen sianida, hidrokarbon, ammonia, kadmium, formaldehid, arsen, benzena, dan nitrosamin. Semua senyawa ini diketahui dapat menyebabkan berbagai penyakit, terutama pada paru-paru, jantung, dan organ tubuh lainnya.
“Zat-zat ini adalah penyebab utama dari risiko penyakit serius bagi perokok tembakau. Meskipun vape dianggap lebih aman karena tidak mengandung beberapa zat tersebut, risiko kesehatannya tetap ada, terutama bagi mereka yang belum pernah menggunakan nikotin sebelumnya,” katanya.
Namun, Penggunaan rokok elektrik atau vape berbeda dengan rokok tembakau, karena penggunanya menghirup aerosol atau uap, bukan asap. Uap ini dihasilkan dari cairan atau liquid yang mengandung nikotin, asam benzoat, propilen glikol, gliserol, dan zat penambah rasa.
“Jika dibandingkan dengan rokok biasa, rokok tembakau memang mengandung lebih banyak zat berbahaya. Dari sudut pandang ini, penggunaan vape bisa dianggap tidak seberbahaya rokok tembakau,” kata Dr. Abi Noya.
Namun, ia menegaskan bahwa hal ini bukan berarti vape sepenuhnya aman. Kandungan propilen glikol pada vape bisa menyebabkan iritasi pada mulut dan tenggorokan. Selain itu, kandungan nikotin dalam vape tetap membuat penggunanya berisiko kecanduan.
“Jika digunakan secara berlebihan, vape tetap dapat memicu gangguan kesehatan,” tambahnya.
Dr. Abi menjelaskan bahwa efek jangka panjang dari penggunaan vape, termasuk paparan zat penambah rasa yang terhirup ke dalam saluran pernapasan, masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
“Masih banyak yang belum diketahui tentang dampak jangka panjang vape pada kesehatan,” katanya.
Penelitian Bahaya Rokok Tembakau atau Elektrik

Ia mengatakan bahwa ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa baik asap rokok tembakau maupun uap vape dapat memberikan paparan nikotin kepada orang-orang di sekitarnya.
Meskipun kadar nikotin dalam uap vape 10 kali lebih rendah dibandingkan asap rokok tembakau, rokok tembakau juga mengandung banyak zat berbahaya lainnya yang dihasilkan dari proses pembakaran.
“Meskipun uap vape mengandung nikotin yang lebih rendah, sebaiknya tetap hindari ngevape di sekitar orang lain, terutama mereka yang rentan terhadap paparan nikotin seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang dengan kondisi kesehatan serius seperti penyakit jantung dan paru-paru,” paparnya.
Menurut Dr. Abi Noya bahwa dampak buruk penggunaan vape, berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa vape dapat menyebabkan disfungsi pada lapisan dinding pembuluh darah dan memicu stres oksidatif.
Kondisi ini terjadi ketika jumlah radikal bebas berlebih di dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko gangguan jantung.
Namun, ia menambahkan bahwa jika dibandingkan dengan rokok tembakau, dampak vape terhadap jantung dan sistem peredaran darah tersebut berada pada tingkat yang lebih rendah.
“Meski rokok tembakau dan vape sama-sama dapat berdampak buruk bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, risiko dari penggunaan vape terbukti lebih rendah dibandingkan perokok tembakau,” ungkapnya.
Dr. Abi menjelaskan bahwa kesimpulannya, kandungan vape saat ini dinilai memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan bahaya rokok tembakau, asalkan alat vape berkualitas baik dan tidak digunakan secara berlebihan.
“Tapi, saya kembali mengingatkan bahwa produk ini tidak sepenuhnya aman bagi kesehatan. Meski risikonya lebih rendah dibanding rokok tembakau, vape tetap membahayakan kesehatan. Namun, bagi perokok berat, vape bisa menjadi alternatif untuk mengurangi risiko dari rokok tembakau,” jelasnya.
Selain itu, bahwa efek kepuasan nikotin dari penggunaan vape biasanya bekerja lebih cepat dibandingkan rokok tembakau. Hal ini diharapkan membuat pengguna vape tidak perlu terlalu sering menghirup nikotin seperti perokok tembakau yang harus menghabiskan beberapa batang rokok untuk mencapai kepuasan nikotin.
Dr. Abi menegaskan bahwa meskipun vape tampak lebih aman, pengguna tetap perlu berhati-hati dan tidak menggunakan vape secara berlebihan demi menjaga kesehatan tubuh.